Mahasiswa Pacitan Gelar Aksi Damai, Kecam Kasus Pemerkosaan Tahanan oleh Oknum Polisi
HMI Cabang Pacitan menggelar aksi damai di depan Mapolres Pacitan, menuntut evaluasi sistem perlindungan tahanan dan transparansi hukum terkait dugaan kasus pemerkosaan tahanan oleh oknum polisi.

Aksi damai digelar oleh sejumlah mahasiswa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pacitan di depan Mapolres Pacitan pada Selasa, 22 April 2024. Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap dugaan kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh oknum anggota polisi terhadap seorang tahanan perempuan. Aksi tersebut melibatkan pembentangan poster dan banner berisi kecaman, serta taburan bunga sebagai simbol kritik atas dugaan kekerasan seksual yang mencoreng citra institusi kepolisian. Para mahasiswa menuntut keadilan dan transparansi dalam penanganan kasus ini.
Koordinator aksi, Yusuf Mukib, menyampaikan tuntutan utama mereka yaitu evaluasi menyeluruh terhadap sistem perlindungan tahanan di lingkungan Polres Pacitan. Mereka juga menuntut permohonan maaf secara terbuka dari pihak kepolisian kepada masyarakat atas tindakan biadab oknum tersebut. Kejadian ini menimbulkan gelombang protes dan kekhawatiran publik terhadap keamanan dan perlindungan bagi para tahanan di lingkungan kepolisian.
Peristiwa ini menyoroti pentingnya pengawasan ketat dan reformasi internal di tubuh kepolisian. Dugaan pemerkosaan oleh oknum polisi ini bukan hanya melanggar hukum dan hak asasi manusia, tetapi juga merusak kepercayaan publik terhadap institusi penegak hukum. Tuntutan transparansi dan penegakan hukum yang adil menjadi sorotan utama dalam aksi damai tersebut, memastikan bahwa pelaku, siapa pun dia, akan bertanggung jawab atas perbuatannya.
Tuntutan Aksi Damai Mahasiswa Pacitan
Mahasiswa HMI Cabang Pacitan menyampaikan beberapa tuntutan penting dalam aksi damai tersebut. Tuntutan utama adalah evaluasi total terhadap sistem perlindungan tahanan di Polres Pacitan. Sistem yang dinilai gagal melindungi tahanan perempuan dari tindakan kekerasan seksual oleh oknum polisi ini membutuhkan perbaikan menyeluruh untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Hal ini mencakup peningkatan pengawasan, pelatihan khusus bagi personel kepolisian terkait penanganan tahanan, dan mekanisme pengaduan yang lebih efektif dan terlindungi.
Selain itu, mahasiswa juga menuntut transparansi dalam proses hukum terhadap oknum polisi yang diduga terlibat. Mereka meminta agar proses hukum berjalan adil dan transparan, tanpa intervensi dari pihak manapun. Hal ini penting untuk memastikan keadilan bagi korban dan mencegah impunitas bagi pelaku. Kepercayaan publik terhadap penegakan hukum akan sangat bergantung pada bagaimana kasus ini ditangani secara adil dan transparan.
Permintaan maaf secara terbuka dari pihak kepolisian kepada masyarakat juga menjadi tuntutan penting lainnya. Permintaan maaf ini dianggap sebagai langkah awal untuk mengembalikan kepercayaan publik yang telah tercederai oleh tindakan oknum polisi tersebut. Permintaan maaf semata tidak cukup, tetapi menjadi langkah awal yang penting untuk menunjukkan komitmen kepolisian dalam mengatasi masalah ini.
Tanggapan Pihak Kepolisian
Kapolres Pacitan, AKBP Ayub Diponegoro Azhar, menanggapi aksi damai tersebut dengan menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat. Ia menyatakan permohonan maaf tersebut atas nama pribadi dan institusi kepolisian. Pernyataan ini menunjukkan adanya kesadaran dari pihak kepolisian atas kesalahan yang telah terjadi dan dampaknya terhadap kepercayaan publik.
Lebih lanjut, Kapolres menjelaskan bahwa anggota polisi yang diduga terlibat telah diperiksa oleh Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Jawa Timur. Proses hukum terhadap oknum tersebut tengah berjalan, menunjukkan komitmen pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini. Proses hukum yang transparan dan akuntabel akan menjadi kunci untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat.
Meskipun permohonan maaf dan proses hukum yang sedang berjalan telah disampaikan, tuntutan mahasiswa untuk evaluasi menyeluruh terhadap sistem perlindungan tahanan tetap menjadi hal yang krusial. Perbaikan sistem perlindungan tahanan tidak hanya penting untuk mencegah kejadian serupa, tetapi juga untuk memastikan bahwa hak asasi manusia para tahanan terlindungi sepenuhnya.
Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi seluruh aparat penegak hukum untuk senantiasa menjunjung tinggi hukum, etika, dan hak asasi manusia. Tindakan tegas dan transparan dalam menangani kasus ini akan menjadi langkah penting dalam membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian.