Konsumsi Rumah Tangga Dorong Pertumbuhan Ekonomi RI 2024
Konsumsi rumah tangga menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2024, ditopang oleh peningkatan mobilitas dan aktivitas masyarakat serta sektor pariwisata.
![Konsumsi Rumah Tangga Dorong Pertumbuhan Ekonomi RI 2024](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/220027.530-konsumsi-rumah-tangga-dorong-pertumbuhan-ekonomi-ri-2024-1.jpg)
Jakarta, 5 Februari 2024 - Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2024 didorong oleh konsumsi rumah tangga yang kuat, menurut data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS). Konsumsi rumah tangga menjadi komponen pengeluaran terbesar, berkontribusi sebesar 54,04 persen terhadap pertumbuhan ekonomi dan tumbuh sebesar 4,94 persen secara kumulatif (c-to-c).
Faktor Pendorong Konsumsi Rumah Tangga
Peningkatan aktivitas dan mobilitas masyarakat menjadi faktor kunci di balik pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Hal ini terlihat jelas dari peningkatan permintaan di sektor transportasi dan komunikasi. "Kelompok konsumsi yang tumbuh tinggi antara lain adalah transportasi dan komunikasi, di mana terlihat mobilitas masyarakat yang meningkat menyebabkan kebutuhan konsumsi terhadap transportasi dan komunikasi juga meningkat," jelas Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti.
Data BPS menunjukkan peningkatan jumlah penumpang di berbagai moda transportasi, seperti kereta api, laut, dan udara. Kenaikan ini menunjukkan peningkatan aktivitas ekonomi dan mobilitas penduduk.
Sektor pariwisata juga berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan konsumsi rumah tangga. Peningkatan kunjungan wisata, terutama selama liburan sekolah dan hari besar keagamaan, mendorong pertumbuhan di sektor restoran dan hotel. Hal ini menunjukkan daya beli masyarakat yang meningkat dan optimisme terhadap perekonomian.
Kontribusi Sektor Lain terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Selain konsumsi rumah tangga, beberapa sektor lain juga memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2024. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) berkontribusi sebesar 29,15 persen dengan pertumbuhan 4,61 persen (c-to-c). Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan investasi, baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Ekspor juga memberikan kontribusi yang cukup besar, yaitu 22,18 persen dengan pertumbuhan 6,51 persen (c-to-c). Kenaikan ini didorong oleh peningkatan ekspor komoditas migas dan non-migas, serta jasa. Komoditas seperti mesin/peralatan listrik, nikel, dan alas kaki mengalami peningkatan nilai dan volume ekspor.
Konsumsi pemerintah dan konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) juga memberikan kontribusi positif, meskipun relatif lebih kecil dibandingkan konsumsi rumah tangga dan PMTB. Konsumsi pemerintah berkontribusi 7,73 persen dengan pertumbuhan 6,61 persen (c-to-c), sementara LNPRT berkontribusi 1,36 persen dengan pertumbuhan 12,48 persen (c-to-c).
Impor dan Net Ekspor
Meskipun impor memberikan kontribusi negatif (-20,39 persen) terhadap pertumbuhan ekonomi, total net ekspor tahunan tetap positif, yaitu sebesar Rp513,7 triliun. Meskipun angka ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya (Rp514,36 triliun), pertumbuhannya tetap menunjukkan kinerja ekspor yang positif.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2024 didorong oleh konsumsi rumah tangga yang kuat, didukung oleh peningkatan mobilitas masyarakat dan sektor pariwisata. Kontribusi positif dari PMTB dan ekspor juga turut menopang pertumbuhan ekonomi. Meskipun impor memberikan kontribusi negatif, total net ekspor tetap positif, menunjukkan kinerja ekspor yang baik. Data ini menunjukkan kondisi ekonomi Indonesia yang relatif stabil dan positif di tahun 2024.