Loupe: Band Indie Eropa Takjub dengan Keindahan Alam dan Ramahnya Orang Indonesia
Personel band indie Loupe mengungkapkan kekaguman mereka terhadap keindahan alam Indonesia, keramahan penduduk, dan pengalaman unik bermusik di Yogyakarta, Jakarta, dan Makassar.

Band rock indie asal Amsterdam dan Antwerp, Loupe, baru saja menyelesaikan tur mereka di Indonesia. Pengalaman tersebut meninggalkan kesan mendalam bagi para personelnya, khususnya keindahan alam dan keramahan masyarakat Indonesia. Tur yang meliputi Yogyakarta, Jakarta, dan Makassar ini memberikan perspektif unik tentang Indonesia bagi para musisi Eropa tersebut.
Vokalis Nina Ouattara mengungkapkan kekagumannya terhadap pemandangan alam Yogyakarta. Sejak tiba di bandara hingga menuju hotel, ia disambut dengan keindahan alam yang menakjubkan. "Hal pertama yang saya perhatikan saat dari bandara Yogyakarta menuju hotel kami adalah pemandangan alam yang cantik di sepanjang perjalanan. Jadi itu impresi pertama yang saya rasakan," ujar Nina saat ditemui sebelum konser di Erasmus Huis, Jakarta.
Selain keindahan alam, Nina juga turut mengomentari lalu lintas di Yogyakarta. Meskipun padat, ia justru merasa nyaman karena melihat bagaimana masyarakat setempat telah terbiasa dan mampu menghadapinya dengan tenang. "Saya terkejut dalam artian positif. Saya tetap merasa nyaman karena saya rasa semua orang terbiasa dengan itu dan mereka tahu harus melakukan apa. Jadi saya, percaya kepada mereka dan mengikuti arus," tambahnya.
Pesona Jakarta dan Keramahan Masyarakat Indonesia
Berbeda dengan Nina yang terpesona oleh Yogyakarta, gitaris Abel van der Waals justru terkesan dengan megahnya Jakarta. Ia membandingkan Jakarta dengan kota asalnya, Amsterdam. "Saya melihat gedung-gedung pencakar langit, jalan-jalan yang lebar, serta jalur metro yang melintas di atas kepala. Semuanya tampak lebih besar dibandingkan dengan apa yang ada di Amsterdam," ucapnya.
Sementara itu, drummer Annemarie van den Born lebih terkesan dengan keramahan masyarakat Indonesia. Ia merasakan perbedaan signifikan dalam hal sikap masyarakat di tengah kesibukan kota. "Karena di Amsterdam, ketika keadaan menjadi sibuk dan kamu berada di pusat kota, orang-orang cenderung sedikit marah atau kesal. Tapi di sini, saya merasa semua orang sangat ramah dan bersedia membantu," katanya. Keramahan ini menjadi pengalaman berharga bagi Annemarie selama tur di Indonesia.
Pengalaman positif ini tidak hanya dirasakan oleh Annemarie, tetapi juga oleh seluruh personel Loupe. Mereka merasakan keramahan dan bantuan dari masyarakat Indonesia di berbagai situasi, sebuah perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan pengalaman mereka di kota-kota besar di Eropa.
Konser di Tiga Kota: Yogyakarta, Jakarta, dan Makassar
Tur Loupe di Indonesia mencakup tiga kota besar: Yogyakarta, Jakarta, dan Makassar. Mereka memulai tur di Yogyakarta pada tanggal 19 Februari 2025 di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas Universitas Gadjah Mada (UGM). Setelah itu, mereka tampil di Erasmus Huis, Jakarta pada Sabtu malam. Puncak tur mereka akan diadakan di Gedung Kesenian Sulawesi Selatan Societeit de Harmonie di Makassar pada tanggal 26 Februari 2025.
Ketiga kota tersebut menawarkan pengalaman yang berbeda bagi Loupe. Dari keindahan alam Yogyakarta, keramahan masyarakat Jakarta, hingga kemungkinan budaya unik Makassar, tur ini memberikan pengalaman yang kaya dan berkesan bagi band indie asal Eropa tersebut. Mereka membawa pulang lebih dari sekadar pengalaman bermusik, tetapi juga kenangan indah tentang Indonesia.
Secara keseluruhan, pengalaman tur Loupe di Indonesia menunjukkan sisi positif Indonesia, baik dari segi keindahan alam, keramahan penduduk, hingga efisiensi masyarakat dalam menghadapi kesibukan kota. Hal ini menjadi bukti bahwa Indonesia bukan hanya menarik dari segi wisata, tetapi juga memiliki daya tarik tersendiri bagi para musisi internasional.