Menteri LH Tekankan Pengawasan Pengelolaan Sampah di Pasar
Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq meminta Pemda awasi ketat pengelolaan sampah di pasar se-Indonesia, mengingat pasar jadi sumber sampah terbesar kedua setelah rumah tangga.

Cimahi, Jawa Barat, 22 Februari 2024 - Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq, menekankan pentingnya pengawasan pengelolaan sampah di pasar-pasar tradisional di seluruh Indonesia. Pernyataan ini disampaikan dalam acara Aksi Bersih Pasar bersama Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widiaputri di Pasar Atas Cimahi, Jawa Barat, Sabtu lalu, bertepatan dengan peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN).
Dalam sambutannya, Menteri Hanif menjelaskan bahwa HPSN seharusnya menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah. Pasar, sebagai salah satu sumber sampah terbesar, menjadi fokus utama dalam upaya ini. Gerakan membersihkan sampah di pasar merupakan bagian penting dari Asta Aksi Peduli Sampah Nasional 2025.
Lebih lanjut, Menteri Hanif menyatakan komitmennya untuk menginstruksikan jajarannya, termasuk Dinas Lingkungan Hidup di provinsi dan kabupaten/kota, untuk melakukan pengawasan secara berkala dan berkelanjutan terhadap pengelolaan sampah di seluruh pasar Indonesia. "Kami akan menginstruksikan seluruh jajaran, Dinas Lingkungan Hidup baik yang ada di provinsi maupun di kabupaten/kota untuk terus menerus secara continue dan periodik melakukan pengawasan pengelolaan sampah di pasar-pasar di seluruh Indonesia," tegas Hanif.
Pengawasan Sampah di Pasar: Solusi Mengurangi Beban TPA
Kerja sama antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Perdagangan dianggap krusial dalam upaya menciptakan pasar bersih. Langkah ini diharapkan dapat menekan jumlah sampah yang berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), mengurangi beban lingkungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar pasar.
Wakil Menteri Perdagangan, Roro, turut menyoroti permasalahan sampah di pasar sebagai salah satu isu utama yang perlu ditangani. Berdasarkan data, pasar menyumbang 13,38 persen dari total 29,3 juta ton sampah yang dilaporkan oleh 278 kabupaten/kota sepanjang tahun 2024, menjadikan pasar sebagai sumber sampah terbesar kedua setelah rumah tangga.
Wamendag Roro juga menyerukan Gerakan Nasional Membersihkan Sampah Nusantara sebagai kegiatan tahunan untuk meningkatkan kepedulian semua pihak terkait. "Isu sampah ini bahkan di pasar menjadi sangat problematik sehingga diperlukan solusi diharapkan secara kolektif di tingkat masyarakatnya, pedagangnya bisa bersinergi," ungkap Wamendag Roro.
Data Sampah Pasar dan Solusi Kolaboratif
Data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup menunjukkan kontribusi signifikan pasar terhadap timbulan sampah nasional. Angka 13,38 persen dari total 29,3 juta ton sampah yang dilaporkan sepanjang tahun 2024 dari 278 kabupaten/kota merupakan bukti nyata perlunya perhatian serius terhadap pengelolaan sampah di pasar.
Untuk mengatasi permasalahan ini, kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pedagang, dan masyarakat sangat diperlukan. Pendekatan yang komprehensif, termasuk edukasi, penyediaan fasilitas pengelolaan sampah yang memadai, dan penegakan aturan, menjadi kunci keberhasilan dalam mengurangi timbulan sampah dari pasar.
Dengan pengawasan yang ketat dan kerja sama yang solid, diharapkan pengelolaan sampah di pasar dapat ditingkatkan secara signifikan, sehingga dapat berkontribusi pada terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat.
Langkah-langkah konkret yang akan diambil pemerintah pusat dan daerah dalam mengawasi pengelolaan sampah di pasar akan diumumkan dalam waktu dekat. Harapannya, inisiatif ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan.