Indonesia Diundang China untuk Bergabung dalam Rantai Pasok Global
China mengundang Indonesia untuk bergabung dalam rantai pasok dan industri mereka melalui pameran 'The 3rd China International Supply Chain Expo' di Beijing pada Juli mendatang, menawarkan peluang emas bagi pebisnis Indonesia.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Dewan China untuk Promosi Perdagangan Internasional (CCPIT) secara resmi mengundang para pebisnis Indonesia untuk bergabung dalam rantai pasok dan industri China. Undangan ini disampaikan melalui Kepala CCPIT di Indonesia, Li Feng, yang mengumumkan penyelenggaraan 'The 3rd China International Supply Chain Expo' (CISCE) di Beijing pada 16-20 Juli 2024. Tujuannya adalah untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan memberikan peluang bisnis bagi perusahaan Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global. Hal ini dilakukan melalui sebuah roadshow di Jakarta yang bertujuan untuk menarik minat pengusaha Indonesia.
Peluang ini dianggap penting karena China merupakan pusat utama rantai pasok global. Keikutsertaan dalam CISCE diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk Indonesia dan membuka akses ke teknologi terbaru. Pameran ini menjadi strategi untuk mengoptimalkan efisiensi dan daya saing rantai pasok perusahaan-perusahaan yang terlibat.
Dengan tema "Menghubungkan Dunia, Menciptakan Masa Depan Bersama", pameran ini diharapkan dapat memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dan China, khususnya dalam menghadapi tantangan perdagangan global saat ini. Kolaborasi ini dianggap penting untuk meningkatkan ketahanan dan efisiensi rantai pasokan di tingkat regional dan global.
Peluang Emas bagi Bisnis Indonesia di China International Supply Chain Expo
China International Supply Chain Expo (CISCE) menawarkan peluang signifikan bagi perusahaan Indonesia. Sekitar 40-60 perusahaan terkemuka China dengan kekuatan teknis dan inovasi tinggi akan berpartisipasi. Ini merupakan kesempatan untuk menjalin kemitraan strategis, meningkatkan daya saing produk, dan mengakses teknologi terkini dari perusahaan-perusahaan terdepan di China.
Pameran ini mencakup enam rantai utama: manufaktur maju, energi bersih, kendaraan pintar, teknologi digital, kehidupan sehat, dan pertanian hijau, serta zona layanan rantai pasok. Keragaman sektor ini memungkinkan perusahaan Indonesia untuk mengeksplorasi berbagai peluang kolaborasi sesuai dengan bidang usaha mereka.
Menurut Li Feng, CISCE merupakan kesempatan emas untuk memahami dan bergabung dalam rantai industri dan pasok China. Ia menekankan pentingnya peran China sebagai pusat utama rantai pasok global dan potensi besar yang ditawarkan bagi perusahaan-perusahaan yang ingin meningkatkan daya saing dan restrukturisasi rantai pasok mereka. "Chain Expo adalah kesempatan emas untuk memahami dan bergabung dalam rantai industri dan pasok China. China adalah pusat utama rantai pasok global, dengan banyak perusahaan pemimpin industri yang memainkan peran inti," kata Li.
Dukungan dari Asosiasi Bisnis dan Pemerintah
Abdul Alek Soelistyo dari PERPIT (Perkumpulan Pengusaha China Indonesia) melihat CISCE sebagai langkah konkret untuk mempertemukan perusahaan, pemerintah, dan lembaga pemikir guna mendorong kolaborasi dan inovasi dalam rantai industri dan pasokan. Ia optimis bahwa kerja sama yang lebih erat antara China dan Indonesia akan saling menguntungkan dan meningkatkan ketahanan rantai pasokan global.
Senada dengan hal tersebut, Deden Muhammad Fajar Shiddiq dari Kementerian Perdagangan Indonesia menekankan pentingnya peningkatan hubungan Indonesia-China di tengah ketidakpastian ekonomi global. Ia melihat CISCE sebagai platform penting untuk memperluas pasar ekspor bagi pengusaha Indonesia dan memperkuat kemitraan dengan pengusaha China. "CISCE juga menjadi platform penting untuk memperdalam kemitraan sekaligus memberikan kesempatan bagi pengusaha Indonesia untuk bisa memperluas pasar ekspor mereka dan juga bagi pengusaha Tiongkok untuk bisa menjalin kerjasama dengan pengusaha-pengusaha yang ada di Indonesia," ujar Deden.
Tahun ini menandai 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-China. Kolaborasi ekonomi melalui CISCE diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral kedua negara dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi masing-masing.
Dengan adanya dukungan dari asosiasi bisnis dan pemerintah, partisipasi Indonesia dalam CISCE diharapkan akan sangat produktif dan menghasilkan kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan bagi kedua negara. Pameran ini menjadi bukti nyata komitmen kedua negara untuk meningkatkan kerja sama ekonomi di tengah tantangan global.
Partisipasi dalam CISCE diharapkan akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia, membuka peluang pasar baru, dan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong diversifikasi pasar ekspor dan meningkatkan nilai tambah produk Indonesia.