Konsulat RI Tawau Pulangkan Ibu dan Dua Anak Korban Perkosaan dari Sabah
Konsulat RI Tawau berhasil memulangkan tiga WNI asal Gunung Kidul, Yogyakarta, termasuk seorang anak korban perkosaan, setelah melalui proses hukum di Sabah, Malaysia.

Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Tawau, Sabah, Malaysia, telah berhasil memulangkan tiga warga negara Indonesia (WNI) asal Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Ketiga WNI tersebut terdiri dari seorang ibu bernama Widuri (54 tahun) dan dua anaknya, Nori (15 tahun) dan Flora (11 tahun). Pemulangan ini merupakan hasil kerja keras KJRI Tawau setelah Widuri dinyatakan hilang selama 25 tahun dan Nori menjadi korban perkosaan oleh ayah tirinya.
Proses pemulangan diawali dengan penampungan sementara ketiga WNI di shelter KJRI Tawau sejak awal 2024. Nori menjalani proses persidangan di Pengadilan Sabah atas kasus perkosaan yang dialaminya. Widuri dan Flora juga menjadi saksi kunci dalam persidangan tersebut. Widuri dan Flora telah dipulangkan terlebih dahulu pada Oktober 2024 setelah memberikan kesaksian, sedangkan Nori dipulangkan pada 15 Februari 2025 setelah putusan pengadilan terhadap ayah tirinya dibacakan.
Ayah tiri Nori, seorang WNI asal Nusa Tenggara Timur (NTT), telah dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman 15 tahun penjara pada Desember 2024. Pemulangan ketiga WNI ini merupakan wujud nyata komitmen KJRI Tawau dalam memberikan perlindungan kepada WNI di wilayah kerjanya, sejalan dengan penetapan KJRI Tawau sebagai salah satu Perwakilan Pelindungan Terpadu berdasarkan Keputusan Menteri Luar Negeri Nomor 15/B/PK/01/2025/01 tertanggal 20 Januari 2025.
Pemulangan dan Pendampingan Psikologis
Ketiga WNI tersebut diserahkan secara resmi kepada perwakilan Pemerintah Daerah Gunung Kidul, yang diwakili oleh Kapolres Gunung Kidul AKBP Ari, beserta camat, kepala desa, dan Muspika setempat, di Kantor Polres Gunung Kidul. Staf Teknis Polri dan staf administrasi KJRI Tawau turut mengantar dan memastikan proses penyerahan berjalan lancar.
Setelah penyerahan, staf KJRI Tawau mengantar Nori ke desanya untuk bertemu kembali dengan ibu dan adiknya. KJRI Tawau juga memastikan Nori mendapatkan pengawasan dan pendampingan dari psikolog untuk membantu mengatasi trauma akibat perkosaan. Flora juga mendapatkan pendampingan serupa karena terdapat dugaan ia juga menjadi korban perkosaan.
Pendampingan psikologis ini bertujuan untuk membantu menghilangkan trauma dan membantu adaptasi Nori dan Flora di lingkungan baru, mengingat keduanya lahir dan besar di Tawau, Sabah. KJRI Tawau juga mengusulkan kepada Pemerintah Daerah Gunung Kidul agar memberikan bantuan pendidikan kepada Nori dan Flora agar mereka dapat bersekolah seperti anak-anak Indonesia lainnya.
Apresiasi Pemerintah Daerah
Kapolres Gunung Kidul dan Muspika mewakili pemerintah daerah menyampaikan terima kasih kepada KJRI Tawau atas bantuannya dalam memulangkan warga negara Indonesia yang telah hilang selama 25 tahun dan mengembalikan mereka ke kampung halaman dalam keadaan selamat dan sehat. Peristiwa ini menunjukkan pentingnya kerja sama antar lembaga dan negara dalam melindungi dan memberikan bantuan kepada WNI di luar negeri.
Peran KJRI Tawau dalam kasus ini sangat penting, tidak hanya dalam memfasilitasi pemulangan, tetapi juga dalam memberikan pendampingan dan memastikan perlindungan bagi korban. Semoga kasus ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak dalam mencegah dan menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Proses hukum yang berjalan di Malaysia dan upaya pemulangan yang dilakukan KJRI Tawau menunjukkan komitmen Indonesia dalam melindungi WNI di luar negeri, bahkan dalam situasi yang kompleks dan menyedihkan seperti ini. Semoga Nori dan Flora dapat segera pulih dari trauma dan memulai kehidupan baru yang lebih baik.