TNI AL Sukses Panen Kedelai Unggul, Dorong Swasembada Pangan Nasional
TNI AL berhasil panen raya kedelai varietas unggul Migo AL 1-89 di Banten, berpotensi mengurangi ketergantungan impor dan mendorong swasembada pangan nasional.

Serang, 8 Mei 2024 - Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL), Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, memimpin panen raya kedelai varietas unggul Migo AL 1-89 di Desa Rancasanggal, Cinangka, Kabupaten Serang, Banten. Panen raya ini merupakan bagian dari komitmen TNI AL dalam mendukung program swasembada pangan nasional, menjawab tantangan defisit kedelai dan sejalan dengan arahan Presiden serta Perpres No. 81 Tahun 2024 tentang pemanfaatan sumber daya lokal untuk ketahanan pangan.
Dari lahan seluas 1,5 hektar, panen raya ini menghasilkan hampir 5 ton kedelai. Keberhasilan ini menandai potensi besar varietas Migo AL 1-89 yang hemat air dan berproduktivitas tinggi, dengan masa tanam singkat (70 hari) serta potensi panen hingga tiga kali setahun. KASAL mengungkapkan, "Hasilnya itu mencapai hampir 5 ton, jadi 4,4 ton dalam satu hektar. Kalau berhasil, berarti nanti kita akan terapkan di berbagai tempat seperti Lampung, Bengkulu, Pasuruan, Manado, dan Pasir Angin Bogor. Kalau ini bisa berhasil semua, berarti kita akan mengurangi ketergantungan kita terhadap kedelai dari asing."
Program ini merupakan tindak lanjut nyata dari komitmen TNI AL dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Suksesnya panen raya ini diharapkan dapat direplikasi di berbagai wilayah di Indonesia, memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi kedelai dalam negeri.
Potensi Besar Kedelai Migo AL 1-89 dan Tantangan Swasembada Pangan
Kedelai Migo AL 1-89 terbukti unggul dalam hal efisiensi air dan produktivitas tinggi. Keunggulan ini sangat relevan dalam menghadapi tantangan keterbatasan sumber daya air dan kebutuhan akan peningkatan produksi pangan. Masa tanam yang singkat juga memungkinkan petani untuk melakukan panen lebih sering dalam setahun, meningkatkan pendapatan dan ketahanan pangan.
Namun, tantangan masih ada. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, Yudi Sastro, mengungkapkan bahwa kebutuhan kedelai nasional mencapai 2,6 hingga 2,8 juta ton per tahun, sementara produksi dalam negeri baru mampu memenuhi sekitar 20 persennya. "Kita ini paling sekitar 20 persen yang bisa kita penuhi, jadi masih ada 80 persen sisanya. Perluasan tanam minimal 500 hingga 700 ribu hektare sangat dibutuhkan," ujar Yudi.
Oleh karena itu, perlu upaya kolaboratif dari berbagai pihak untuk mencapai swasembada kedelai. Inovasi teknologi pertanian, seperti penggunaan varietas unggul seperti Migo AL 1-89, sangat krusial dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
TNI AL telah menyiapkan strategi jangka panjang untuk mendukung swasembada kedelai dalam tiga tahun ke depan, meliputi penyediaan bibit unggul, penggunaan pupuk organik, pendampingan petani, optimalisasi lahan, dan pengamanan distribusi pascapanen.
Dukungan Berbagai Pihak dan Langkah Selanjutnya
Panen raya ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan Kementerian Investasi, Baznas RI, dan Forkopimda Provinsi Banten, menunjukkan dukungan luas terhadap program ini. Kerja sama antar lembaga dan kementerian sangat penting untuk keberhasilan program swasembada pangan.
TNI AL berkomitmen untuk terus mendukung program makan siang bergizi dan penguatan ekonomi nasional berbasis maritim. Keberhasilan panen raya kedelai ini menjadi bukti nyata kontribusi TNI AL dalam pembangunan nasional, khususnya dalam mencapai ketahanan pangan.
Langkah selanjutnya adalah pengembangan pilot proyek ke berbagai daerah di Indonesia. TNI AL akan terus berupaya untuk memperluas area penanaman kedelai Migo AL 1-89, memberikan pelatihan dan pendampingan kepada petani, serta memastikan keberlanjutan program ini untuk mencapai swasembada kedelai nasional.
Dengan berbagai strategi dan dukungan yang ada, diharapkan program ini dapat memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan produksi kedelai dalam negeri dan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor kedelai.