Lima Pesan Penting Haedar Nashir untuk Kepala Daerah Terpilih
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, memberikan lima pesan penting kepada kepala daerah terpilih, menekankan amanah rakyat, otonomi daerah yang bertanggung jawab, serta pengelolaan sumber daya alam yang berkeadilan.

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyampaikan lima pesan penting kepada para kepala daerah yang baru dilantik Presiden RI Prabowo Subianto di Jakarta pada Kamis (20/2). Pesan-pesan tersebut disampaikan di Yogyakarta pada Jumat (21/2) dan menyoroti berbagai aspek kepemimpinan daerah, mulai dari pengelolaan sumber daya hingga pembangunan karakter masyarakat.
Lima pesan tersebut mencakup amanah rakyat, pentingnya otonomi daerah yang bertanggung jawab, pengelolaan sumber daya alam yang berpihak pada rakyat, pentingnya menghindari korupsi, dan perlunya keteladanan moral dan spiritual. Haedar menekankan bahwa kepemimpinan daerah harus dijalankan untuk kepentingan seluruh rakyat, bukan hanya segelintir kelompok.
Pernyataan Haedar ini menjadi sorotan penting pasca pelantikan kepala daerah, mengingat besarnya tanggung jawab yang diemban oleh para pemimpin daerah terpilih dalam memajukan daerahnya dan mensejahterakan rakyatnya. Pesan-pesan tersebut diharapkan dapat menjadi panduan bagi para kepala daerah dalam menjalankan tugasnya ke depan.
Amanah Rakyat dan Keadilan dalam Kepemimpinan
Pesan pertama Haedar Nashir menekankan pentingnya para kepala daerah beserta pendukungnya untuk memahami mandat politik sebagai amanah rakyat. "Mandat tersebut sepenuhnya demi dan untuk rakyat serta tidak untuk kepentingan diri, dinasti, dan kroni," tegas Haedar. Ia juga menekankan pentingnya perlakuan adil kepada seluruh warga, tanpa diskriminasi, sebagai wujud kepemimpinan yang melayani semua lapisan masyarakat.
Hal ini menunjukkan pentingnya akuntabilitas dan transparansi dalam pemerintahan daerah. Para pemimpin daerah harus memastikan bahwa kebijakan yang diambil benar-benar berpihak pada rakyat dan berdampak positif bagi kesejahteraan mereka. Penggunaan kekuasaan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu harus dihindari.
Lebih lanjut, Haedar juga mengingatkan pentingnya menghindari praktik nepotisme dan kolusi yang dapat merugikan kepentingan umum. Kepemimpinan yang bersih dan berintegritas menjadi kunci keberhasilan dalam membangun daerah.
Otonomi Daerah dalam Bingkai NKRI
Pesan kedua berfokus pada semangat otonomi daerah. Haedar berharap otonomi daerah dijalankan dengan sebaik-baiknya untuk memajukan daerah, namun tetap dalam koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ia mengingatkan pentingnya menghindari ego kedaerahan yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
Haedar mendorong terciptanya jalinan erat keindonesiaan, dengan semangat Bhineka Tunggal Ika. Pemimpin daerah harus mampu mengelola perbedaan dan membangun sinergi antar daerah untuk kemajuan Indonesia secara keseluruhan. Hal ini menunjukkan pentingnya menjaga keseimbangan antara kepentingan daerah dan kepentingan nasional.
Dengan demikian, otonomi daerah tidak boleh diartikan sebagai bentuk pemisahan atau persaingan antar daerah, melainkan sebagai kesempatan untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkeadilan
Pesan ketiga menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya alam (SDA) berdasarkan Pasal 33 UUD 1945, yaitu dikuasai negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Kerja sama dan investasi, baik domestik maupun asing, harus berada dalam koridor konstitusi tersebut.
Haedar mengingatkan para kepala daerah untuk menghindari kebijakan yang merugikan kepentingan daerah dan rakyat. Prioritas harus diberikan pada kesejahteraan warga dan kelestarian lingkungan. Masalah kemiskinan, kesenjangan sosial, gizi buruk, dan stunting harus menjadi perhatian utama.
Implementasi pesan ini memerlukan perencanaan yang matang dan pengawasan yang ketat dalam pengelolaan SDA. Transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci untuk memastikan bahwa SDA dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat dan pembangunan berkelanjutan.
Integritas dan Efisiensi dalam Pemerintahan
Pesan keempat menekankan pentingnya integritas dan efisiensi dalam pemerintahan. Haedar meminta para kepala daerah untuk menjauhi korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Efisiensi dalam penggunaan anggaran menjadi penting, mengingat setiap rupiah sangat berarti bagi rakyat.
Haedar juga mendorong penerapan kebijakan efisiensi yang telah menjadi political will Presiden Prabowo Subianto. Segala bentuk mobilitas, termasuk kunjungan kerja, harus memperhatikan asas efisiensi dan menghindari pemborosan. Hal ini menunjukkan pentingnya penggunaan anggaran yang bertanggung jawab dan berorientasi pada hasil.
Dengan demikian, pemerintahan daerah yang bersih, transparan, dan efisien menjadi kunci keberhasilan dalam membangun daerah dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Keteladanan dan Nilai-nilai Luhur
Pesan kelima menekankan pentingnya keteladanan hidup dan spiritualitas luhur berbasis nilai-nilai agama, Pancasila, dan kebudayaan adiluhung bangsa. Rakyat membutuhkan teladan kebaikan dari para pemimpinnya.
Haedar juga mendorong edukasi kepada masyarakat untuk membangun karakter yang kuat, disiplin, mandiri, beretika luhur, maju, dan memiliki solidaritas sosial yang baik. Keberagamaan dan nilai Ketuhanan Yang Maha Esa harus menjadi landasan utama.
Dengan demikian, kepemimpinan yang baik tidak hanya berfokus pada aspek teknis dan administratif, tetapi juga pada aspek moral dan spiritual. Pemimpin yang berintegritas dan memiliki keteladanan akan mampu menginspirasi dan membimbing masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik.
Sebagai penutup, Haedar berharap agar pelantikan kepala daerah tidak dirayakan secara berlebihan, karena terpilihnya mereka membawa beban dan tanggung jawab yang besar untuk kesejahteraan rakyat.