Kemenkes Luncurkan RAN Penanganan Empat Kanker Prioritas di Indonesia
Pemerintah Indonesia meluncurkan Rencana Aksi Nasional (RAN) untuk mengatasi empat jenis kanker prioritas, dengan tujuan menurunkan angka kematian dan meningkatkan akses layanan kesehatan.
![Kemenkes Luncurkan RAN Penanganan Empat Kanker Prioritas di Indonesia](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/000222.616-kemenkes-luncurkan-ran-penanganan-empat-kanker-prioritas-di-indonesia-1.jpg)
Kemenkes resmi meluncurkan Rencana Aksi Nasional (RAN) untuk menangani empat jenis kanker prioritas di Indonesia. Inisiatif ini diumumkan pada 2 Februari 2024, dan mencakup upaya eliminasi kanker leher rahim serta penurunan keparahan kanker payudara, paru, dan usus. Langkah ini penting mengingat tingginya angka penderita kanker di Indonesia.
Mengapa RAN ini penting? Angka kejadian kanker di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Data menunjukkan sekitar 408.661 kasus baru per tahun dan 242.988 kematian per tahun, menjadikan kanker sebagai penyebab kematian tertinggi ketiga setelah stroke dan penyakit jantung. Biaya pengobatan kanker juga sangat tinggi, mencapai Rp5,9 triliun pada tahun 2023 berdasarkan data BPJS Kesehatan. Angka kematian akibat kanker dewasa masih tinggi, sekitar 70 persen, sementara pada anak-anak, angka ini mencapai 70-80 persen karena umumnya terdeteksi pada stadium lanjut.
Bagaimana RAN ini akan dijalankan? RAN ini fokus pada downstaging, yaitu menurunkan stadium kanker saat diagnosis awal untuk meningkatkan angka kesintasan dan mengurangi biaya pengobatan. Salah satu strategi kunci adalah pencegahan. Vaksinasi untuk mencegah kanker leher rahim menjadi fokus utama, dengan target 90 persen anak usia 15 tahun tervaksinasi pada 2030. Selain itu, skrining untuk deteksi dini juga diintensifkan, meliputi pemeriksaan IVA dan PV DNA untuk kanker leher rahim, SADANIS dan SADARI untuk kanker payudara, serta skrining untuk kanker paru dan usus.
Deteksi dini pada anak juga menjadi perhatian. Pemeriksaan mata pada anak usia 2-5 tahun dilakukan untuk mendeteksi kanker pada anak. Deteksi Thalasemia juga dilakukan pada anak kelas 7 yang memiliki riwayat keluarga dengan Thalasemia dan calon pengantin. Upaya deteksi dini ini dibarengi dengan transformasi kesehatan yang holistik, mulai dari promosi kesehatan hingga perawatan paliatif.
Transformasi kesehatan ini mencakup perluasan akses layanan. Kanker memerlukan penanganan yang komprehensif, sehingga pengembangan jejaring pengampu layanan kanker di berbagai tingkatan fasilitas kesehatan, dari tingkat nasional hingga kabupaten/kota, menjadi prioritas. Rumah Sakit Kanker Dharmais berperan sebagai pengampu nasional, membina rumah sakit di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Penyediaan alat kesehatan, seperti mamografi, LINAC, CT simulator dan barchiterapi, juga dilakukan secara bertahap hingga 2027.
Target jangka panjang RAN ini tertuang dalam Rencana Kanker Nasional 2024-2034. Rencana ini tidak hanya menyasar tenaga kesehatan, tetapi juga industri farmasi, industri alat kesehatan, dan masyarakat umum. Tujuan utamanya adalah menciptakan layanan kanker yang holistik dan komprehensif di seluruh Indonesia. Dengan adanya RAN ini, diharapkan langkah dan arah pembangunan layanan kanker dapat selaras, menuju penurunan angka kematian dan peningkatan kualitas hidup penderita kanker.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, menekankan pentingnya penyediaan obat dan alat kesehatan dalam negeri untuk mendukung pengembangan layanan kanker di Indonesia.