Jaksel Fokus Pemberantasan Sarang Nyamuk Tekan Kasus DBD
Sudinkes Jaksel gencarkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di 10 kecamatan dengan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi untuk menekan angka kasus yang mencapai 2.513 pada tahun 2024.
Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Selatan meningkatkan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk mengatasi tingginya kasus demam berdarah dengue (DBD). Hal ini dilakukan sebagai respon terhadap angka kasus DBD yang signifikan di sejumlah wilayah Jakarta Selatan. Upaya intensif ini menjadi fokus utama guna menekan laju penyebaran penyakit yang berbahaya ini.
Kepala Sudinkes Jakarta Selatan, Yudi Dimyati, menjelaskan strategi yang diterapkan. "Kami melakukan gerebek PSN pada daerah dengan kasus yang tinggi," ujar Yudi saat dihubungi beberapa waktu lalu. Peningkatan frekuensi PSN menjadi dua kali dalam seminggu merupakan bagian dari strategi tersebut. Sasarannya adalah sedikitnya 50 rumah per minggu untuk tindakan PSN.
Tingginya kasus DBD di Jakarta Selatan, menurut Yudi, disebabkan banyaknya genangan air yang menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk. Untuk mengatasi ini, peran Juru Pemantau Jentik (Jumantik) mandiri ditingkatkan. Jumantik ini berperan aktif melakukan PSN di rumah dan tempat kerja masing-masing sebagai upaya pencegahan dini.
Selain PSN rutin, Sudinkes Jaksel juga melakukan berbagai langkah lain. Pengasapan serentak di daerah rawan dan sekolah dengan kasus DBD tinggi menjadi bagian penting dari strategi ini. Pemberian abate secara selektif massal di RW dengan kasus tinggi juga dilakukan. Tak lupa, penyelidikan epidemiologi kasus DBD dan pengasapan terfokus pada lokasi dengan penyelidikan epidemiologi (PE) positif.
Koordinasi antar sektor juga menjadi kunci. "Kami juga melakukan koordinasi dengan lintas program, lintas sektor dan fasilitas kesehatan seperti RSUD dan puskesmas untuk langkah antisipasi peningkatan kasus DBD," tambah Yudi. Kerjasama ini bertujuan untuk penanganan yang komprehensif dan efektif.
Data menunjukkan bahwa Sudinkes Jakarta Selatan menangani 2.513 kasus DBD pada tahun 2024. Kecamatan dengan kasus tertinggi adalah Mampang Prapatan (322), diikuti Pasar Minggu (307), Jagakarsa (291), Kebayoran Baru (275), Kebayoran Lama (275), Pesanggrahan (252), Setiabudi (250), Tebet (189), Pancoran (184), dan Cilandak (168). Perlu diketahui, angka kasus DBD di DKI Jakarta secara keseluruhan mencapai 13.287 kasus pada periode yang sama, dengan Jakarta Barat mencatat angka tertinggi (3.730 kasus).
Dengan berbagai strategi tersebut, Sudinkes Jakarta Selatan berupaya menekan angka kasus DBD dan melindungi warganya dari ancaman penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti ini. Upaya pencegahan dan pengendalian secara komprehensif diharapkan dapat memberikan dampak signifikan dalam menurunkan angka kasus DBD di Jakarta Selatan.