Lazisnu Depok Berbagi THR Rp50 Juta untuk 150 Guru Ngaji
Lazisnu Depok memberikan santunan THR senilai Rp50 juta kepada 150 guru ngaji di Depok sebagai bentuk apresiasi dan penghormatan atas jasa mereka dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) Kota Depok, Jawa Barat, telah menyalurkan dana sebesar Rp50 juta sebagai Tunjangan Hari Raya (THR) kepada para guru ngaji di Depok. Sebanyak 150 guru ngaji dari berbagai majelis taklim, musholla, dan masjid di Depok menerima santunan tersebut pada Kamis, 27 Maret 2024. Pembagian THR ini merupakan wujud nyata kepedulian Lazisnu Depok terhadap para guru ngaji yang telah berjasa mencerdaskan masyarakat.
Pembagian THR dilakukan di Masjid Jami' Al-Mukhlasin, Sawangan, Depok. Ketua Lazisnu Kota Depok, Dr. Muhtar Said, menjelaskan bahwa pemberian THR ini merupakan bentuk penghormatan dan apresiasi atas dedikasi para guru ngaji. "Ini adalah bentuk kepedulian dan pelayanan NU kepada umat, khususnya guru ngaji. Ini adalah bentuk penghormatan bagi guru ngaji yang selama ini telah berkhidmat dalam mengajar dan mengamalkan ilmunya di masyarakat," ujar Dr. Muhtar Said.
Dr. Muhtar Said, yang juga dosen Fakultas Hukum Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) dan advokat di Said Law Office, menekankan pentingnya peran guru ngaji dalam pembangunan daerah. Beliau berpendapat bahwa pembangunan yang kokoh harus berakar pada budaya dan sejarah, dan guru ngaji berperan penting dalam melestarikan dan mengembangkan hal tersebut. "Kebudayaan dilahirkan dari para guru ngaji dan ini bentuk penghormatan guru ngaji. Sebab, yang merintis dan mengawali kebudayaan itu dari guru ngaji," tambahnya.
Apresiasi atas Dedikasi Guru Ngaji
Santunan yang diberikan berupa uang dan sembako, bertujuan untuk meningkatkan semangat para guru ngaji dalam menjalankan tugas mulia mereka. Lazisnu Depok berharap pemberian THR ini dapat memberikan dampak positif, tidak hanya bagi para guru ngaji, tetapi juga bagi masyarakat luas. Selain itu, Lazisnu Depok juga berharap para guru ngaji dapat menjadi pemimpin dalam pengelolaan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) di lingkungan masing-masing.
Dengan pengelolaan ZIS yang baik, diharapkan dapat tercipta kemandirian ekonomi bagi warga Nahdlatul Ulama (NU) dan masyarakat pada umumnya. "Kita juga berharap agar mereka bisa menjadi leader untuk membuat jaringan pengelola zakat infaq shodaqoh atau UPZIS di mushola atau Majelis Taklim. Jika dikelola dengan baik, insyaallah kemandirian ekonomi warga NU dan umumnya bisa tercapai," jelas Dr. Muhtar Said.
Dr. Muhtar Said juga mengungkapkan bahwa Lazisnu Depok, yang baru berdiri sekitar enam bulan, telah banyak berkontribusi bagi masyarakat. Berbagai program telah dijalankan, antara lain pemberdayaan ekonomi, bantuan korban bencana, santunan anak yatim, beasiswa, dan tebus ijazah. Dalam lima bulan beroperasi, Lazisnu Depok telah mengelola dana sebesar Rp311 juta dengan transparansi dan akuntabilitas yang tinggi.
Lazisnu Depok: Percontohan Nasional
Keberhasilan dan kinerja Lazisnu Depok telah mendapat pengakuan nasional. Lazisnu Depok terpilih sebagai salah satu dari tujuh Lazisnu percontohan di Indonesia oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Prestasi ini semakin diperkuat dengan peluncuran Koin Digital NU Lazisnu Depok.
Pemilihan Depok sebagai salah satu percontohan, menurut Dr. Muhtar Said, didasarkan pada karakteristik Depok sebagai kota urban dan metropolitan. Hal ini dianggap ideal untuk mengkampanyekan koin digital melalui berbagai platform digital seperti OVO dan Dana. "Masyarakat Depok sebagai kaum urban dan beragam bisa mewakili dalam koin Digital. Terlebih banyak generasi milenial yang menggunakannya," tutupnya.
Dengan berbagai program dan prestasi yang telah diraih, Lazisnu Depok membuktikan komitmennya dalam melayani masyarakat dan memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa. Pembagian THR kepada guru ngaji menjadi salah satu contoh nyata dari kepedulian dan dedikasi Lazisnu Depok.