Krisis Air Bersih Gili Meno: Warga Tolak Perusahaan, Minta Pipa dari Gili Air
Masyarakat Gili Meno, Lombok Utara, menolak perusahaan air bersih karena merusak lingkungan dan meminta pemerintah segera sambungkan pipa air bersih dari Gili Air untuk mengatasi krisis air yang telah berlangsung hampir setahun.

Warga Gili Meno, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, tengah menghadapi krisis air bersih yang telah berlangsung hampir setahun. Krisis ini telah mendorong warga untuk meminta pemerintah segera menyambungkan pipa air bersih dari Gili Air, pulau tetangga yang telah memiliki akses air bersih dari daratan. Permintaan ini disampaikan setelah upaya warga menemui eksekutif dan legislatif di Jakarta belum membuahkan hasil yang diharapkan.
Kepala Dusun Gili Meno, Masrun, menyatakan penolakan warga terhadap solusi pembangunan fasilitas penyulingan air laut oleh PT Tiara Citra Nirwana (TCN). Pengalaman kerusakan lingkungan di Gili Trawangan akibat aktivitas perusahaan tersebut menjadi alasan utama penolakan. Kerusakan terumbu karang yang meluas dari 1.600 meter persegi menjadi 2.400 meter persegi menjadi bukti nyata dampak negatif perusahaan tersebut.
Masrun menekankan, "Harapan besar kami itu tersambung, bukan melalui Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Kami tidak ingin perusahaan itu melebarkan sayap yang merusak ekonomi masyarakat kami, karena kami adalah masyarakat pulau-pulau kecil. Apabila ekosistem laut maupun terumbu karang rusak, maka ekonomi kami akan hilang."
Warga Gili Meno Tolak Perusahaan Air Bersih
Sebanyak 281 kepala keluarga di Gili Meno secara tegas menolak kehadiran PT TCN. Mereka khawatir dampak kerusakan lingkungan yang serupa dengan yang terjadi di Gili Trawangan akan mengancam mata pencaharian mereka yang bergantung pada sektor pariwisata bahari. Kerusakan terumbu karang, yang merupakan aset utama pariwisata, akan berdampak signifikan pada perekonomian masyarakat Gili Meno.
Penolakan ini didasari atas keprihatinan akan keberlanjutan ekosistem laut dan terumbu karang. Masrun menjelaskan bahwa kerusakan lingkungan akan berdampak langsung pada pendapatan masyarakat Gili Meno yang sebagian besar bergantung pada sektor pariwisata. Oleh karena itu, solusi penyambungan pipa air bersih dari Gili Air menjadi pilihan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Langkah warga Gili Meno ini mendapat dukungan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi). Walhi berkomitmen untuk mendampingi masyarakat Gili Meno dalam memperjuangkan hak-hak mereka agar terpenuhi dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.
Dukungan Walhi dan Harapan untuk Pemerintah
Direktur Walhi Nusa Tenggara Barat, Amri Nuryadin, menyatakan bahwa dukungan Walhi merupakan bagian dari mandat rakyat. Walhi berkomitmen untuk mengawal permasalahan ini hingga tuntas, baik di tingkat daerah maupun provinsi. Amri menambahkan, "Ini adalah pekerjaan rumah lama yang akan kami sampaikan kepada kepala daerah yang baru dilantik entah itu gubernur maupun bupati."
Dukungan Walhi menunjukkan kepedulian terhadap isu lingkungan dan keadilan bagi masyarakat Gili Meno. Komitmen Walhi untuk mengawal permasalahan ini hingga tuntas diharapkan dapat memberikan tekanan kepada pemerintah untuk segera mengambil tindakan yang tepat dan menyelesaikan krisis air bersih di Gili Meno. Solusi penyambungan pipa air bersih dari Gili Air menjadi harapan utama warga Gili Meno untuk mengatasi krisis ini.
Permasalahan ini menyoroti pentingnya perencanaan pembangunan yang berkelanjutan dan memperhatikan aspek lingkungan. Pemerintah diharapkan dapat mengambil keputusan yang bijak dan memberikan solusi yang tepat untuk mengatasi krisis air bersih di Gili Meno tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan.
Langkah cepat dan tepat dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk mengatasi krisis air bersih di Gili Meno. Penyelesaian masalah ini tidak hanya akan memberikan akses air bersih bagi warga, tetapi juga melindungi kelestarian lingkungan dan keberlanjutan ekonomi masyarakat Gili Meno.