Inflasi Belitung Tembus 0,95 Persen: Cuaca Buruk Jadi Biang Keladi
Inflasi di Belitung pada April 2025 mencapai 0,95 persen, didorong cuaca buruk yang menyebabkan kenaikan harga ikan dan komoditas pangan lainnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Belitung mengumumkan inflasi bulan ke bulan pada April 2025 mencapai angka 0,95 persen. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh faktor cuaca buruk dan gelombang tinggi yang melanda wilayah tersebut. Peristiwa ini terjadi di Tanjung Pandan, Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada bulan April 2025.
Plt Kepala BPS Belitung, Muhammad Syafiudin, menjelaskan bahwa cuaca buruk secara signifikan mengurangi hasil tangkapan nelayan, sehingga pasokan ikan ke pasar menjadi terbatas. Kondisi ini berdampak langsung pada lonjakan harga ikan, yang menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi terbesar.
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang inflasi terbesar, mencapai 0,84 persen. Kenaikan harga ini tidak hanya terjadi pada komoditas ikan, tetapi juga sayuran seperti sawi hijau dan kangkung, yang permintaannya meningkat tajam selama periode Idul Fitri 1446 Hijriah.
Cuaca Buruk dan Lonjakan Harga Ikan
Cuaca buruk dan gelombang tinggi yang melanda perairan Belitung selama April 2025 menjadi penyebab utama penurunan hasil tangkapan nelayan. Akibatnya, pasokan ikan ke pasar-pasar di Belitung menjadi terbatas, sehingga harga ikan bulat, ikan kerisi, dan beberapa jenis ikan lainnya mengalami kenaikan signifikan. Kenaikan harga ikan bulat misalnya, berkontribusi sebesar 0,17 persen terhadap inflasi bulan ke bulan.
"Penyebab utama kenaikan adalah cuaca buruk dan gelombang tinggi yang mengurangi hasil tangkapan para nelayan," ungkap Syafiudin dalam rilis Berita Resmi Statistik (BRS).
Situasi ini diperparah dengan meningkatnya permintaan ikan selama Idul Fitri 1446 Hijriah. Permintaan yang tinggi di tengah pasokan yang terbatas menyebabkan harga ikan melambung tinggi, memberikan andil besar terhadap inflasi di Belitung.
Selain itu, peningkatan harga sawi hijau (0,12 persen) dan ikan kerisi (0,11 persen) juga turut berkontribusi terhadap angka inflasi.
Dampak Lebaran dan Faktor Lainnya
Selain faktor cuaca, peningkatan permintaan komoditas pangan selama Idul Fitri 1446 Hijriah juga turut mempengaruhi inflasi. Kenaikan permintaan sayur-mayur, seperti sawi hijau dan kangkung, di tengah keterbatasan pasokan akibat cuaca buruk, menyebabkan harga kedua komoditas tersebut meningkat.
"Selanjutnya adalah permintaan sayur dan bahan kebutuhan pokok naik pada Idul Fitri 1446 Hijriah sehingga dengan terbatasnya pasokan di sejumlah pasar membuat harga beberapa komoditas sayuran meningkat harga sawi hijau dan kangkung," jelas Syafiudin.
Sementara itu, kenaikan harga bawang merah disebabkan oleh gagal panen akibat banjir di sejumlah wilayah. Banjir tersebut menghambat pasokan bawang merah ke pasar, sehingga harganya pun ikut meningkat.
Sebagai catatan, harga tiket pesawat yang sempat turun selama periode mudik Idul Fitri, kembali normal setelah periode tersebut berakhir.
Kesimpulan
Inflasi di Belitung pada bulan April 2025 didominasi oleh kenaikan harga komoditas pangan, terutama ikan, yang dipengaruhi oleh cuaca buruk dan gelombang tinggi. Meningkatnya permintaan selama Idul Fitri serta faktor-faktor lain seperti gagal panen bawang merah juga turut berkontribusi terhadap angka inflasi 0,95 persen.