Indonesia-Malaysia Jalin Kerja Sama Pendidikan Vokasi, Sasar 1.500 Mahasiswa Indonesia
Malaysia dan Indonesia resmi bekerja sama dalam pendidikan teknikal dan vokasional (TVET), menargetkan 1.500 mahasiswa Indonesia per tahun untuk belajar di Malaysia.

Jakarta, 21 April 2024 - Indonesia dan Malaysia resmi memperkuat kerja sama di bidang pendidikan teknikal dan vokasional (TVET). Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan Surat Pernyataan Minat (LoI) oleh kedua negara, membuka peluang besar bagi pelajar Indonesia untuk mengakses pendidikan vokasi berkualitas di Malaysia. Kerja sama ini diinisiasi selama kunjungan kerja Wakil Perdana Menteri Malaysia, Dato’ Seri Ahmad Zahid Hamidi, ke Indonesia pada 20-22 April 2024.
Penandatanganan LoI ini bertujuan untuk mempromosikan program TVET Malaysia kepada pelajar Indonesia. "LoI ini ditujukan untuk mempromosikan produk pendidikan TVET dan mata pelajaran teknikal lainnya kepada pelajar dari Indonesia. Kita bekerja sama supaya sistem pendidikan melalui ekosistem teknikal ini dapat diberi peluang kepada pelajar Indonesia," jelas Wakil Perdana Menteri Malaysia, Dato’ Seri Ahmad Zahid Hamidi di Jakarta.
Kerja sama ini mencakup berbagai aspek, mulai dari riset bersama hingga kemitraan industri, menunjukkan komitmen nyata kedua negara dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang teknik dan vokasi. Hal ini sejalan dengan upaya Indonesia untuk mempersiapkan tenaga kerja terampil yang mampu bersaing di pasar global.
Kerja Sama UniKL dengan Pemerintah Daerah di Indonesia
Dalam kunjungannya, Wakil Perdana Menteri Malaysia menyaksikan penandatanganan dua LoI penting. Pertama, antara Universiti Kuala Lumpur (UniKL) dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Kerja sama ini berfokus pada pengembangan program TVET melalui riset bersama, pertukaran mahasiswa, kemitraan industri, dukungan teknis, dan alih kredit. Inisiatif ini mendukung visi Jakarta sebagai pusat ekonomi global dengan menyediakan tenaga kerja terampil di bidang infrastruktur, perencanaan kota, dan administrasi publik.
Kedua, LoI ditandatangani antara UniKL dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Kerja sama ini unik karena fokus pada program Ulul Albab Hufaz TVET Minangkabau, yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam dan budaya Minangkabau dalam pelatihan vokasi. Program ini bertujuan memberdayakan para hafiz Al-Qur'an dengan keahlian teknikal dan kewirausahaan, guna memenuhi kebutuhan industri lokal dan global.
Kedua kerja sama ini memiliki jangka waktu lima tahun dan akan memanfaatkan sumber daya akademik dan kapasitas riset UniKL, didukung oleh kebijakan pemerintah daerah dan jejaring industri di Indonesia. "Kami juga menawarkan tempat-tempat untuk pelajar-pelajar Indonesia untuk belajar. Terutamanya di universitas yang dikenali sebagai MTUN (Malaysian Technical University Network), yaitu enam universitas yang menawarkan bidang teknik dan teknikal, bukan hanya untuk pelajar Malaysia tetapi juga pelajar tingkat internasional," tambah Wakil Perdana Menteri Malaysia.
Potensi Besar dan Target Keikutsertaan Mahasiswa Indonesia
Data dari Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia menunjukkan bahwa pada tahun 2024, terdapat 11.455 mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Malaysia. Angka ini semakin menguatkan potensi besar kerja sama ini. Data dari Education Malaysia Global Services (EMGS) juga menunjukkan peningkatan sebesar 28 persen dalam permohonan baru mahasiswa Indonesia ke Malaysia pada tahun 2024 dibandingkan tahun 2023.
UniKL sendiri menargetkan untuk menarik 1.000 hingga 1.500 pendaftar dari Indonesia setiap tahunnya. DKI Jakarta dan Sumatera Barat menjadi zona rekrutmen utama pada tahap awal. Target ini sejalan dengan kebijakan Malaysia dalam mengekspor pendidikan dan mendorong mobilitas akademik di kawasan ASEAN.
Kerja sama pendidikan vokasi antara Indonesia dan Malaysia ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di kedua negara, sekaligus memperkuat hubungan bilateral yang saling menguntungkan. Dengan adanya akses yang lebih mudah bagi pelajar Indonesia ke pendidikan TVET berkualitas di Malaysia, diharapkan akan tercipta tenaga kerja yang lebih terampil dan siap menghadapi tantangan global.