6.263 Kasus DBD di Sumsel Sepanjang 2024, Palembang Tertinggi
Dinas Kesehatan Sumsel melaporkan 6.263 kasus DBD di Sumsel sepanjang 2024, dengan Palembang mencatatkan angka tertinggi dan 37 kematian, serta berbagai upaya pencegahan telah dilakukan.
![6.263 Kasus DBD di Sumsel Sepanjang 2024, Palembang Tertinggi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/120044.575-6263-kasus-dbd-di-sumsel-sepanjang-2024-palembang-tertinggi-1.jpeg)
Kabar Terbaru Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sumatera Selatan
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (Dinkes Sumsel) baru-baru ini merilis data yang cukup mengkhawatirkan terkait kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah tersebut. Sepanjang tahun 2024, tercatat sebanyak 6.263 kasus DBD di Sumsel, dengan jumlah kematian mencapai 37 orang. Angka ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat Sumsel.
Kasus DBD Tertinggi di Palembang
Dari total kasus tersebut, Kota Palembang mencatatkan angka tertinggi dengan 6.263 kasus dan 14 kematian. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya di Sumsel. Kondisi ini tentu membutuhkan penanganan yang lebih intensif di Kota Palembang.
Beberapa daerah lain juga melaporkan jumlah kasus DBD yang signifikan. Banyuasin mencatat 634 kasus, Musi Banyuasin 507 kasus, OKU Timur 503 kasus, dan Kota Prabumulih 455 kasus. Daerah-daerah lain seperti OKU, Ogan Ilir, Muara Enim, dan Lahat juga melaporkan ratusan kasus DBD.
Upaya Pencegahan DBD di Sumsel
Menanggapi tingginya angka kasus DBD, Dinkes Sumsel telah melakukan berbagai upaya pencegahan. Sosialisasi masif kepada masyarakat menjadi langkah utama, menekankan pentingnya pemberantasan sarang nyamuk (PSN). PSN dilakukan melalui pembersihan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, pemeliharaan ikan pemakan jentik, dan fogging.
Selain itu, Dinkes Sumsel juga mendorong masyarakat untuk menerapkan langkah-langkah pencegahan mandiri. Masyarakat diimbau untuk menggunakan lotion pengusir nyamuk, memasang kelambu, dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Langkah-langkah ini dinilai efektif untuk mengurangi risiko penularan DBD.
Langkah-langkah Strategis Dinkes Sumsel
Dinkes Sumsel juga telah merencanakan beberapa strategi jangka panjang untuk menekan angka kasus DBD. Distribusi larvasida DBD, insektisida cynoff, dan RDT chikungunya akan dilakukan secara merata. Lebih lanjut, pengembangan wolbachia, yang terbukti mampu menurunkan kesakitan dengue hingga 77 persen dan angka rawat inap hingga 86 persen, juga akan menjadi fokus utama. Program imunisasi dengue juga sedang dalam perencanaan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sumsel, Ira Primadesa, menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam upaya pencegahan DBD. “Untuk mengurangi risiko, kami berharap warga menggunakan lotion pengusir nyamuk dan memasang kelambu,” ujar Ira dalam keterangan persnya.
Kesimpulan
Tingginya angka kasus DBD di Sumsel pada tahun 2024 menjadi perhatian serius. Upaya pencegahan yang dilakukan Dinkes Sumsel, baik melalui sosialisasi, PSN, maupun rencana distribusi berbagai alat dan program jangka panjang, diharapkan mampu menekan angka kasus DBD di masa mendatang. Partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan menerapkan langkah-langkah pencegahan mandiri sangat penting untuk keberhasilan program ini.