Mentari Siapkan 10 Ribu Bibit Unggul, Solusi Atasi Kenaikan Harga Kedelai?
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman siapkan 10 ribu bibit kedelai unggul untuk tingkatkan produksi dalam negeri dan tekan harga kedelai yang sedang tinggi.

Jakarta, 27 April 2026 - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengumumkan langkah strategis untuk mengatasi lonjakan harga kedelai impor. Langkah tersebut melibatkan penyediaan 10 ribu bibit kedelai unggul sebagai upaya meningkatkan produksi kedelai dalam negeri. Inisiatif ini dilatarbelakangi oleh dampak kenaikan harga kedelai impor dari Amerika Serikat (AS) yang memaksa pengusaha tempe mengurangi ukuran produk mereka. Program ini diharapkan mampu mendukung ketahanan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Pernyataan Mentan Amran disampaikan saat Rapat Koordinasi Nasional bersama 37 ribu Penyuluh Pertanian. Ia menegaskan bahwa program 10 ribu bibit unggul ini bukan sekadar uji coba, melainkan upaya serius untuk mencapai produktivitas minimal tiga ton per hektare. Keberhasilan program ini akan menjadi tolok ukur untuk pengembangan kedelai secara massal di tingkat nasional.
Kenaikan harga kedelai impor telah berdampak signifikan terhadap perekonomian, khususnya bagi para pengusaha tempe. Langkah pemerintah untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri diharapkan dapat meringankan beban para pengusaha dan menstabilkan harga di pasaran. Program ini juga sejalan dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto untuk mempercepat produksi pangan nasional melalui pertanian modern dan berbasis hasil.
Upaya Pemerintah Tekan Impor Kedelai
Pemerintah berkomitmen untuk mengawal ketat program pengembangan 10 ribu bibit kedelai unggul ini. Kerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) akan memastikan penggunaan benih unggul dan penerapan sistem pertanian modern. Mentan Amran menekankan pentingnya pengawasan ketat untuk memastikan target produksi tercapai secara maksimal. Ia berharap program ini dapat menjadi gerakan massal jika berhasil mencapai target produktivitas yang ditetapkan.
Meskipun lokasi pengembangan bibit belum diumumkan secara rinci, Mentan memastikan pengawasan yang ketat akan diterapkan di seluruh lokasi. Target produksi minimal tiga ton per hektare menjadi kunci keberhasilan program ini. Jika berhasil, program ini akan diperluas menjadi gerakan massal untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor kedelai.
Amran menambahkan bahwa fokus awal masa jabatannya sebagai Mentan adalah penanganan krisis jagung dan beras. Namun, kini perhatian dialihkan untuk mempercepat pengembangan kedelai dan komoditas strategis lainnya seperti gandum. Program ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional dan mengurangi beban impor.
Harga Kedelai di Tingkat Konsumen
Berdasarkan data Panel Harga Badan Pangan Nasional per 26 April 2026, harga rata-rata kedelai biji kering impor di tingkat konsumen mencapai Rp10.773 per kilogram. Angka ini relatif stabil dibandingkan hari sebelumnya, yang tercatat Rp10.766 per kilogram. Data ini menunjukkan tingginya harga kedelai di pasaran, yang menjadi salah satu alasan utama pemerintah untuk mendorong peningkatan produksi kedelai dalam negeri.
Program pengembangan 10 ribu bibit kedelai unggul ini diharapkan mampu memberikan solusi jangka panjang terhadap permasalahan harga kedelai yang tinggi. Suksesnya program ini akan berdampak positif bagi para pengusaha tempe dan industri terkait, serta berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.
Mentan Amran Sulaiman menyampaikan, "Saya katakan bukan uji coba 10 ribu (bibit kedelai). Dan harus produksi, jangan di bawah tiga ton per hektare. Kalau itu oke, kita jadikan gerakan massal." Pernyataan ini menegaskan keseriusan pemerintah dalam menghadapi tantangan ketergantungan impor kedelai dan komitmen untuk meningkatkan produksi dalam negeri.
Dengan pengawasan ketat dan kerjasama dengan berbagai pihak, diharapkan program ini dapat memberikan hasil yang maksimal dan berkontribusi pada peningkatan produksi kedelai nasional serta stabilitas harga kedelai di pasar.