Kepala BPSDM: Kemampuan Public Speaking ASN Kunci Reformasi Hukum
Kepala BPSDM Kemenkumham menekankan pentingnya pelatihan public speaking bagi ASN untuk meningkatkan reformasi hukum dan menghadapi tantangan era digital.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Gusti Ayu Putu Suwardani, baru-baru ini menekankan pentingnya kemampuan public speaking bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kemenkumham. Hal ini disampaikan dalam pembukaan Pelatihan Public Speaking Metode Klasikal Angkatan I bagi ASN Wilayah Kerja Badiklat Kepri di Batam, Rabu (7/5). Menurut beliau, peningkatan kemampuan public speaking akan menjadi kunci dalam meningkatkan reformasi hukum di Indonesia.
Gusti Suwardani menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan ASN dalam menyampaikan informasi secara jelas dan efektif kepada masyarakat. Kemampuan berkomunikasi yang baik, khususnya public speaking, dinilai sangat krusial dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi ASN sebagai pelayan publik. Dengan kemampuan public speaking yang mumpuni, ASN diharapkan mampu memperkuat informasi Kemenkumham dan berkontribusi nyata pada reformasi hukum.
Lebih lanjut, beliau menambahkan bahwa pelatihan ini didorong oleh kenyataan bahwa belum semua ASN, termasuk di tingkat pimpinan tinggi dan kepala divisi, memiliki keahlian dasar dalam berbicara di depan publik. Keterampilan public speaking, menurut Gusti, bukan sekadar kemampuan teknis, melainkan juga berkaitan erat dengan kecerdasan berkomunikasi, hubungan sosial, dan kemampuan beradaptasi dengan berbagai situasi. Kemampuan ini sangat penting dalam era yang dinamis dan penuh tantangan.
Pentingnya Public Speaking di Era Digital
Gusti Suwardani juga menyoroti pentingnya public speaking di era digital yang serba cepat dan penuh dengan perkembangan teknologi. Kemampuan komunikasi efektif menjadi semakin penting, mengingat ASN tidak hanya berkomunikasi secara langsung, tetapi juga melalui berbagai platform digital seperti media sosial, video conference, dan forum daring. ASN dituntut mampu beradaptasi dengan perubahan ini dan memanfaatkan teknologi untuk menyampaikan informasi secara efektif.
Namun, di sisi lain, era digital juga menghadirkan tantangan berupa penyebaran disinformasi, fitnah, dan hoaks yang masif. Oleh karena itu, kemampuan public speaking yang baik menjadi sangat penting bagi ASN untuk menjadi garda terdepan dalam menyampaikan pesan-pesan yang benar dan membangun komunikasi yang positif. ASN harus mampu menyaring informasi dan menyampaikannya dengan akurat dan bertanggung jawab.
Lebih lanjut, Gusti menekankan bahwa kurangnya kepercayaan diri masih menjadi kendala bagi sebagian ASN dalam berkomunikasi. Padahal, komunikasi yang baik merupakan kunci keberhasilan dalam membangun hubungan kerja yang harmonis, baik antar sesama ASN, atasan dan bawahan, maupun dengan pemangku kepentingan lainnya. Kemampuan berkomunikasi yang efektif akan berdampak langsung pada kinerja individu dan organisasi secara keseluruhan.
Public Speaking: Keterampilan yang Subjektif namun Penting
Gusti Suwardani mengakui bahwa public speaking merupakan keterampilan yang bersifat subjektif dan tidak mudah dikualifikasikan. Namun, hal tersebut tidak mengurangi pentingnya pelatihan dan pengembangan kemampuan ini bagi ASN. Pelatihan public speaking diharapkan dapat melahirkan ASN yang profesional dan mampu berkomunikasi secara efektif dalam berbagai situasi.
Dengan kemampuan public speaking yang mumpuni, ASN Kemenkumham diharapkan mampu menjalankan tugasnya dengan lebih baik, memberikan pelayanan publik yang optimal, serta berkontribusi pada terwujudnya reformasi hukum yang lebih efektif dan berkeadilan. Pelatihan ini merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kualitas ASN dan memperkuat kinerja Kemenkumham dalam menghadapi tantangan era digital.
Kemampuan public speaking tidak hanya membantu ASN dalam menyampaikan informasi secara efektif, tetapi juga dalam membangun kepercayaan dan hubungan yang baik dengan masyarakat. Hal ini sangat penting dalam konteks reformasi hukum, di mana partisipasi dan kepercayaan masyarakat sangat dibutuhkan.
Dengan demikian, pelatihan public speaking ini bukan hanya sekadar pelatihan keterampilan berbicara, tetapi juga investasi jangka panjang dalam peningkatan kualitas pelayanan publik dan reformasi hukum di Indonesia. Harapannya, ASN Kemenkumham yang terampil dalam public speaking dapat menjadi agen perubahan yang efektif dan berkontribusi pada kemajuan bangsa.