Mendag Optimistis I-EU CEPA Rampung Semester Pertama 2025: Buka Peluang Pasar Eropa untuk Produk Indonesia
Menteri Perdagangan Budi Santoso optimis perundingan Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) tuntas semester pertama 2025, membuka akses pasar Eropa bagi produk Indonesia.

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkapkan optimismenya terhadap penyelesaian perundingan Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) pada semester pertama tahun 2025. Pernyataan ini disampaikan pada Minggu di Jakarta, memberikan harapan baru bagi peningkatan hubungan ekonomi bilateral antara Indonesia dan Uni Eropa. Perundingan yang telah berlangsung selama beberapa tahun ini diharapkan segera membuahkan hasil yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Budi Santoso menyatakan, "I-EU CEPA sebenarnya target kita semester pertama, mudah-mudahan semester pertama bisa selesai. Kita kejar terus." Pernyataan tersebut menunjukkan komitmen kuat pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan perundingan I-EU CEPA. Beliau juga menambahkan bahwa perkembangan perundingan saat ini dinilai positif dan menjanjikan.
Optimisme Mendag tersebut diperkuat oleh pernyataan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita yang menyebut I-EU CEPA sebagai game changer bagi sektor manufaktur padat karya di Indonesia. Perjanjian ini diyakini akan membuka peluang besar bagi produk-produk Indonesia, seperti tekstil dan alas kaki, untuk memasuki pasar Eropa dengan tarif nol persen. Hal ini tentunya akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia.
I-EU CEPA: Harapan Baru bagi Perekonomian Indonesia
Perjanjian I-EU CEPA, yang telah melalui 19 putaran perundingan sejak tahun 2016, mencakup berbagai isu strategis. Isu-isu tersebut meliputi perdagangan barang dan jasa, investasi, pengadaan publik, harmonisasi regulasi, dan kerja sama peningkatan kapasitas. Lingkup yang luas ini menunjukkan kompleksitas perundingan, namun juga potensi keuntungan yang besar bagi Indonesia.
Kemenperin telah memberikan lampu hijau kepada negosiator untuk menandatangani perjanjian I-EU CEPA. Hal ini menunjukkan kesiapan Indonesia untuk meratifikasi perjanjian tersebut setelah perundingan selesai. Dengan dukungan penuh dari berbagai kementerian, diharapkan proses finalisasi perjanjian dapat berjalan lancar dan sesuai target.
Pemerintah Indonesia optimis bahwa perundingan I-EU CEPA akan segera rampung. Komitmen kuat dari kedua belah pihak, Indonesia dan Uni Eropa, menjadi dasar keyakinan tersebut. Kedua pihak sama-sama menginginkan hubungan dagang dan investasi yang saling menguntungkan.
Manfaat I-EU CEPA bagi Indonesia
Jika I-EU CEPA berhasil ditandatangani, Indonesia akan mendapatkan akses pasar yang lebih luas ke negara-negara Uni Eropa. Hal ini akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya sektor manufaktur padat karya. Dengan tarif nol persen, produk-produk Indonesia akan lebih kompetitif di pasar Eropa.
Selain itu, I-EU CEPA juga akan meningkatkan investasi dari Uni Eropa ke Indonesia. Investasi ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru. Harmonisasi regulasi yang tercakup dalam perjanjian ini juga akan mempermudah kegiatan bisnis antara Indonesia dan Uni Eropa.
Kerja sama peningkatan kapasitas yang menjadi bagian dari I-EU CEPA akan meningkatkan kemampuan Indonesia dalam bersaing di pasar global. Hal ini akan memperkuat posisi Indonesia dalam perekonomian internasional.
Penyelesaian perundingan I-EU CEPA akan menjadi tonggak penting bagi hubungan ekonomi Indonesia dan Uni Eropa. Perjanjian ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui peningkatan ekspor dan investasi.
Kesimpulannya, optimisme pemerintah Indonesia terhadap penyelesaian I-EU CEPA pada semester pertama 2025 didasari oleh perkembangan positif perundingan dan komitmen kuat dari kedua belah pihak. Perjanjian ini diharapkan akan membawa dampak positif yang signifikan bagi perekonomian Indonesia, membuka peluang pasar yang lebih luas dan meningkatkan investasi asing.