KLH Imbau Pengelolaan Khusus Limbah Infeksius dari Cek Kesehatan Gratis
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengingatkan perlunya pengelolaan khusus limbah infeksius yang berpotensi dihasilkan dari program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di seluruh Indonesia.

Jakarta, 10 Februari 2024 - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) memberikan imbauan penting terkait pengelolaan limbah dari program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang diluncurkan serentak di seluruh Indonesia. Meskipun sebagian besar pemeriksaan CKG tidak menghasilkan limbah infeksius, KLH menekankan pentingnya penanganan khusus jika limbah tersebut muncul.
Deputi Bidang Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya dan Beracun (PSLB3) KLH, Ade Palguna Ruteka, menjelaskan bahwa sebagian besar pemeriksaan CKG di 10.200 puskesmas berfokus pada pengukuran tekanan darah, tes jantung, stroke, dan pemeriksaan mata. Pemeriksaan-pemeriksaan ini memiliki kemungkinan kecil menghasilkan limbah medis infeksius.
Jenis Pemeriksaan dan Potensi Limbah
Lebih lanjut, Ade Palguna menjelaskan jenis pemeriksaan yang dilakukan pada berbagai kelompok usia. Bayi baru lahir akan menjalani skrining Hipotiroid Kongenital (SHK). Balita dan anak prasekolah akan diperiksa pertumbuhan, perkembangan, dan deteksi dini penyakit seperti tuberkulosis, gangguan pendengaran, masalah mata, gigi, talasemia, dan gula darah. Usia dewasa akan menjalani evaluasi faktor risiko kardiovaskular dan paru, deteksi dini kanker, dan pemeriksaan kesehatan jiwa. Lansia difokuskan pada deteksi masalah kesehatan umum seperti geriatri, gangguan kardiovaskular, paru, kanker, dan kesehatan jiwa.
"Pemeriksaan kesehatan tersebut kecil kemungkinan menghasilkan limbah medis berkategori infeksius, patologis, benda tajam, radioaktif," jelas Ade Palguna. "Namun demikian, jika dalam pemeriksaan tersebut menghasilkan limbah medis berkategori infeksius maka puskesmas wajib melakukan penyimpanan dan segera mengolah dan/atau menyerahkannya ke fasilitas Pengolahan Limbah B3," tambahnya.
Penanganan Limbah Infeksius
KLH secara khusus mengimbau agar puskesmas segera menyerahkan limbah infeksius kepada pengelola limbah B3 yang telah memiliki izin operasi dari KLH. Hal ini penting untuk memastikan limbah medis tersebut dikelola dengan benar dan aman, mencegah penyebaran penyakit, dan melindungi lingkungan.
Program CKG sendiri menargetkan seluruh masyarakat Indonesia yang berulang tahun, dikelompokkan berdasarkan usia: di bawah enam tahun, usia sekolah, usia dewasa, dan lanjut usia. Program ini merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan dasar dan deteksi dini penyakit.
Kesimpulan
Meskipun program Cek Kesehatan Gratis bertujuan mulia, KLH menekankan pentingnya pengelolaan limbah medis yang bertanggung jawab. Puskesmas harus memastikan kepatuhan terhadap prosedur pengelolaan limbah infeksius untuk mencegah risiko kesehatan dan lingkungan. Kerjasama antara puskesmas dan pengelola limbah B3 yang berizin menjadi kunci keberhasilan program ini.