Kemensos Perbarui Data Bansos dengan DTSEN: Lebih Tepat Sasaran
Kemensos siapkan pemutakhiran data bansos mengacu pada DTSEN untuk memastikan penyaluran bantuan tepat sasaran, dengan mekanisme jalur resmi dan partisipasi masyarakat.
![Kemensos Perbarui Data Bansos dengan DTSEN: Lebih Tepat Sasaran](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/07/220223.109-kemensos-perbarui-data-bansos-dengan-dtsen-lebih-tepat-sasaran-1.jpg)
Kementerian Sosial (Kemensos) terus berupaya meningkatkan akurasi penyaluran bantuan sosial (bansos). Langkah terbaru yang diambil adalah pemutakhiran data bansos dengan mengacu pada Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). DTSEN, yang kini dalam tahap finalisasi, diharapkan menjadi solusi untuk memastikan bansos tepat sasaran.
Mitigasi dan Verifikasi Data
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf menjelaskan pentingnya mitigasi dalam proses pemutakhiran data. Hal ini disebabkan karena DTSEN bersifat dinamis. Artinya, data penduduk selalu berubah setiap harinya. "Kami akan menyiapkan mitigasinya, jika di kemudian hari ada orang yang memang perlu mendapatkan perhatian kita, tetapi belum masuk data. Jadi peluang itu dibuka terus," ujar Mensos Saifullah Yusuf.
Verifikasi dan validasi berkala menjadi kunci keberhasilan program ini. Proses ini memastikan data penerima bansos selalu akurat dan up-to-date. "Ada verifikasi, validasi, sebab data ini sangat dinamis. Setiap hari ada yang wafat, ada yang lahir, dan tiap hari ada yang pindah tempat, jadi ini memang harus divalidasi," tambah Mensos.
Dua Jalur Pemutakhiran Data
Mekanisme pemutakhiran DTSEN akan dilakukan melalui dua jalur. Jalur pertama adalah jalur resmi melalui RT/RW. Informasi akan naik secara berjenjang hingga ke pusat data Kemensos. "Jalur resmi lewat RT/RW, naik terus sampai ke bupati, wali kota, naik ke pusat data informasinya Kemensos," jelas Mensos.
Jalur kedua adalah jalur partisipasi masyarakat. Masyarakat dapat menyampaikan sanggahan atau usulan melalui Cek Bansos. Namun, validasi data tetap menjadi wewenang pemerintah daerah. "Bagi masyarakat yang ingin menyanggah usul bisa lewat Cek Bansos. Lalu kami akan kembalikan lagi ke daerah untuk dilakukan validasi," tutur Mensos.
Data Terkini dari BPS dan Efektivitas Bansos
Kemensos juga akan berkolaborasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk mendapatkan data terbaru setiap tiga bulan. Hal ini penting karena status penerima bansos dapat berubah seiring waktu. "Mungkin tiga bulan pertama dia dapat (bansos), tetapi di tiga bulan berikutnya dia tidak dapat, karena mereka sebenarnya sudah dianggap mampu. Ini yang penting dimaklumi, disadari oleh masyarakat, jadi tidak seperti dulu lagi, orang setahun dapat (bansos) terus, ini kadang-kadang bisa dapat cuma tiga bulan, jadi ini akan diverifikasi, divalidasi terus," jelas Mensos.
Mensos berharap DTSEN dapat menjadi acuan bagi pemerintah pusat dan daerah dalam penyaluran bansos dan program pemberdayaan masyarakat. Dengan data yang terintegrasi, diharapkan penanganan masalah sosial dan peningkatan kesejahteraan masyarakat bisa lebih efektif. "Dengan data ini diharapkan penanganan masalah-masalah sosial hingga peningkatan kesejahteraan sosial bisa lebih efektif, karena nanti datanya sama, intervensinya bisa saling memperkuat," pungkas Mensos Saifullah Yusuf.
Kesimpulan
Pemutakhiran data bansos dengan mengacu pada DTSEN merupakan langkah strategis Kemensos untuk memastikan bantuan sosial tepat sasaran dan mengurangi potensi penyimpangan. Mekanisme yang transparan dan partisipatif diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan publik dan efektivitas program bansos.