Longsor Dua Kali Putus Jalur Ponorogo-Pacitan, Akses Jalan Berhasil Dibuka
Bencana tanah longsor dua kali terjadi di jalur Ponorogo-Pacitan, menyebabkan akses jalan putus total, namun berhasil dibuka kembali dengan bantuan alat berat.

Hujan deras yang mengguyur wilayah Tegalombo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, pada Minggu (23/2) sore dan Senin (24/2) siang mengakibatkan bencana tanah longsor dua kali di jalur Ponorogo-Pacitan. Longsor pertama terjadi pada Minggu sore, kemudian disusul longsor kedua pada Senin siang sekitar pukul 14.00 WIB di lokasi yang tak jauh dari titik longsor pertama. Kedua kejadian ini menyebabkan akses jalan dari kedua arah terputus total. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun kerusakan material bangunan warga.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan, Radite Suryo Anggono, membenarkan peristiwa tersebut. Ia menjelaskan bahwa longsor terjadi di dua titik berbeda di jalan raya Ponorogo-Pacitan, Desa Gedangan, Kecamatan Tegalombo. "Longsor pertama terjadi pada Minggu (23/2) sore dan kedua terjadi lagi tak jauh dari titik pertama pada Senin siang sekitar pukul 14.00 WIB," kata Suryo Anggono.
Kejadian ini langsung ditangani oleh BPBD Pacitan yang bekerja sama dengan UPT PJJ Dinas Binamarga Provinsi Jawa Timur. Tim gabungan ini mengerahkan alat berat untuk membersihkan material longsor dan menormalisasi jalur provinsi tersebut. Upaya ini membuahkan hasil, akses jalan berhasil dibuka kembali hanya satu jam setelah longsor kedua terjadi, meskipun arus lalu lintas untuk sementara diberlakukan sistem buka-tutup.
Penanganan Longsor dan Pemulihan Akses Jalan
BPBD Pacitan dan UPT PJJ Dinas Bina Marga Jatim sigap dalam menangani bencana ini. Satu unit alat berat milik UPT PJJ Dinas Bina Marga Jatim dikerahkan untuk mempercepat proses pembersihan material longsor. "Ada satu alat berat milik UPT PJJ Dinas Bina Marga Jatim yang standby untuk pembersihan material longsor," jelas Suryo Anggono. Proses pembersihan material longsor pada kejadian pertama memakan waktu lebih lama, baru bisa dibuka pukul 15.30 WIB untuk satu titik dan pukul 18.00 WIB untuk titik lainnya.
Hujan deras yang memicu longsor masih berlangsung dengan intensitas ringan hingga sedang, sehingga potensi longsor susulan masih ada. Kondisi ini membuat pihak berwenang tetap waspada dan siaga untuk mengantisipasi kejadian serupa. "Sebelum kejadian, wilayah tersebut diguyur hujan deras yang memicu longsor. Hingga saat ini hujan masih turun dengan intensitas ringan hingga sedang, menyebabkan longsoran susulan," tambah Suryo Anggono.
Meskipun akses jalan sempat terputus total, kecepatan respon dan kerja sama antar instansi terkait berhasil meminimalisir dampak buruk yang lebih luas. Sistem buka-tutup yang diterapkan sementara waktu bertujuan untuk memastikan keselamatan pengguna jalan dan mencegah kecelakaan.
Dampak Longsor dan Antisipasi Kejadian Berulang
Longsor di jalur Ponorogo-Pacitan ini memberikan dampak signifikan terhadap aksesibilitas dan mobilitas masyarakat. Penutupan jalan selama beberapa jam menyebabkan terhambatnya perjalanan dan aktivitas ekonomi di daerah tersebut. Namun, berkat kerja keras tim gabungan, dampak tersebut dapat diminimalisir dengan cepat.
Kejadian ini menjadi pengingat penting akan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bencana alam, khususnya di daerah rawan longsor. Antisipasi dini dan kesiapsiagaan menjadi kunci untuk meminimalisir risiko dan dampak bencana. Pemantauan cuaca dan kondisi tanah secara berkala perlu ditingkatkan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Selain itu, upaya mitigasi bencana seperti pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap bencana juga perlu dipertimbangkan.
Meskipun tidak ada korban jiwa, kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk senantiasa meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Kerja sama dan koordinasi antar instansi terkait sangat penting dalam penanganan bencana agar dampaknya dapat diminimalisir.
Kejadian ini juga menyoroti pentingnya infrastruktur jalan yang kuat dan tahan terhadap bencana alam. Perbaikan dan pemeliharaan infrastruktur jalan secara berkala perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya longsor dan gangguan lalu lintas di masa mendatang. Hal ini akan menjamin keamanan dan kelancaran akses bagi masyarakat.
Kesimpulan
Longsor di jalur Ponorogo-Pacitan menunjukkan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dan kerja sama antar instansi. Meskipun akses jalan sempat terputus, respon cepat dan upaya pemulihan yang efektif berhasil meminimalisir dampak negatif. Kejadian ini juga menjadi pembelajaran untuk meningkatkan mitigasi bencana dan infrastruktur yang lebih tahan terhadap bencana di masa depan.