Korban Keracunan Jamur di Cianjur Dapat Pelayanan Maksimal
Dinas Kesehatan Cianjur memastikan enam warga Cibeber yang keracunan jamur mendapat penanganan maksimal di RSUD Sayang Cianjur, dengan sampel makanan dikirim ke Labkesda Jabar untuk penyelidikan lebih lanjut.
![Korban Keracunan Jamur di Cianjur Dapat Pelayanan Maksimal](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/11/191613.603-korban-keracunan-jamur-di-cianjur-dapat-pelayanan-maksimal-1.jpg)
Enam warga Desa Sukaharja, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengalami keracunan setelah mengonsumsi jamur. Kejadian ini terjadi pada Senin, dan keenam korban langsung mendapatkan perawatan intensif di RSUD Sayang Cianjur. Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur (Dinkes Cianjur) memastikan pelayanan medis maksimal diberikan kepada para korban.
Kondisi Korban dan Penanganan Medis
Menurut Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Cianjur, dr. Frida Laila Yahya, keenam korban yang terdiri dari Abah (80), M Bayu (25), Putri (13), M Rajib (10), M Zikri (7), dan Siti Sarah (23), kondisi kesehatannya terus membaik. Mereka masih dirawat inap dan terus dipantau oleh tim medis. Setelah dinyatakan sembuh total, para korban akan tetap diawasi oleh tenaga kesehatan dari puskesmas setempat.
"Laporan yang kami dapat dari tenaga kesehatan di rumah sakit, kondisi keenam orang korban...terus membaik dan masih menjalani rawat inap," kata dr. Frida.
Mencari Penyebab Keracunan
Untuk mengetahui penyebab pasti keracunan, Dinkes Cianjur telah mengambil sampel sisa makanan yang dikonsumsi para korban. Sampel tersebut telah dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Jawa Barat untuk diuji. Hasil uji laboratorium diperkirakan baru akan keluar dalam dua pekan mendatang.
"Petugas kami bersama tenaga kesehatan puskesmas sudah membawa sisa makanan...untuk dikirim ke Labkesda Jabar, hasilnya baru keluar dua pekan ke depan," jelas dr. Frida.
Imbauan Pencegahan
Kasus ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk berhati-hati dalam mengonsumsi makanan, terutama jamur liar. Dinkes Cianjur mengimbau masyarakat untuk mengenali ciri-ciri jamur yang aman dikonsumsi. Jamur yang berbau tidak sedap, berwarna mencolok, mudah hancur, terdapat bintik-bintik gelap, berlendir, layu, atau tumbuh di tempat kotor sebaiknya dihindari.
"Kenali dulu jamur yang akan dikonsumsi pastikan tidak memiliki ciri berbau tidak sedap, berwarna mencolok, mudah hancur saat disentuh, terdapat bintik-bintik gelap, berlendir, layu dan tumbuh di tempat kotor," pesan dr. Frida.
Kronologi Kejadian
Menurut Humas RSUD Sayang Cianjur, Asep Hilman, keenam korban awalnya mengalami gejala demam, mual, dan muntah setelah mengonsumsi jamur jenis tangkil yang tumbuh di halaman rumah mereka. Mereka sempat mendapat penanganan awal di puskesmas, namun karena kondisinya memburuk, akhirnya dirujuk ke RSUD Sayang Cianjur.
"Korban terdiri dari dua keluarga langsung mendapat penanganan medis karena kondisinya lemas dan muntah-muntah," ujar Asep Hilman.
Kesimpulan
Kejadian keracunan jamur di Cianjur ini menyoroti pentingnya kewaspadaan masyarakat dalam mengonsumsi makanan dari alam. Penanganan cepat dan maksimal dari Dinkes Cianjur serta RSUD Sayang Cianjur patut diapresiasi. Hasil investigasi dari Labkesda Jabar nantinya diharapkan dapat memberikan informasi lebih detail mengenai jenis jamur dan penyebab keracunan tersebut, sehingga dapat mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan teliti dalam memilih bahan makanan untuk dikonsumsi.