Kesalahan Google Tak Pengaruhi Bisnis Riau, Kata Ekonom
Ekonom Universitas Riau menyatakan bahwa kesalahan Google dalam menampilkan nilai tukar rupiah tidak berdampak signifikan terhadap kegiatan bisnis di Riau, karena transaksi valuta asing menggunakan acuan nilai tetap dari bank dan pemerintah.
![Kesalahan Google Tak Pengaruhi Bisnis Riau, Kata Ekonom](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/02/200033.697-kesalahan-google-tak-pengaruhi-bisnis-riau-kata-ekonom-1.jpg)
Sebuah kesalahan pada penelusuran Google yang menampilkan nilai tukar rupiah menguat drastis ke Rp8.170,65 per dolar AS pada Sabtu (1/2) lalu, ternyata tidak memengaruhi kegiatan bisnis di Riau. Hal ini ditegaskan oleh Dr. Dahlan Tampubolon SE, MSi, ekonom dari Universitas Riau.
Menurut Dahlan, transaksi valuta asing di Riau tetap mengacu pada nilai beli dan jual yang ditetapkan oleh masing-masing bank. Pemerintah, melalui Kementerian Keuangan, juga telah memiliki patokan nilai rata-rata untuk perhitungan tarif, bea, dan pajak. Jadi, kesalahan informasi dari Google tersebut tidak memiliki dampak langsung pada transaksi bisnis sehari-hari.
Ia mencontohkan bisnis pedagang barang elektronik yang selalu menggunakan acuan harga dolar dari bank tertentu untuk menetapkan harga jual produknya dalam rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa fluktuasi nilai tukar yang ditampilkan Google tidak berpengaruh pada mekanisme penetapan harga mereka.
Dahlan menduga informasi yang salah dari Google tersebut berasal dari data yang tidak akurat atau kesalahan penyuntingan yang menyebabkan disinformasi. Situasi ini, menurutnya, sangat merugikan masyarakat Riau.
Dampak Apresiasi Rupiah yang Signifikan
Apresiasi rupiah yang signifikan, bahkan jika bukan berasal dari informasi Google, tetap berdampak besar terhadap perekonomian Riau. Pasalnya, ekspor merupakan komponen penting dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Riau. Komoditas ekspor utama Riau, seperti sawit, kertas dan pulp, serta kelapa, akan terdampak jika nilai tukar rupiah menguat tajam. Hal ini disebabkan harga produk-produk tersebut di pasar global menjadi kurang kompetitif.
Sebaliknya, importir dan pihak yang memiliki utang luar negeri justru diuntungkan dengan apresiasi rupiah. Nilai utang mereka dalam rupiah akan turun drastis meskipun nilai utang dalam dolar tetap.
Intervensi Bank Indonesia
Dahlan juga menjelaskan peran Bank Indonesia (BI) dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. BI rutin melakukan intervensi, baik untuk menahan penguatan maupun pelemahan rupiah yang terlalu tajam. Intervensi ini bertujuan menjaga kepercayaan pasar terhadap rupiah. Oleh karena itu, munculnya informasi nilai tukar rupiah Rp8.170,65 per dolar AS di Google dinilai sebagai fenomena yang tidak lazim karena tidak dijumpai di situs lain.
Kesimpulannya, meskipun terjadi kesalahan informasi nilai tukar rupiah di Google, kegiatan bisnis di Riau tetap berjalan normal. Sistem perbankan dan kebijakan pemerintah telah memiliki mekanisme untuk mengatasi fluktuasi nilai tukar, sehingga dampak dari kesalahan informasi Google terbatas.