Investasi Pabrik Furikake Jepang di Jabar: Solusi Gizi dan Transfer Teknologi
Asosiasi Furikake Internasional jajaki investasi pembangunan pabrik di Jawa Barat untuk produksi dan ekspor furikake, sekaligus mengatasi masalah stunting.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Asosiasi Furikake Internasional (IFA) mengunjungi Jawa Barat pada Rabu, 14 Mei 2024, untuk menjajaki investasi pembangunan pabrik furikake. Investasi ini bertujuan memproduksi bumbu makanan bergizi tersebut di Jawa Barat, memanfaatkan bahan baku lokal, dan diekspor ke Jepang. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan gizi masyarakat Jawa Barat, khususnya dalam upaya mengatasi masalah stunting, serta mentransfer teknologi kepada tenaga kerja lokal. Pemprov Jabar menyambut baik rencana ini dan menawarkan berbagai fasilitas, termasuk lahan di Kabupaten Bandung.
Langkah ini diinisiasi oleh IFA yang melihat potensi besar Jawa Barat sebagai lokasi produksi furikake. Dengan memanfaatkan bahan baku lokal seperti sayuran, ikan, dan rumput laut, pabrik ini diharapkan dapat berkontribusi pada perekonomian daerah dan menciptakan lapangan kerja. Selain itu, ekspor furikake ke Jepang juga akan meningkatkan pendapatan negara.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) sangat antusias menyambut rencana investasi ini. Hal ini sejalan dengan upaya Pemprov Jabar dalam meningkatkan gizi masyarakat dan menurunkan angka stunting yang masih cukup tinggi di Jawa Barat. Investasi ini diharapkan menjadi solusi praktis untuk meningkatkan asupan gizi masyarakat, terutama anak-anak.
Investasi Furikake: Solusi untuk Stunting di Jabar?
Pembangunan pabrik furikake di Jawa Barat, yang direncanakan berlokasi di Kabupaten Bandung, akan memanfaatkan sumber daya lokal. Hal ini meliputi penggunaan bahan baku lokal seperti sayuran, ikan, dan rumput laut, serta penyerapan tenaga kerja lokal. Dengan demikian, investasi ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.
Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Herman Suryatman, menyatakan bahwa studi kelayakan (feasibility study) untuk investasi ini diharapkan dapat dilakukan pada tahun 2025. Pemprov Jabar memberikan dukungan penuh dan jaminan kemudahan perizinan bagi investor yang serius.
Kerja sama ini juga diharapkan dapat menghasilkan transfer teknologi dari Jepang ke Indonesia. Teknologi pengolahan furikake yang modern dan efisien dapat meningkatkan kualitas produk dan daya saing di pasar internasional.
Pemerintah daerah juga akan bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memastikan keamanan dan mutu produk furikake sebelum didistribusikan ke masyarakat, khususnya untuk program bantuan furikake bagi anak-anak.
Furikake: Alternatif Asupan Gizi untuk Cegah Stunting
Herman Suryatman menekankan pentingnya furikake sebagai alternatif asupan gizi untuk mencegah malnutrisi, khususnya stunting. Furikake, dengan kandungan nutrisinya yang kaya, dapat menjadi solusi praktis untuk meningkatkan asupan gizi anak-anak.
Prevalensi stunting di Jawa Barat masih cukup tinggi, yaitu sekitar 16 persen. Pemprov Jabar menargetkan penurunan angka stunting hingga di bawah 5 persen. Peningkatan asupan nutrisi, salah satunya melalui konsumsi furikake, dianggap sebagai salah satu kunci keberhasilan program tersebut.
Furikake, sebagai makanan yang praktis dan bergizi, dinilai dapat membantu mengatasi masalah stunting di Jawa Barat. Kandungan nutrisi yang sebanding dengan bahan makanan segar menjadikannya pilihan yang tepat untuk meningkatkan asupan gizi anak-anak.
Direktur International Furikake Association, Shintaro Matsue, menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan Pemprov Jabar dalam upaya meningkatkan gizi masyarakat Jawa Barat. Ia berkomitmen untuk mendukung program-program peningkatan gizi, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa.
Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan akan tercipta solusi yang efektif dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah stunting di Jawa Barat, sekaligus meningkatkan perekonomian daerah melalui investasi dan ekspor.