IBC Yakin Indonesia Bisa Transformasi Ekonomi seperti China, Wujudkan Kesejahteraan
Indonesian Business Council (IBC) optimis Indonesia mampu mentransformasi ekonomi mirip China, memanfaatkan sumber daya alam dan bonus demografi untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesejahteraan.

Jakarta, 20 Februari 2025 - Indonesian Business Council (IBC), asosiasi yang terdiri dari CEO, pemimpin bisnis, dan industri di Indonesia, meyakini Indonesia mampu melakukan transformasi ekonomi serupa dengan China. Transformasi ini diyakini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini disampaikan Ketua Dewan Pengawas IBC, Arsjad Rasjid, di Jakarta, Kamis (20/2).
Arsjad menekankan potensi Indonesia yang luar biasa, terutama kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya alam ini, menurutnya, dapat menjadi penggerak utama perekonomian nasional. Namun, keberhasilan transformasi ekonomi ini bergantung pada kemampuan pemerintah dalam membangun ekosistem industri yang berkelanjutan dan memanfaatkan kekuatan regional.
Lebih lanjut, Arsjad menjelaskan pentingnya sinergi antara industri dan talenta lokal. "Dengan menghubungkan industri dengan talenta lokal, kita tidak hanya menciptakan lapangan kerja tetapi juga meningkatkan daya saing nasional," ujarnya. Ia juga menyoroti pentingnya memanfaatkan bonus demografi yang dimiliki Indonesia, sebuah peluang yang hanya datang sekali dalam beberapa generasi.
Strategi Transformasi Ekonomi ala China
Arsjad Rasjid menyarankan agar Indonesia mencontoh keberhasilan strategi industrialisasi China. Indonesia, menurutnya, harus segera memfokuskan strategi pertumbuhan ekonomi pada sektor-sektor dengan dampak besar, seperti manufaktur, energi hijau, dan ekonomi digital. Hal ini penting mengingat bonus demografi Indonesia yang terbatas waktunya.
Ia menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif, dan berkelanjutan hanya dapat dicapai melalui kolaborasi kuat antara pemerintah dan sektor swasta. Hal ini senada dengan pernyataan IBC sebelumnya yang menekankan perlunya kolaborasi konkret dari berbagai pemangku kepentingan untuk mewujudkan kesejahteraan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi domestik.
Sebagai bentuk komitmen nyata, IBC menyelenggarakan Indonesia Economic Summit (IES) 2025. IES 2025 mempertemukan 1.500 peserta dari 48 negara, yang terdiri dari pembuat kebijakan, pemimpin bisnis, pakar, dan akademisi. Acara ini diharapkan dapat menjadi titik balik, mengubah gagasan menjadi langkah konkret demi mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Indonesia Economic Summit 2025: Kolaborasi untuk Kesejahteraan
Ketua Dewan Pengawas IBC, Arsjad Rasjid, pada Selasa (18/2), menyatakan harapannya agar IES 2025 bukan hanya sekadar ajang pertemuan, melainkan menjadi momentum penting. "Kami ingin memastikan bahwa diskusi yang dilakukan di IES 2025 mampu melahirkan dampak signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat," katanya. IES 2025 diharapkan menjadi platform untuk merumuskan strategi dan kebijakan yang tepat guna mencapai tujuan tersebut.
Dengan memanfaatkan sumber daya alam, bonus demografi, dan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan swasta, Indonesia memiliki potensi besar untuk mentransformasi ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Keberhasilan transformasi ekonomi ini akan bergantung pada strategi yang tepat, implementasi yang efektif, dan komitmen semua pihak yang terlibat.
IBC optimistis bahwa dengan langkah-langkah strategis dan kolaborasi yang kuat, Indonesia dapat mengikuti jejak keberhasilan China dalam transformasi ekonomi. Hal ini akan membuka peluang yang lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.