Idul Fitri: Momentum Introspeksi untuk Kehidupan yang Lebih Baik, Pesan Ketua Umum PP Muhammadiyah
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk melakukan introspeksi diri di momentum Idul Fitri guna menciptakan kehidupan yang lebih baik dan menghindari hal-hal buruk seperti korupsi.

Jakarta, 1 April 2024 (ANTARA) - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyerukan momentum Idul Fitri sebagai waktu yang tepat bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk para elite dan tokoh negara, untuk melakukan introspeksi diri. Tujuannya adalah untuk membangun kehidupan yang lebih baik dan penuh berkah.
Dalam kanal YouTube Muhammadiyah, Haedar menyampaikan bahwa Idul Fitri membawa energi rohani yang positif. Puasa selama satu bulan penuh telah membersihkan jiwa dan menghasilkan kalbu yang jernih. Perayaan Idul Fitri menjadi puncak dari proses penyucian tersebut.
Haedar menekankan pentingnya introspeksi diri pasca-puasa. Menurutnya, "Setelah kita berpuasa selama satu bulan dan ber-Idul Fitri pada 1 Syawal, maka di situlah insan bertaqwa hadir dengan jiwa yang baru hasil dari berpuasa. Setiap Muslim akan menjadi orang yang beragama dengan hanif."
Menjadi Khalifah yang Baik di Muka Bumi
Lebih lanjut, Haedar menjelaskan makna menjadi Muslim yang beragama dengan hanif. Hal ini berarti menumbuhkan jiwa khalifatullah fil ardh, yaitu menjadi khalifah di muka bumi yang selalu memakmurkan bumi, mensejahterakan sesama, dan menciptakan kehidupan yang lebih baik. Tanggung jawab ini tidak hanya bagi masyarakat biasa, tetapi juga bagi para pemimpin dan elite.
Ia menambahkan bahwa para pemimpin, baik di tingkat negara maupun umat, harus memiliki jiwa kekhalifahan dan akhlak mulia sebagai cerminan kesalehan. "Di situlah posisinya juga sebagai khalifah di muka bumi, yakni memiliki pertanggungjawaban mewakili Tuhan untuk memakmurkan kehidupan," ujarnya.
Dengan kesalehan yang dimiliki, para pemimpin diharapkan selalu berbuat baik dan benar dalam segala aspek kehidupan. Sebaliknya, mereka harus menjauhi segala hal yang buruk dan tidak pantas.
Korupsi dan Hawa Nafsu
Haedar menjelaskan bahwa korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, perusakan sumber daya alam, dan konflik semuanya berakar dari hawa nafsu yang tidak terkendali. Ia mengaitkan hal ini dengan kurangnya pengamalan agama yang hanif.
Oleh karena itu, dengan kesalehan dan jiwa kekhalifahan, setiap Muslim, terlepas dari tanggung jawabnya, harus selalu membawa kemaslahatan dan menghindari kemudaratan. Introspeksi diri di Idul Fitri menjadi kunci untuk mencapai hal tersebut.
Pesan ini menjadi sangat relevan di tengah berbagai tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia. Momentum Idul Fitri diharapkan dapat menjadi titik balik bagi seluruh lapisan masyarakat untuk memperbaiki diri dan bersama-sama membangun Indonesia yang lebih baik.
Dengan demikian, Idul Fitri bukan hanya sekadar perayaan hari raya, tetapi juga menjadi momentum untuk meningkatkan kualitas diri dan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Refleksi dan Harapan
Ajakan introspeksi dari Ketua Umum PP Muhammadiyah ini diharapkan dapat diresapi oleh seluruh masyarakat Indonesia. Momentum Idul Fitri hendaknya dimanfaatkan untuk merenungkan tindakan dan perilaku selama setahun terakhir, serta berkomitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik di masa mendatang. Semoga Idul Fitri tahun ini membawa berkah dan kedamaian bagi seluruh bangsa Indonesia.