KPK Periksa Daniel Masiku, Kerabat Buronan Harun Masiku
Advokat Daniel Masiku diperiksa KPK sebagai saksi kasus dugaan korupsi Harun Masiku; Daniel berharap Harun segera ditangkap dan mengaku dirugikan karena pemeriksaan berulang.

Jakarta, 20 Januari 2024 - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Daniel Masiku, seorang advokat dan kerabat dari buronan Harun Masiku. Pemeriksaan berlangsung Senin di Gedung Merah Putih KPK, sebagai bagian dari penyidikan kasus dugaan korupsi yang menjerat Harun Masiku.
Juru Bicara KPK, Tessa Mahardhika Sugiarto, membenarkan pemeriksaan tersebut. Daniel, yang menjalani pemeriksaan hingga pukul 14.00 WIB, menyatakan harapannya agar Harun Masiku segera ditangkap untuk memberikan kepastian hukum. Ia mengungkapkan keinginannya agar kasus ini segera selesai.
Pemeriksaan KPK ini cukup berdampak pada Daniel. Ia mengaku merasa dirugikan karena kesibukannya terganggu akibat bolak-balik memenuhi panggilan penyidik. Waktu dan pekerjaan menjadi terpengaruh signifikan. Dampak ini semakin terasa karena ia merasa tidak terlibat secara langsung dalam kasus tersebut.
Menariknya, Daniel menyatakan tidak mengenal Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, yang juga telah ditetapkan sebagai tersangka baru dalam kasus yang sama. Pernyataan ini penting untuk memberikan konteks lebih jelas mengenai keterlibatan pihak-pihak lain dalam kasus tersebut. Ia menegaskan hanya mengenal Hasto Kristiyanto dari pemberitaan media, bukan secara personal.
Perkembangan Kasus Harun Masiku
Sebagai informasi tambahan, pada 24 Desember 2024, KPK menetapkan dua tersangka baru: Hasto Kristiyanto dan advokat Donny Tri Istiqomah. Ketua KPK, Setyo Budiyanto, menjelaskan keterlibatan Hasto dalam mengatur dan mengendalikan Donny Tri Istiqomah untuk melobi Wahyu Setiawan (anggota KPU periode 2017-2022). Tujuannya adalah untuk meloloskan Harun Masiku sebagai calon anggota DPR RI terpilih dari Dapil Sumsel I.
Hasto juga diduga mengatur dan mengendalikan Donny untuk memberikan suap kepada Wahyu Setiawan melalui Agustiani Tio Fridelina. Besarnya suap yang diberikan mencapai 19.000 dolar Singapura dan 38.350 dolar AS, diberikan antara tanggal 16-23 Desember 2019. Suap ini bertujuan untuk mengamankan posisi Harun Masiku sebagai anggota DPR RI periode 2019-2024.
Selain itu, Hasto juga ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus perintangan penyidikan (obstruction of justice). Beberapa tindakan Hasto yang dianggap sebagai perintangan penyidikan meliputi:
- Memerintahkan Nur Hasan (penjaga rumah aspirasi Hasto) untuk menghubungi Harun Masiku agar merusak ponselnya dan melarikan diri (8 Januari 2020).
- Memerintahkan stafnya, Kusnadi, untuk menenggelamkan ponsel milik Hasto agar tidak ditemukan KPK (6 Juni 2024).
- Mengumpulkan saksi dan mengarahkan mereka untuk memberikan keterangan yang tidak benar.
Harun Masiku sendiri telah ditetapkan sebagai tersangka sejak lama dalam kasus dugaan suap terkait penetapan calon anggota DPR RI. Namun, ia telah menjadi buronan KPK sejak 17 Januari 2020 karena selalu mangkir dari panggilan penyidik.