Indonesia Luncurkan Aksi Nasional Tangani Empat Jenis Kanker Prioritas
Pemerintah Indonesia meluncurkan rencana aksi nasional untuk mengatasi empat kanker prioritas, dengan target utama eradikasi kanker serviks dan penurunan angka kematian akibat kanker payudara, paru-paru, dan usus besar.
![Indonesia Luncurkan Aksi Nasional Tangani Empat Jenis Kanker Prioritas](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/000217.155-indonesia-luncurkan-aksi-nasional-tangani-empat-jenis-kanker-prioritas-1.jpg)
Jakarta, 2 April 2024 - Pemerintah Indonesia resmi meluncurkan Rencana Aksi Nasional untuk menangani empat jenis kanker prioritas. Sasaran utamanya adalah memberantas kanker serviks dan mengurangi tingkat keparahan kanker payudara, paru-paru, dan usus besar. Langkah ini penting mengingat tingginya angka kematian akibat kanker di Indonesia.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, menjelaskan tujuan utama program ini. "Tujuannya adalah menurunkan stadium kanker saat diagnosis pertama untuk meningkatkan angka harapan hidup dan mengurangi biaya pengobatan," ujar Tarmizi pada Selasa lalu.
Data menunjukkan kanker menjadi penyebab kematian ketiga terbesar di Indonesia setelah stroke dan penyakit jantung. Setiap tahunnya, tercatat sekitar 408.661 kasus baru dengan 242.988 kematian. Biaya pengobatan kanker pun sangat tinggi; berdasarkan data BPJS Kesehatan tahun 2023, biaya pengobatan mencapai Rp5,9 triliun (sekitar USD 348 juta), menempati posisi kedua masalah kesehatan termahal di Indonesia.
Tingginya angka kematian pasien kanker dewasa, sekitar 70 persen, menjadi perhatian serius. Situasi lebih memprihatinkan pada kasus kanker anak, di mana angka kematiannya mencapai 70-80 persen. Hal ini dikarenakan banyak kasus terdeteksi pada stadium lanjut (stadium 3 atau 4).
Untuk kanker serviks, pemerintah menekankan pentingnya vaksinasi untuk mencegah infeksi penyebab kanker ini. Vaksinasi dinilai sebagai kunci potensial dalam eliminasi kanker serviks. Rencana aksi hingga 2030 menargetkan 90 persen anak usia 15 tahun mendapatkan vaksin, dan 75 persen perempuan usia 30-69 tahun menjalani skrining HPV DNA.
Selain itu, program deteksi dini diperluas untuk berbagai jenis kanker. Untuk kanker serviks, dilakukan pemeriksaan IVA dan PV DNA. Deteksi dini kanker payudara menggunakan SADANIS (pemeriksaan payudara klinis), SADARI (pemeriksaan payudara sendiri), dan USG. Kanker paru-paru melalui skrining khusus, dan kanker usus besar melalui skrining dan tes darah samar.
Deteksi dini kanker anak dilakukan melalui pemeriksaan mata pada anak usia 2-5 tahun. Selain itu, skrining talasemia dilakukan pada siswa kelas tujuh dengan riwayat keluarga, serta calon pengantin. Untuk mendukung rencana ini, pemerintah juga menyiapkan rencana nasional kanker 2024-2034 yang melibatkan tenaga kesehatan, industri farmasi, industri alat kesehatan, dan masyarakat luas untuk meningkatkan layanan pasien secara holistik.
Program dukungan layanan kanker ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan kanker di rumah sakit. Penyediaan fasilitas dan infrastruktur dilakukan bertahap sesuai peta jalan pengembangan dukungan kanker nasional. Pengadaan alat-alat seperti mamografi, LINAC, CT simulator, dan brachytherapy akan dilakukan bertahap hingga 2027.