Mensos Ajak Bupati Jatim Percepat Pemutakhiran DTSEN untuk Bansos Tepat Sasaran
Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengajak empat bupati Jawa Timur membantu pemutakhiran Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) agar penyaluran bansos tepat sasaran.

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf baru-baru ini bertemu dengan empat bupati dari Jawa Timur. Pertemuan tersebut membahas pentingnya pemutakhiran Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) untuk memastikan penyaluran bantuan sosial (bansos) tepat sasaran dan program pemberdayaan masyarakat berjalan efektif. Keempat bupati tersebut adalah Yuhronur Efendi (Lamongan), Muhammad Fawait (Jember), Warsubi (Jombang), dan Muhammad Haris (Probolinggo). Pertemuan ini berlangsung di Jakarta pada 19 Februari 2024.
Mensos menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam upaya pengentasan kemiskinan. Beliau menyampaikan keyakinan bahwa kerja sama ini akan mempercepat pencapaian prioritas Presiden Prabowo dalam program pengentasan kemiskinan. "Dengan provinsi dan kabupaten bersama Kementerian Sosial (Kemensos) kita bergandengan," ujar Mensos.
Sebagai mantan kepala daerah, Mensos juga memberikan arahan kepada para bupati terpilih yang akan dilantik. Beliau menyoroti lima hal penting yang harus menjadi fokus standar pelayanan minimal, yaitu pendidikan, kesehatan, perumahan, ketentraman dan ketertiban, serta sosial. Mensos juga mengingatkan pentingnya data yang akurat dan presisi dalam penyaluran bansos.
Pemutakhiran DTSEN untuk Bansos yang Tepat Sasaran
Kemensos telah menyalurkan bansos melalui berbagai program seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Penerima Bantuan Iuran ke empat kabupaten tersebut. Besaran bantuan yang telah disalurkan cukup signifikan: Jember (Rp1 triliun), Lamongan (Rp600 miliar), Probolinggo (Rp850 miliar), dan Jombang (Rp650 miliar). Namun, Mensos menegaskan bahwa optimalisasi bansos membutuhkan data yang akurat dan tepat sasaran. "Jadi, bukan masalah uangnya. Kalau kerja sendiri, tidak ada artinya. Nanti kita bareng. Ini penting menyinkronkan," imbuhnya.
Presiden Prabowo telah meminta semua kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah untuk menggunakan DTSEN sebagai acuan dalam program pengentasan kemiskinan. Pemda memiliki peran krusial dalam pemutakhiran data tersebut. Pemutakhiran DTSEN dapat dilakukan melalui jalur formal, mulai dari RT/RW, desa, dinas sosial, hingga bupati. Data yang terkumpul kemudian dikirim ke Kemensos dan diproses oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
Selain jalur formal, masyarakat juga dapat berpartisipasi dalam pemutakhiran DTSEN melalui aplikasi cek bansos. Masyarakat cukup melampirkan data yang dibutuhkan untuk proses verifikasi dan validasi data.
Pentingnya Kolaborasi Pusat dan Daerah
Kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah merupakan kunci keberhasilan program pengentasan kemiskinan. Dengan data DTSEN yang akurat dan terupdate, penyaluran bansos dapat lebih tepat sasaran dan efektif. Hal ini akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya di daerah-daerah yang membutuhkan.
Partisipasi aktif dari pemerintah daerah, seperti yang dilakukan oleh empat bupati Jawa Timur, sangat diapresiasi. Komitmen mereka untuk membantu pemutakhiran DTSEN menunjukkan keseriusan dalam upaya pengentasan kemiskinan. Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah, diharapkan program-program sosial dapat berjalan optimal dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat.
Ke depan, diharapkan semakin banyak pemerintah daerah yang aktif berpartisipasi dalam pemutakhiran DTSEN. Hal ini akan memastikan data yang akurat dan terupdate sehingga program-program sosial dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Dengan demikian, upaya pengentasan kemiskinan dapat tercapai dengan lebih optimal.
Langkah Mensos Saifullah Yusuf mengajak para bupati untuk berkolaborasi dalam pemutakhiran DTSEN merupakan langkah strategis dalam memastikan penyaluran bansos tepat sasaran dan program pemberdayaan masyarakat berjalan efektif. Dengan data yang akurat, pemerintah dapat mengalokasikan sumber daya dengan lebih tepat dan efisien, sehingga dampak positifnya dapat dirasakan oleh masyarakat yang membutuhkan.