Demak Optimalkan Satu Rumah Satu Jumantik untuk Cegah DBD
Pemkab Demak gencar cegah DBD dan leptospirosis dengan optimalisasi 'satu rumah satu jumantik', PSN, serta sosialisasi masif kepada masyarakat, terutama pasca peningkatan kasus signifikan dalam tiga tahun terakhir.
![Demak Optimalkan Satu Rumah Satu Jumantik untuk Cegah DBD](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/000125.582-demak-optimalkan-satu-rumah-satu-jumantik-untuk-cegah-dbd-1.jpg)
Demak, Jawa Tengah - Pemerintah Kabupaten Demak terus berupaya menekan angka Demam Berdarah Dengue (DBD) yang tengah meningkat. Salah satu strategi kunci yang dijalankan adalah optimalisasi gerakan 'satu rumah satu juru pemantau jentik' (jumantik).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Demak, Ali Maimun, menjelaskan bahwa selain mengoptimalkan jumantik, Pemkab Demak juga gencar melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara rutin setiap pekan. "PSN lebih efektif daripada fogging," ujarnya dalam Pertemuan Koordinasi Pencegahan dan Pengendalian DBD serta zoonosis, Senin lalu. Meskipun demikian, fogging tetap menjadi alternatif, bersama dengan pemberian bubuk larvasida dan ikanisasi di tempat penampungan air.
Kasus DBD Meningkat
Data Dinkes Demak menunjukkan peningkatan kasus DBD yang mengkhawatirkan dalam tiga tahun terakhir. Pada tahun 2022, tercatat 305 kasus dengan tiga kematian. Angka ini meningkat menjadi 285 kasus (dua kematian) di tahun 2023, dan melonjak lagi menjadi 334 kasus (empat kematian) di tahun 2024. Peningkatan ini menjadi perhatian serius bagi Pemkab Demak.
Langkah Pemkab Demak untuk mengatasi masalah ini tidak hanya berfokus pada pemberantasan nyamuk. Sekretaris Daerah Kabupaten Demak, Akhmad Sugiharto, menekankan pentingnya peningkatan kesadaran masyarakat dan penguatan peran sekolah dalam pencegahan DBD. Beliau juga menyoroti perlunya optimalisasi gerakan pemberantasan jentik.
Leptospirosis: Ancaman Lain
Selain DBD, Pemkab Demak juga waspada terhadap ancaman leptospirosis, penyakit yang dapat menyebar melalui kencing tikus, terutama saat musim hujan dan banjir. "Sosialisasi yang lebih masif diperlukan," tegas Akhmad Sugiharto. Dinkes Demak dan puskesmas akan gencar mensosialisasikan pencegahan leptospirosis ke masyarakat dan sekolah-sekolah.
Data kasus leptospirosis juga menunjukkan tren peningkatan. Tahun 2022 tercatat 42 kasus dengan 13 kematian, tahun 2023 sebanyak 53 kasus (enam kematian), dan tahun 2024 mencapai 65 kasus (lima kematian). Pemkab Demak akan menggerakkan tim kerja bakti pascabanjir untuk membersihkan lingkungan dan mencegah penyebaran penyakit menular.
Strategi Terpadu
Pemkab Demak menerapkan strategi terpadu untuk mengatasi masalah DBD dan leptospirosis. Optimalisasi 'satu rumah satu jumantik' menjadi ujung tombak dalam deteksi dini dan pencegahan. PSN rutin, fogging, bubuk larvasida, dan ikanisasi menjadi bagian dari strategi pengendalian vektor. Sementara itu, sosialisasi masif dan kerja bakti pascabanjir bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan membersihkan lingkungan.
"Koordinasi lintas sektor dan lintas program sangat penting untuk menghasilkan langkah-langkah strategis yang efektif dalam mengendalikan penyebaran penyakit menular di Kabupaten Demak," pungkas Akhmad Sugiharto. Harapannya, langkah-langkah komprehensif ini dapat menekan angka DBD dan leptospirosis di Demak.