Masjid Istiqlal: Pusat Ibadah dan Ekonomi Kreatif di Jakarta
Menag dan Wamenekraf berkolaborasi mengembangkan kawasan Masjid Istiqlal sebagai pusat wisata religi dan ekonomi kreatif, memadukan nilai budaya dan inovasi modern untuk menjadikan Jakarta kota kosmopolitan.
![Masjid Istiqlal: Pusat Ibadah dan Ekonomi Kreatif di Jakarta](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/06/230247.702-masjid-istiqlal-pusat-ibadah-dan-ekonomi-kreatif-di-jakarta-1.jpg)
Jakarta, 6 Februari 2024 - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar dan Wakil Menteri Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Wamenekraf), Irene Umar, baru-baru ini bertemu untuk membahas pengembangan kawasan Masjid Istiqlal. Pertemuan ini menandai langkah awal kolaborasi strategis yang bertujuan untuk menjadikan Masjid Istiqlal sebagai pusat ekonomi kreatif dan budaya, sekaligus memperkuat identitas Jakarta sebagai kota kosmopolitan yang tetap menjunjung tinggi nilai sejarah dan budayanya.
Menjadikan Masjid Istiqlal Pusat Ekonomi Kreatif
Gagasan utama dari kolaborasi ini adalah integrasi Masjid Istiqlal ke dalam jalur ekonomi kreatif yang membentang dari Kota Tua hingga Blok M. Wamenekraf Irene Umar menjelaskan, "Kita ingin mengaktifkan jalur dari Kota Tua hingga Blok M, agar Jakarta menjadi kota kosmopolitan tanpa melupakan sejarah dan budaya. Masjid Istiqlal bisa menjadi bagian dari jalur kreatif ini." Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik wisata religi dan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di Jakarta.
Menag Nasaruddin Umar menekankan potensi Masjid Istiqlal yang melampaui fungsi utamanya sebagai tempat ibadah. Beliau menyebut Masjid Istiqlal sebagai pusat wisata religi, sosial, dan edukasi, mengingat berbagai fasilitas unik yang dimilikinya. "Masjid Istiqlal juga memiliki fasilitas unik seperti gym center yang bersifat interfaith serta berbagai program diplomasi agama yang telah menarik perhatian lebih dari 40 duta besar," ujar Menag.
Pengembangan Infrastruktur dan Fasilitas
Pertemuan tersebut menghasilkan beberapa rencana pengembangan. Salah satunya adalah pemanfaatan lahan seluas dua hektare di sekitar masjid untuk membangun pusat kuliner dan area publik. Ini akan meningkatkan kenyamanan pengunjung dan memberikan kesempatan bagi pelaku usaha kuliner lokal untuk berkembang. Selain itu, lantai lima Masjid Istiqlal direncanakan akan diubah menjadi museum budaya dan ruang pertunjukan, sebuah langkah untuk memperkaya pengalaman pengunjung dan mempromosikan budaya Indonesia.
Untuk mendukung akomodasi pengunjung, rencana relokasi madrasah di kompleks Masjid Istiqlal ke Jakarta Selatan juga dibahas. Lahan yang dikosongkan akan digunakan untuk membangun penginapan profesional dan hotel gratis bagi pengunjung masjid. Inisiatif ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisata religi dan memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal.
Sinergi Inovasi Modern dan Pelestarian Budaya
Masjid Istiqlal sendiri telah menunjukkan komitmennya terhadap inovasi ramah lingkungan dengan sistem energi yang mengandalkan panel surya hingga 38 persen, hasil dari wakaf jamaah. Kolaborasi antara Kementerian Agama dan Kementerian Ekonomi Kreatif diharapkan dapat memperkuat komitmen ini dengan memadukan inovasi modern dan pelestarian budaya. Dengan demikian, Masjid Istiqlal tidak hanya menjadi pusat ibadah yang modern dan ramah lingkungan, tetapi juga menjadi ikon budaya dan ekonomi kreatif Jakarta.
Kesimpulannya, pengembangan kawasan Masjid Istiqlal ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat posisi Jakarta sebagai kota kosmopolitan yang tetap menghargai sejarah dan budayanya. Kolaborasi antara Kementerian Agama dan Kementerian Ekonomi Kreatif diharapkan dapat menghasilkan sinergi yang positif dan berkelanjutan, menjadikan Masjid Istiqlal sebagai destinasi wisata religi dan pusat ekonomi kreatif yang terintegrasi dan berdampak luas bagi masyarakat.