Luwu Timur: Kejari dan Disdik Kolaborasi Ciptakan Sekolah Aman dari Kekerasan Seksual dan Bullying
Kejaksaan Negeri Luwu Timur dan Dinas Pendidikan setempat berkolaborasi melalui program Jaksa Masuk Sekolah untuk memberikan pemahaman hukum dan mencegah kekerasan seksual serta bullying di sekolah-sekolah Luwu Timur.
Kolaborasi Kejari dan Disdik Luwu Timur wujudkan sekolah aman dari kekerasan seksual dan bullying. Program Jaksa Masuk Sekolah (JMS) digelar di Luwu Timur, Sulawesi Selatan, pada 21 Januari 2024. Inisiatif ini merupakan kerja sama antara Kejaksaan Negeri (Kejari) Luwu Timur dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Luwu Timur. Tujuannya mulia: menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan kondusif bagi para siswa.
Kepala Kejari Luwu Timur, Budi Nugraha, S.H., M.H., menjelaskan bahwa JMS bertujuan memberikan pemahaman hukum kepada siswa secara humanis. "Kami berharap, melalui kegiatan ini, siswa dapat memahami pentingnya hukum dan menjauhi tindakan yang melanggar hukum," ujar Budi. Selain edukasi hukum, program ini juga menyertakan pembagian makan siang bergizi, sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Muhammad Syukri, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lutim, menyampaikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya JMS. Ia menilai program ini sangat bermanfaat dalam memberikan pemahaman kepada siswa tentang bahaya kekerasan seksual dan bullying. "Kegiatan ini sangat penting untuk membentuk karakter siswa agar menjauhi perilaku yang melanggar hukum," tambahnya.
Lebih lanjut, Syukri menghubungkan program pembagian makanan bergizi dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia. Ia melihatnya sebagai wujud nyata dukungan Kejaksaan Negeri Lutim terhadap program tersebut. Kolaborasi antar instansi ini dinilai sebagai langkah strategis dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, dan kondusif untuk mendukung proses belajar mengajar.
Program JMS ini tidak hanya memberikan edukasi hukum terkait kekerasan seksual dan bullying, tetapi juga menekankan pentingnya memahami konsekuensi hukum dari setiap tindakan. Dengan demikian, diharapkan para siswa dapat tumbuh menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan mematuhi hukum.
Keberhasilan program JMS ini sangat bergantung pada komitmen dan kerjasama semua pihak, termasuk pihak sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat luas. Pentingnya edukasi berkelanjutan dalam mencegah kekerasan seksual dan bullying di lingkungan sekolah juga menjadi fokus utama dalam keberlangsungan program ini.
Harapan besar tertuju pada keberlanjutan program ini. Baik Kejari maupun Disdik Luwu Timur berharap JMS dapat menjangkau lebih banyak sekolah di Luwu Timur, sehingga dampak positifnya dapat dirasakan oleh lebih banyak siswa. Dengan demikian, sekolah-sekolah di Luwu Timur dapat menjadi tempat belajar yang aman, nyaman, dan mendukung perkembangan potensi setiap siswa secara optimal.