Target Rampung Semester I 2025, IEU-CEPA Diharapkan Buka Pasar Luas untuk Indonesia
Mendag Budi Santoso optimis perundingan Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) tuntas semester I 2025, membuka akses pasar lebih luas bagi produk Indonesia, khususnya tekstil.

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyampaikan optimisme terkait penyelesaian perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Ia menargetkan perundingan tersebut dapat rampung pada semester pertama tahun 2025. Perjanjian ini diharapkan akan memberikan akses pasar yang lebih luas bagi produk-produk Indonesia di kawasan Uni Eropa, khususnya sektor tekstil seperti pakaian jadi dan alas kaki.
Pernyataan tersebut disampaikan Mendag Budi saat ditemui di Sarinah, Jakarta, Rabu lalu. "Ya, IEU-CEPA itu targetnya semester pertama selesai ya," ujar Budi. Ia mengakui masih ada beberapa masalah teknis yang perlu dirundingkan lebih lanjut, dan direncanakan akan ada pertemuan lanjutan pada pekan depan untuk membahas hal tersebut. "Rencananya minggu depan, kalau nggak salah ya. Minggu depan ketemu lagi. Jadi mudah-mudahan ya mudah-mudahan semester pertama selesai ya," katanya.
IEU-CEPA dinilai sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Di tengah persaingan global yang semakin ketat, perjanjian ini diharapkan dapat menjadi strategi mitigasi yang tepat untuk memastikan kelancaran arus perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Uni Eropa. Mendag Budi menekankan bahwa perjanjian ini akan saling menguntungkan kedua belah pihak dan membuka peluang pasar yang lebih besar bagi Indonesia.
Perundingan IEU-CEPA: Upaya Memperluas Akses Pasar Indonesia
Perundingan IEU-CEPA telah berlangsung selama sembilan tahun terakhir, melalui 19 putaran perundingan. Perjanjian ini merupakan perjanjian dagang bilateral komprehensif antara Indonesia dan negara-negara anggota Uni Eropa. Menurut Mendag Budi, "Sekarang persaingan semakin ketat, mungkin masuk ke negara-negara lain juga susah ya. Banyak persaingan tapi kita ada kesempatan untuk masuk ke Uni Eropa." Hal ini menunjukkan pentingnya IEU-CEPA bagi diversifikasi pasar ekspor Indonesia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto telah melakukan pertemuan virtual dengan Komisioner Perdagangan Uni Eropa Maros Sefcovic. Pertemuan tersebut bertujuan untuk menyamakan persepsi dan mempercepat penyelesaian perundingan IEU-CEPA. Komisioner Sefcovic sendiri menekankan pentingnya kesepakatan atas kerangka waktu penyelesaian yang realistis dan diterima kedua belah pihak, mengingat kondisi perdagangan global saat ini yang cukup menantang.
Komisioner Sefcovic dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (15/2) menyatakan, "Kondisi perdagangan global yang diwarnai perang tarif membutuhkan strategi mitigasi yang tepat guna memastikan kelancaran arus perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Uni Eropa (UE)." Pernyataan ini semakin menggarisbawahi urgensi penyelesaian IEU-CEPA.
Pilar Utama IEU-CEPA dan Manfaatnya bagi Indonesia
IEU-CEPA mencakup tiga pilar utama: akses pasar perdagangan barang dan jasa, investasi dan pengadaan publik, serta harmonisasi regulasi perdagangan dan kerja sama peningkatan kapasitas. Ketiga pilar ini dirancang untuk menciptakan lingkungan perdagangan yang lebih adil dan transparan antara Indonesia dan Uni Eropa.
Akses pasar yang lebih luas akan memberikan keuntungan bagi berbagai sektor di Indonesia, terutama sektor tekstil dan alas kaki. Harmonisasi regulasi akan mempermudah proses ekspor dan impor, sementara peningkatan investasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Kerja sama dan peningkatan kapasitas akan membantu Indonesia meningkatkan daya saing produknya di pasar internasional.
Penyelesaian IEU-CEPA pada semester pertama tahun 2025 diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian Indonesia. Perjanjian ini akan membuka peluang pasar baru, meningkatkan investasi asing, dan memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dan Uni Eropa.
Dengan tercapainya kesepakatan IEU-CEPA, Indonesia dapat memanfaatkan peluang yang ada di pasar Uni Eropa yang besar dan kompetitif. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.