Komnas HAM Papua Ditembak KKB, Satu Anggota Terluka, Komnas HAM Sayangkan Kejadian
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengecam penembakan terhadap timnya di Teluk Bintuni, Papua Barat, oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang mengakibatkan satu anggota terluka.

Insiden Penembakan Tim Komnas HAM di Papua Barat
Pada Minggu, 27 April 2024, sebuah insiden penembakan terjadi di Sungai Rawara, Distrik Moskona, Teluk Bintuni, Papua Barat. Korban penembakan adalah tim Komnas HAM Papua yang sedang melakukan investigasi terkait hilangnya Iptu Tomi Marbun sejak 18 Desember 2024. Penembakan diduga dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Kepala Perwakilan Komnas HAM Papua, Frits Ramandey, menjadi salah satu korban yang mengalami luka-luka.
Kejadian ini terjadi saat tim Komnas HAM, yang juga berkoordinasi dengan Mabes Polri dan Polda Papua Barat, sedang melakukan pencarian Iptu Tomi Marbun. Komnas HAM terlibat untuk memastikan proses pencarian dilakukan sesuai standar hak asasi manusia. Saat kejadian, tim sedang melakukan mandi, cuci, kakus (MCK) sebelum beribadah ketika tiba-tiba diserang oleh KKB.
Akibat insiden tersebut, Frits Ramandey mengalami luka-luka pada lutut, kaki, dan tangan karena terjatuh saat menyelamatkan diri. Meskipun terjadi baku tembak antara pihak kepolisian dan KKB, beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Pihak kepolisian memberikan perlindungan dan melakukan tembakan balasan.
Kecaman Komnas HAM dan Tuntutan Penegakan Hukum
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) RI menyatakan sangat menyayangkan peristiwa penembakan tersebut. Koordinator Subkomisi Pemajuan HAM Komnas HAM RI, Anis Hidayah, menyatakan, "Kami tentu menyayangkan peristiwa itu terjadi." Komnas HAM telah berkoordinasi dengan Frits Ramandey dan memastikan ia telah dievakuasi ke tempat aman.
Komnas HAM menekankan pentingnya penghentian penggunaan kekerasan dalam situasi apa pun di Papua. Mereka juga mendesak aparat penegak hukum untuk bekerja lebih efektif dalam menindaklanjuti kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di wilayah tersebut. Anis Hidayah menambahkan, "Karena kita semua menginginkan agar tanah yang damai itu terjadi di Papua, sebagaimana cita-cita kita bersama."
Komnas HAM Papua telah berada di lokasi sejak Jumat, 25 April 2024, melakukan rekonstruksi dan olah tempat kejadian perkara (TKP) hingga Sabtu, 26 April 2024. Penembakan terjadi pada Minggu pagi saat tim sedang melakukan MCK sebelum beribadah. Frits Ramandey menjelaskan kronologi kejadian, "Ketika kami turun pukul 06 lewat (waktu Indonesia timur), kami MCK sampai pukul 07.10, kemudian kami diberondong oleh kelompok sipil bersenjata."
Frits dan empat anggota polisi lainnya langsung berlindung dan menyelamatkan diri. Kapolda Papua Irjen Pol. Jhonny Edison Isir juga berada di lokasi dan memberikan perlindungan dengan tembakan balasan. Meskipun terjadi baku tembak, semua anggota tim berhasil dievakuasi dan mendapat perawatan medis.
Proses Pencarian Iptu Tomi Marbun dan Peran Komnas HAM
Tim Komnas HAM Papua terlibat dalam upaya pencarian Iptu Tomi Marbun bersama tim dari Mabes Polri dan Polda Papua Barat. Kehadiran Komnas HAM bertujuan untuk memastikan proses pencarian dilakukan sesuai standar hak asasi manusia. Frits Ramandey menjelaskan, "Komnas HAM punya kepentingan untuk hadir agar kami memastikan bahwa proses pencarian itu memenuhi standar dalam rangka memberikan kepastian tentang hilangnya Tomi Marbun."
Kejadian ini menyoroti kompleksitas situasi keamanan di Papua dan pentingnya perlindungan bagi tim investigasi yang menjalankan tugas untuk penegakan hukum dan hak asasi manusia. Komnas HAM berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali dan agar proses hukum atas penembakan ini dapat berjalan dengan adil dan transparan.
Peristiwa ini juga menggarisbawahi pentingnya upaya untuk menciptakan perdamaian dan keamanan di Papua, serta memastikan perlindungan bagi semua warga negara, termasuk tim investigasi yang menjalankan tugasnya. Komnas HAM berharap agar semua pihak dapat bekerja sama untuk menciptakan Papua yang damai dan aman.
Frits Ramandey dan timnya telah dievakuasi dan mendapatkan perawatan medis. Komnas HAM terus memantau perkembangan situasi dan memberikan dukungan penuh kepada para anggotanya yang menjadi korban.