KAI Sumut Tutup 35 Perlintasan Liar demi Keselamatan
PT KAI Divre I Sumut menutup 35 perlintasan kereta api liar di berbagai lintas di Sumut pada 2024 untuk meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api dan pengguna jalan, menyusul tingginya angka kecelakaan di perlintasan sebidang.

Medan, 14 Februari 2024 - Demi keselamatan bersama, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara (KAI Divre I Sumut) resmi menutup 35 perlintasan kereta api sebidang liar. Penutupan ini dilakukan sepanjang tahun 2024 karena perlintasan tersebut dinilai sangat membahayakan baik bagi perjalanan kereta api maupun keselamatan masyarakat.
Upaya Pencegahan Kecelakaan
Manajer Humas KAI Divre I Sumut, Anwar Solikhin, menjelaskan bahwa KAI bersama pemangku kepentingan terus berupaya meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api dan pengguna jalan. "Pada awal tahun 2025, KAI Divre I Sumut telah menutup 2 titik perlintasan sebidang liar lagi," ujar Anwar dalam keterangan pers di Medan, Jumat lalu. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen KAI dalam menekan angka kecelakaan di perlintasan sebidang.
Lokasi Penutupan Perlintasan Liar
Perlintasan liar yang ditutup tersebar di berbagai lintas di Sumatera Utara. Beberapa di antaranya meliputi lintas Medan-Binjai, Medan-Belawan, Medan-Tebing Tinggi, Tebing Tinggi-Siantar, Kisaran-Rantau Prapat, Medan-Tanjung Balai, Bandar Tinggi-Tanjung Gading, dan lintas Bandar Tinggi-Kuala Tanjung. Penutupan ini dilakukan secara bertahap dan terkoordinasi dengan berbagai pihak.
Koordinasi dengan Stakeholder
KAI Divre I Sumut tidak bekerja sendiri. Dalam upaya peningkatan keselamatan ini, mereka berkoordinasi erat dengan berbagai pemangku kepentingan. Beberapa pihak yang terlibat antara lain Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Kelas I Medan, Dinas Perhubungan (Dishub), Kepolisian (Polri), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan pemerintah daerah setempat. Kolaborasi ini sangat penting untuk memastikan penutupan perlintasan liar berjalan efektif dan terintegrasi.
Dasar Hukum Penutupan Perlintasan Liar
Penutupan perlintasan liar ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, khususnya Pasal 94. Pasal tersebut menyatakan bahwa perlintasan sebidang tanpa izin harus ditutup demi keselamatan perjalanan kereta api dan pengguna jalan. Pemerintah atau Pemerintah Daerah bertanggung jawab atas penutupan tersebut. Lebih lanjut, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 94/2018 juga mengatur pengelolaan perlintasan sebidang secara rinci.
Jumlah Perlintasan Sebidang di Sumut
Data Januari 2025 menunjukkan terdapat 402 perlintasan sebidang di wilayah KAI Divre I Sumut. Dari jumlah tersebut, 121 perlintasan memiliki palang pintu, sedangkan 281 perlintasan lainnya tidak berpalang pintu. Sebagai alternatif, terdapat 17 flyover dan 17 underpass sebagai perlintasan tidak sebidang. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 94 Tahun 2018 mengatur secara khusus peningkatan keselamatan di perlintasan sebidang.
Prioritas Keselamatan Perjalanan Kereta Api
Anwar Solikhin menekankan prioritas keselamatan perjalanan kereta api. "Perjalanan kereta api lebih diutamakan karena jika terjadi kecelakaan, dampak dan kerugian yang ditimbulkan dapat jauh lebih besar. Maka dari itu, pintu perlintasan utamanya difungsikan untuk mengamankan perjalanan KA," jelasnya. Hal ini menunjukkan komitmen KAI untuk meminimalisir risiko kecelakaan kereta api.
Statistik Kecelakaan di Perlintasan Sebidang
Sepanjang tahun 2024, tercatat 59 kecelakaan di perlintasan sebidang kereta api di wilayah KAI Divre I Sumut. Kecelakaan tersebut mengakibatkan 24 orang meninggal dunia, 17 orang luka berat, dan 16 orang luka ringan. Pada tahun 2025 hingga Januari, terjadi 4 kecelakaan dengan 4 korban luka ringan. Data ini menunjukkan pentingnya upaya pencegahan kecelakaan di perlintasan sebidang.
Imbauan kepada Masyarakat
KAI mengimbau masyarakat untuk selalu mengutamakan keselamatan saat melintas di perlintasan sebidang. Hentikan kendaraan sejenak, lihat ke kanan dan ke kiri sebelum melintas. "Selain itu, kami menghimbau agar masyarakat tidak membuat perlintasan baru karena sangat membahayakan keselamatan bersama," tambah Anwar. Kesadaran masyarakat sangat penting dalam mendukung keselamatan bersama.