Lapangan Merdeka Medan Revitalisasi: Rp497 Miliar untuk Ruang Publik dan Ekonomi
Revitalisasi Lapangan Merdeka Medan senilai Rp497 miliar resmi dibuka, kini menjadi ruang terbuka hijau dan pusat ekonomi baru di Kota Medan.

Wali Kota Medan, Bobby Nasution, meresmikan revitalisasi Lapangan Merdeka pada Rabu, 19 Februari 2024. Revitalisasi seluas 4,88 hektare ini menelan biaya Rp497 miliar dari APBD Medan dan bantuan Provinsi Sumatera Utara. Proyek ini tidak hanya mengembalikan Lapangan Merdeka sebagai ruang terbuka hijau, tetapi juga mengintegrasikan fungsi ekonomi dan sejarah Kota Medan.
Bobby Nasution menekankan pentingnya revitalisasi ini dalam menjaga nilai sejarah Lapangan Merdeka sebagai titik nol Kota Medan dan lokasi penyebaran kabar kemerdekaan Indonesia di Sumatera Utara. Tugu Proklamasi tetap dipertahankan sebagai penanda sejarah penting. "Kita tahu Lapangan Merdeka ini kawasan bersejarah. Bukan hanya bagi Medan dan Provinsi Sumatera Utara, tetapi juga kemerdekaan Indonesia," ujar Bobby.
Revitalisasi ini bertujuan untuk menyediakan ruang publik yang nyaman bagi warga Medan. Selain ruang terbuka hijau, proyek ini juga memperhatikan aspek ekonomi dengan membangun fasilitas pendukung seperti galeri seni, gedung pertemuan, tenant UMKM, dan bioskop di dua lantai basement. Bobby Nasution berharap revitalisasi ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di pusat Kota Medan.
Fasilitas Baru dan Akses UMKM
Pembangunan dua lantai basement di Lapangan Merdeka Medan menjadi salah satu fokus revitalisasi. Fasilitas yang tersedia di basement meliputi galeri seni, gedung pertemuan, tenant usaha, dan bioskop. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas ekonomi di sekitar Lapangan Merdeka.
Wali Kota Bobby Nasution memberikan penekanan khusus pada keterlibatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam pemanfaatan fasilitas baru ini. "Kita berharap pengaturan itu memberikan kesempatan pelaku UMKM. Harus dibagi untuk UMKM dan pengusaha besar. Mungkin dengan perbandingan 60:40, 70:30, atau 50:50," pesan Bobby.
Dengan adanya fasilitas ini, diharapkan Lapangan Merdeka tidak hanya menjadi tempat rekreasi, tetapi juga pusat kegiatan ekonomi yang dapat menunjang perekonomian Kota Medan. Pembagian tenant antara UMKM dan pengusaha besar diharapkan dapat menciptakan keseimbangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Ruang Terbuka Hijau dan Fasilitas Publik
Meskipun terdapat pembangunan di bawah tanah, revitalisasi Lapangan Merdeka tetap mempertahankan fungsi utamanya sebagai ruang terbuka hijau. Kepala Dinas Perumahan Permukiman Cipta Karya dan Penataan Ruang Kota Medan, Alexander Sinulingga, memastikan bahwa tidak ada satu pun pohon yang ditebang selama proses revitalisasi.
Selain itu, revitalisasi juga menambahkan fasilitas publik seperti panggung rakyat untuk kegiatan masyarakat. Lapangan Merdeka tetap dapat digunakan untuk berolahraga dan kegiatan publik lainnya. "Besar harapan kami masyarakat dapat memanfaatkan dan merawat Lapangan Merdeka ini sebagai milik bersama," ucap Alexander Sinulingga.
Revitalisasi ini merupakan proyek tahun jamak senilai Rp497 miliar yang diawasi oleh pihak Kejaksaan. Proyek ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas ruang publik dan kesejahteraan masyarakat Kota Medan.
Dengan selesainya revitalisasi, Lapangan Merdeka Medan kini menjadi ruang publik yang terintegrasi, memadukan nilai sejarah, ruang terbuka hijau, dan pusat kegiatan ekonomi. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup warga Medan dan menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Utara.