DTSEN: Acuan Baru Program Pensasaran Nasional
Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) resmi menjadi acuan utama program pensasaran nasional seperti bansos dan pemberdayaan masyarakat, efektif kuartal kedua 2025, guna meningkatkan efektivitas dan akurasi penyaluran bantuan.

Jakarta, 18 Februari 2025 - Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) kini menjadi tulang punggung program-program pensasaran nasional. Penggunaan DTSEN menandai babak baru dalam penyaluran bantuan sosial (bansos) dan program pemberdayaan masyarakat di Indonesia. Hal ini disampaikan langsung oleh Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, dan sejumlah pejabat terkait.
Integrasi Data untuk Sasaran Tepat
Menurut Amalia, DTSEN merupakan hasil kolaborasi berbagai kementerian dan lembaga. BPS berperan dalam mengintegrasikan data dari berbagai sumber, menghasilkan basis data tunggal yang komprehensif. "Data-data tersebut kemudian kita padupadankan sehingga menghasilkan DTSEN," jelas Amalia. DTSEN diharapkan dapat menjadi acuan bagi kementerian dalam menyusun program-program pensasaran yang lebih tepat sasaran.
Proses penyelesaian DTSEN sendiri telah rampung sejalan dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2025 yang terbit awal Februari 2025. Inpres ini menjadi landasan hukum penggunaan DTSEN sebagai acuan utama data sosial ekonomi nasional.
Implementasi DTSEN dan Transisi Data
Menko PMK, Muhaimin Iskandar, menambahkan bahwa implementasi DTSEN akan dimulai pada kuartal kedua tahun 2025, sekitar bulan April. "Penggunaan utamanya pada kuartal dua nanti," kata Muhaimin dalam konferensi pers di Kantor Kemenko PMK. Saat ini, pemerintah tengah fokus pada pemetaan data DTSEN, yang sebelumnya tersebar di berbagai basis data seperti DTKS, Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek), dan data kemiskinan ekstrem.
Muhaimin menekankan bahwa berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun 2025, seluruh proses pengolahan data akan melalui BPS sebagai satu pintu. Data DTSEN akan diperbarui setiap tiga bulan untuk memastikan keakuratan dan relevansi data yang digunakan.
Mensos Tegaskan Penggunaan Tunggal DTSEN
Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf, juga memberikan pernyataan tegas terkait penggunaan DTSEN. Beliau menginstruksikan jajarannya untuk hanya menggunakan DTSEN dalam penyaluran bansos dan program pemberdayaan masyarakat. "DTSEN sudah tuntas. Ini menjadi pedoman bagi kita untuk melakukan intervensi kepada penerima manfaat di masa mendatang. Data ini juga menjadi pegangan bagi semua kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah,” tegas Mensos.
Mensos juga menekankan larangan penggunaan data lain selain DTSEN untuk menjaga validitas data penerima manfaat. Dengan data yang terintegrasi dan akurat, diharapkan program bansos dapat lebih tepat sasaran dan efektif dalam upaya pemberantasan kemiskinan.
Harapan dan Tantangan ke Depan
Penggunaan DTSEN sebagai acuan utama program pensasaran nasional merupakan langkah signifikan dalam meningkatkan efektivitas dan transparansi penyaluran bantuan. Integrasi data yang komprehensif diharapkan dapat meminimalisir kesalahan penyaluran bansos dan memastikan bantuan tepat sasaran kepada mereka yang membutuhkan. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam hal pemeliharaan dan pembaruan data secara berkala agar tetap akurat dan relevan dengan kondisi di lapangan.
Keberhasilan DTSEN bergantung pada komitmen semua pihak terkait, termasuk kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah, dalam menggunakan data ini sebagai acuan utama. Dengan kolaborasi dan koordinasi yang baik, DTSEN berpotensi besar untuk menjadi solusi dalam menciptakan program-program sosial yang lebih efektif dan berdampak bagi masyarakat Indonesia.