Luhut-Airlangga Bentuk Tim Kajian Khusus Atasi Hambatan Investasi di Indonesia
Menko Luhut dan Menko Airlangga membentuk tim khusus untuk mengkaji dan mengatasi hambatan investasi di Indonesia guna mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen.

Jakarta, 12 Maret 2024 - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, sepakat membentuk tim kajian khusus untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan investasi di Indonesia. Pembentukan tim ini diumumkan di Jakarta pada Rabu, 12 Maret 2024, sebagai respons terhadap dinamika ekonomi global dan sejumlah regulasi yang dinilai menghambat investasi.
Inisiatif ini muncul dari pertemuan antara DEN dan Kemenko Perekonomian, yang bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi dan memastikan koordinasi yang efektif. Luhut menekankan pentingnya langkah ini untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen, sebuah target yang diakui sebagai tantangan besar namun tetap optimistis dapat dicapai.
Kedua menteri menyadari adanya regulasi yang menghambat investasi. Mereka berencana mengusulkan penghapusan regulasi-regulasi tersebut kepada Presiden Prabowo Subianto. Tim kajian khusus ini akan bekerja selama satu minggu untuk menganalisis regulasi-regulasi tersebut dan memberikan rekomendasi.
Tim Khusus untuk Iklim Investasi Kondusif
Pembentukan tim kajian khusus ini diharapkan dapat menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif dan menarik bagi investor domestik maupun internasional. Dengan mengidentifikasi dan mengatasi hambatan secara tepat, diharapkan investasi dapat meningkat dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Tim ini akan menelaah secara mendalam berbagai peraturan dan kebijakan yang dinilai menghambat masuknya investasi. Hasil kajian akan menjadi dasar bagi rekomendasi kebijakan yang lebih efektif dan efisien. Proses ini diharapkan dapat mempercepat proses perizinan dan mengurangi birokrasi yang berbelit.
Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menciptakan lingkungan bisnis yang lebih ramah dan transparan. Dengan demikian, Indonesia dapat lebih kompetitif dalam menarik investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) dan meningkatkan daya saing ekonomi nasional.
Target Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Dalam pertemuan tersebut, target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen juga menjadi fokus utama pembahasan. Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan keyakinannya bahwa dengan strategi yang tepat, termasuk revitalisasi industri padat karya, percepatan investasi, dan penguatan infrastruktur digital publik, target tersebut dapat tercapai.
Ia menekankan pentingnya koordinasi yang solid antara DEN, Kemenko Perekonomian, dan seluruh kementerian/lembaga terkait. Koordinasi yang efektif dinilai krusial untuk memastikan kebijakan yang dihasilkan efektif dan memberikan manfaat yang luas bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Luhut menambahkan, "Ini bukan target yang mudah sekali lagi, tapi saya yakin dengan strategi yang tepat melalui revitalisasi industri padat karya, percepatan investasi dan penguatan infrastruktur digital publik, kita bisa mencapai misi besar Presiden Prabowo." Pernyataan ini menunjukkan optimisme pemerintah dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi yang ambisius tersebut.
Dengan adanya tim kajian khusus ini, diharapkan akan tercipta solusi yang komprehensif dan terukur untuk mengatasi hambatan investasi di Indonesia. Hal ini akan mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah berharap melalui langkah-langkah strategis ini, Indonesia dapat menarik lebih banyak investasi dan menciptakan lapangan kerja baru, sehingga berkontribusi pada peningkatan perekonomian nasional dan kesejahteraan rakyat.