Menteri LH Ajak Pesantren Kelola Sampah: Kurangi Timbunan 3,5 Ton per Hari!
Menteri Lingkungan Hidup mendorong pesantren di Indonesia untuk mengelola sampah dengan benar guna mengurangi timbunan sampah yang signifikan, seperti di Pondok Pesantren Al-Muhajirin yang mencapai 3,5 ton per hari.

Purwakarta, Jawa Barat, 8 Maret 2024 - Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq, menyerukan pengelolaan sampah yang lebih baik di seluruh pesantren Indonesia. Seruan ini dilatarbelakangi oleh tingginya volume sampah yang dihasilkan, khususnya di lembaga pendidikan berbasis keagamaan ini. Kegiatan Asta Aksi Pesantren Bebas Sampah di Pondok Pesantren Al-Muhajirin 3, Purwakarta, menjadi latar belakang pentingnya kampanye ini.
Dalam sambutannya, Menteri Hanif menekankan pentingnya tanggung jawab bersama dalam mengatasi masalah sampah. Ia mencontohkan Pondok Pesantren Al-Muhajirin dengan hampir 7.000 santri di seluruh cabangnya yang menghasilkan sampah hingga 3,5 ton per hari, jika diasumsikan setiap santri menghasilkan 0,5 kilogram sampah setiap harinya. Angka ini menunjukkan urgensi pengelolaan sampah yang efektif dan efisien di lingkungan pesantren.
Menteri LH mengajak seluruh pesantren untuk aktif mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan. Hal ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat, termasuk pesantren yang memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan perilaku generasi muda.
Pengelolaan Sampah di Pesantren: Sebuah Keniscayaan
Menteri Hanif Faisol Nurofiq memaparkan beberapa solusi praktis yang dapat diterapkan di pesantren. Salah satu yang ditekankan adalah mengurangi sampah makanan (food waste) yang mencapai 50 persen dari total sampah organik di Indonesia. Ia mendorong penerapan kebiasaan makan secukupnya untuk mengurangi pemborosan makanan.
Selain itu, Menteri LH juga mengajak pesantren untuk mengurangi penggunaan produk berkemasan sekali pakai. Penggunaan tumbler dan mengurangi konsumsi botol plastik menjadi solusi yang diusulkan. "Kita ingin sekali kita yang hari ini datang bersama mulai sekarang tidak lagi menggunakan botol-botol plastik. Ayo kita tekadkan bersama mulai hari ini kita gunakan tumbler-tumbler yang bisa kita guna ulang. Ini penting sekali upaya kita semua untuk mengurangi sampah-sampah yang kita produksi," ujar Menteri Hanif.
Ia juga menambahkan bahwa semakin sedikit sampah yang dihasilkan, semakin sedikit pula biaya yang dikeluarkan untuk pengelolaannya. Ini merupakan pendekatan yang ekonomis dan bertanggung jawab lingkungan.
Aksi Nyata: Asta Aksi Pesantren Bebas Sampah
Kegiatan Asta Aksi Pesantren Bebas Sampah merupakan bagian dari peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 21 Februari. Ribuan santri Pondok Pesantren Al-Muhajirin dan ribuan santri dari tujuh pesantren lain yang mengikuti secara virtual turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi pesantren lain di seluruh Indonesia untuk turut serta dalam upaya pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Inisiatif ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam melibatkan berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan, untuk mengatasi permasalahan sampah di Indonesia. Dengan melibatkan pesantren, diharapkan akan tercipta perubahan perilaku dan kebiasaan yang berdampak positif terhadap lingkungan.
Melalui program ini, diharapkan akan tercipta budaya pengelolaan sampah yang baik di lingkungan pesantren, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada pengurangan sampah secara nasional. Partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, termasuk pesantren, sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut.
Semoga inisiatif ini dapat menginspirasi pesantren lain untuk menerapkan program serupa dan bersama-sama mewujudkan Indonesia yang bersih dan bebas dari sampah.