Kolaborasi Pemerintah dan Industri Hotel Sulut Pacu Tingkat Hunian Kamar
Industri perhotelan Sulawesi Utara berupaya meningkatkan tingkat hunian kamar melalui kolaborasi strategis dengan pemerintah, seiring dengan upaya peningkatan sektor pariwisata daerah.

Penurunan tingkat hunian kamar di Sulawesi Utara (Sulut) mendorong industri perhotelan setempat untuk menjalin kolaborasi erat dengan pemerintah. Hal ini diungkapkan oleh Public Relation Hotel Four Points by Sheraton Manado, Sharil, di Manado, Minggu (27/4). Kolaborasi ini dinilai krusial untuk meningkatkan occupancy rate (OR) atau tingkat hunian hotel di daerah tersebut. Penurunan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara menjadi faktor utama penurunan tingkat hunian.
Sharil menjelaskan bahwa pemangkasan anggaran pemerintah turut berdampak pada minimnya kegiatan pemerintah yang berlokasi di hotel. Meskipun industri perhotelan terus berinovasi untuk menarik wisatawan, peningkatan daya tarik objek wisata di Sulut juga menjadi faktor penentu keberhasilan upaya tersebut. "Harus diakui kolaborasi dengan pemerintah sangat penting dalam meningkatkan jumlah hunian kamar," ujar Sharil.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bappeda Sulut, Elfira Katuuk, menyatakan komitmen pemerintah untuk meningkatkan sektor pariwisata pada tahun 2025. Salah satu langkah konkret yang telah diambil adalah pembukaan kembali penerbangan Manado-China pasca pandemi Covid-19. Lebih lanjut, Elfira menambahkan akan ada penambahan penerbangan langsung dari beberapa kota di China ke Manado. "Kami berharap dengan adanya ekspansi ini, akan meningkatkan tingkat hunian hotel di Sulut," imbuhnya.
Tingkat Hunian Kamar Hotel di Sulut
Data dari Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Aidil Adha, menunjukkan tingkat penghunian kamar (TPK) hotel bintang di Sulut pada Februari 2025 mencapai 36,68 persen, turun 0,86 persen poin dibandingkan Januari 2025 (37,54 persen). Dibandingkan Februari 2024, TPK mengalami penurunan sebesar 2,63 persen poin (39,31 persen). Sementara itu, TPK hotel non-bintang tercatat 22,33 persen, turun 2,22 persen poin dari bulan Januari 2025.
Meskipun tingkat hunian kamar mengalami penurunan, rata-rata lama menginap tamu asing dan domestik di hotel bintang pada Februari 2025 tercatat 1,68 hari, naik 0,10 poin dibandingkan Januari 2025. Dibandingkan Februari 2024, angka ini juga meningkat 0,02 poin. Berbeda dengan hotel non-bintang, rata-rata lama menginap pada Februari 2025 tercatat 1,49 hari, turun 0,04 poin dari Februari 2024.
Data BPS Sulut menunjukkan fluktuasi tingkat hunian kamar hotel di Sulawesi Utara. Penurunan angka ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan industri perhotelan. Upaya kolaboratif antara kedua pihak diharapkan dapat membalikkan tren negatif ini dan meningkatkan daya tarik wisata Sulut.
Strategi Peningkatan Tingkat Hunian
Untuk meningkatkan tingkat hunian kamar hotel, diperlukan strategi terpadu yang melibatkan berbagai pihak. Pemerintah daerah memiliki peran penting dalam pengembangan infrastruktur pariwisata, promosi destinasi wisata, dan kemudahan aksesibilitas. Industri perhotelan juga perlu berinovasi dalam memberikan layanan dan paket wisata yang menarik.
Peningkatan konektivitas penerbangan internasional, seperti penerbangan langsung dari China ke Manado, merupakan langkah positif untuk meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara. Namun, perlu diimbangi dengan pengembangan objek wisata yang berkualitas dan beragam untuk menarik minat wisatawan untuk tinggal lebih lama.
Selain itu, kolaborasi dengan pelaku usaha pariwisata lainnya, seperti agen perjalanan dan penyedia jasa transportasi, juga penting untuk menciptakan paket wisata yang komprehensif dan menarik. Promosi yang efektif melalui media sosial dan platform digital juga berperan penting dalam meningkatkan kesadaran wisatawan terhadap destinasi wisata di Sulut.
Pemerintah dan industri perhotelan perlu terus berkoordinasi dan saling mendukung untuk mencapai target peningkatan tingkat hunian kamar. Evaluasi berkala terhadap strategi yang diterapkan juga diperlukan untuk memastikan efektivitas program dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Dengan kerja sama yang baik, diharapkan tingkat hunian kamar hotel di Sulawesi Utara dapat meningkat secara signifikan, sehingga dapat berkontribusi pada perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat.