KKP: BMKT, Aset Ekonomi, Budaya, dan Ekologis untuk Masyarakat
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkomitmen menjadikan Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) sebagai sumber ekonomi, budaya, dan ekologi yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia, melalui pengangkatan dan pemanfaatan in-situ.
![KKP: BMKT, Aset Ekonomi, Budaya, dan Ekologis untuk Masyarakat](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/08/180047.262-kkp-bmkt-aset-ekonomi-budaya-dan-ekologis-untuk-masyarakat-1.jpeg)
Jakarta, 8 Februari 2024 - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan komitmennya dalam mengelola Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) sebagai aset bernilai ekonomi, budaya, dan ekologis bagi masyarakat Indonesia. Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut KKP, Victor Gustaaf Manoppo, dalam keterangan pers di Jakarta.
BMKT: Lebih dari Sekadar Artefak Sejarah
Menurut Direktur Jenderal Victor, BMKT di Indonesia menyimpan potensi ekonomi yang signifikan, tak hanya sebagai artefak bersejarah, tetapi juga sebagai pendukung ekosistem laut dan keanekaragaman hayati. Pengelolaan BMKT, sesuai Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2023, difokuskan pada dua kegiatan utama: pengangkatan dan pemanfaatan in-situ.
Sebelum peraturan tersebut berlaku, terdapat 13 lokasi pengangkatan BMKT di berbagai perairan Indonesia, termasuk Belitung, Pulau Buaya, dan Cirebon. Artefak dari pengangkatan di tiga lokasi tersebut kini menjadi milik negara dan dipamerkan di Galeri BMKT KKP. Sementara itu, 10 lokasi lainnya, yang diangkat antara tahun 2023 hingga 2025, menerapkan skema bagi hasil 50:50 antara pemerintah dan perusahaan yang terlibat.
"Skema ini diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi yang seimbang, tidak hanya bagi sektor swasta, tetapi juga meningkatkan pendapatan negara," jelas Gustaaf. Inisiatif ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong ekonomi biru yang berkelanjutan.
Pemanfaatan BMKT In-Situ: Pariwisata Bawah Laut
Selain pengangkatan, KKP juga mendorong pemanfaatan BMKT in-situ sebagai destinasi wisata bawah laut. Hal ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat pesisir. KKP aktif mendukung kelompok masyarakat dengan menyediakan peralatan selam, tempat display, dan perahu wisata.
Salah satu contoh sukses adalah situs MV Boelongan di Teluk Mandeh, Sumatera Barat. Situs ini telah menjadi daya tarik wisata, bahkan menyelenggarakan lomba fotografi bawah laut yang menarik wisatawan lokal dan internasional. Keberhasilan ini menunjukkan potensi besar BMKT sebagai aset pariwisata yang berkelanjutan.
Kerjasama Internasional dan Dokumentasi BMKT
Untuk kepentingan kajian sejarah dan pendokumentasian BMKT, KKP berkolaborasi dengan Flinders University, Australia. Kerjasama ini mencakup pembuatan database 200.000 koleksi BMKT, penelitian komparatif, peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan dan sertifikasi, serta pengembangan narasi sejarah maritim Indonesia. Hingga saat ini, lebih dari 1.000 artefak telah dilabeli dan dideskripsikan.
Kontribusi BMKT terhadap Perekonomian Nasional
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, berharap pemanfaatan BMKT dapat berkontribusi signifikan dalam meningkatkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor kelautan dan perikanan. Lebih jauh lagi, diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pesisir yang berkelanjutan dan menjadikan Indonesia sebagai pusat wisata bahari dunia. Inisiatif ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam memanfaatkan sumber daya laut secara optimal dan berkelanjutan.
KKP terus berupaya untuk memastikan pengelolaan BMKT dilakukan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan, dengan tetap memperhatikan aspek ekonomi, budaya, dan ekologi. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim yang kuat dan berdaya saing.