Meskipun Berbahaya untuk Berenang, Disparbud Garut Perkuat Pengamanan Wisata Pantai Garut Demi Kenyamanan Pengunjung
Disparbud Garut terus berupaya meningkatkan pengamanan wisata pantai Garut, meskipun beberapa area berbahaya untuk berenang, demi kenyamanan dan keselamatan pengunjung serta peningkatan PAD.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Garut, Jawa Barat, secara aktif membenahi sistem pengamanan serta kenyamanan destinasi wisata pantai. Langkah ini diambil guna menarik lebih banyak wisatawan, yang pada gilirannya akan meningkatkan tingkat kunjungan dan kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Kepala Disparbud Garut, Luna Avriantini, menekankan pentingnya keamanan dan kenyamanan sebagai tanggung jawab bersama.
Kabupaten Garut sendiri memiliki kekayaan destinasi wisata yang beragam, mencakup budaya, buatan, dan alam, termasuk garis pantai sepanjang kurang lebih 80 kilometer. Di sepanjang pesisir ini, terdapat sejumlah Destinasi Tujuan Wisata (DTW) pantai populer seperti Pantai Rancabuaya, Pantai Santolo, Pantai Sayang Heulang, dan Pantai Cijeruk. Upaya maksimal terus dilakukan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan.
Fokus utama Disparbud Garut adalah memastikan rasa aman dan nyaman, khususnya di DTW kawasan pantai. Mereka berupaya keras memberikan pelayanan optimal, mulai dari kebersihan, kenyamanan tempat, hingga menjaga keselamatan pengunjung. Hal ini menjadi prioritas utama demi pengalaman wisata yang positif.
Penguatan Petugas dan Balawista di Kawasan Pantai
Disparbud Garut memaksimalkan peran petugas unit pelaksana teknis (UPT) di seluruh DTW pantai. Ini bertujuan untuk memastikan pelayanan yang maksimal, meliputi kebersihan, kenyamanan, dan yang terpenting, keselamatan pengunjung. Kehadiran petugas ini menjadi garda terdepan dalam menjaga kualitas pengalaman berwisata.
Saat ini, terdapat 14 personel balai wisata tirta (Balawista) yang siap siaga memberikan pelayanan. Meskipun demikian, keberadaan mereka masih terfokus di tiga DTW pantai utama: Sayang Heulang, Rancabuaya, dan Santolo. Personel ini dilatih khusus untuk penanganan insiden di perairan.
Personel Balawista bertugas memberikan pelayanan dan bantuan kepada masyarakat, khususnya bagi wisatawan yang mengalami kecelakaan laut. Meskipun belum semua pantai memiliki petugas resmi, Balawista diimbau untuk tetap memberikan bantuan jika dibutuhkan di area lain. Koordinasi lintas wilayah terus ditingkatkan.
Disparbud Garut juga sedang berupaya memenuhi sarana dan prasarana kelengkapan alat penyelamatan yang dibutuhkan Balawista. Hal ini krusial agar tugas mereka lebih optimal, terutama dalam menghadapi kejadian seperti wisatawan terbawa arus ombak. Kelengkapan alat akan mendukung respons cepat dan efektif.
Tantangan dan Bahaya Tersembunyi Pantai Selatan Garut
Meskipun ada tim penyelamat pantai, perlu dipahami bahwa DTW pantai di Garut pada dasarnya berbahaya untuk kegiatan berenang. Karakteristik ombak dan arus di pantai selatan Garut tidak mendukung aktivitas berenang. Kondisi geografis ini menjadi perhatian utama.
Sebagai langkah antisipasi, sejumlah rambu-rambu peringatan larangan berenang telah dipasang di berbagai titik strategis. Peringatan ini bertujuan untuk mengedukasi wisatawan mengenai potensi bahaya yang ada, serta mendorong kepatuhan terhadap aturan keselamatan.
Meskipun telah ada peringatan, masih saja ada wisatawan yang nekat berenang di area berbahaya. Oleh karena itu, Disparbud Garut terus berupaya melakukan imbauan dan patroli secara rutin. Edukasi langsung kepada pengunjung menjadi bagian penting dari strategi pengamanan.
Upaya ini dilakukan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pengunjung, serta mencegah terjadinya kecelakaan laut yang tidak diinginkan. Kesadaran wisatawan terhadap bahaya sangat diharapkan untuk menciptakan lingkungan wisata yang aman bagi semua.
Target Peningkatan Kunjungan dan Harapan Dukungan Pemerintah
Disparbud Garut berharap langkah antisipasi dan upaya pengamanan di DTW pantai dapat mencegah kecelakaan laut. Hal ini krusial untuk menjaga citra pariwisata Garut sebagai destinasi yang aman dan menarik. Keselamatan wisatawan adalah prioritas utama.
Namun, upaya ini membutuhkan dukungan signifikan dari pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi. Dukungan tersebut diperlukan untuk pembangunan sarana dan prasarana yang lebih aman bagi aktivitas wisatawan di pantai. Kolaborasi antar tingkatan pemerintahan sangat esensial.
Harapan besar adalah agar kawasan pantai Garut mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah dan pusat terkait pengembangan destinasi. Peningkatan sarana prasarana serta atraksi amenitas sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan dan Pendapatan Asli Daerah.
Disparbud Garut menargetkan peningkatan kunjungan wisatawan ke Garut pada tahun 2025 menjadi 3,6 juta jiwa, naik dari 3,2 juta jiwa di tahun sebelumnya. Target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata juga dinaikkan menjadi Rp2,8 miliar pada 2025, dari Rp2,3 miliar sebelumnya. Target ambisius ini diharapkan dapat tercapai dengan dukungan penuh.