Migran Indonesia Meninggal di Malaysia, Kemlu Minta Investigasi
Kementerian Luar Negeri Indonesia mengkonfirmasi kematian seorang migran Indonesia setelah penembakan oleh pihak berwenang Malaysia, dan meminta investigasi menyeluruh atas insiden tersebut.
![Migran Indonesia Meninggal di Malaysia, Kemlu Minta Investigasi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/220142.492-migran-indonesia-meninggal-di-malaysia-kemlu-minta-investigasi-1.jpg)
Jakarta, 2 Mei 2024 - Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu) mengkonfirmasi kematian seorang migran Indonesia setelah insiden penembakan yang melibatkan Badan Penegak Maritim Malaysia (APMM) di Selangor pada 24 Januari lalu. Korban meninggal dunia pada Selasa (1 Mei) saat menjalani perawatan di rumah sakit Malaysia. Identitas korban masih dirahasiakan.
Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia Kemlu, Judha Nugraha, menyatakan, "Dua orang meninggal dunia akibat insiden ini." Sebelumnya, pemerintah telah memulangkan jenazah Basri, seorang migran Indonesia yang juga tewas dalam insiden penembakan tersebut. Kedua migran tersebut termasuk lima warga Indonesia yang ditembak oleh petugas APMM saat diduga berusaha meninggalkan Malaysia secara ilegal melalui perairan Tanjung Rhu, Selangor.
Korban dan Tersangka
Judha menambahkan bahwa dua migran Indonesia lainnya, HA dan MZ, telah pulih, sementara satu lagi, MH, masih dirawat di rumah sakit. HA dan MZ masih dalam proses penyelidikan oleh polisi Malaysia. Menariknya, polisi Malaysia juga telah menangkap seorang warga Indonesia yang masuk Malaysia dengan visa turis, yang diduga terkait dengan peristiwa tersebut. Pemerintah Indonesia masih menunggu akses konsuler untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut mengenai tersangka tersebut.
Versi Berbeda dan Tuntutan Investigasi
Pihak berwenang Malaysia mengklaim penembakan terjadi karena lima pekerja migran Indonesia tersebut melawan saat hendak ditangkap karena berusaha meninggalkan Malaysia secara ilegal. Namun, Kemlu Indonesia membantah versi tersebut. Judha menekankan bahwa para penyintas melaporkan tidak ada perlawanan dari para migran, dan mereka tidak berusaha melawan dengan senjata tajam. Indonesia pun meminta penyelidikan menyeluruh atas penembakan tersebut, termasuk menilai apakah ada penggunaan kekerasan yang berlebihan oleh pihak berwenang Malaysia.
KBRI Kuala Lumpur sedang mengumpulkan informasi lebih lanjut untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang insiden tersebut. Judha juga menginstruksikan pengacara KBRI untuk meninjau dan mempersiapkan langkah hukum selanjutnya terkait masalah ini. Kematian migran Indonesia ini menambah daftar panjang kasus serupa dan menyoroti pentingnya perlindungan pekerja migran Indonesia di luar negeri.
Peristiwa ini sekali lagi menjadi sorotan pentingnya perlindungan pekerja migran Indonesia di luar negeri dan perlunya kerja sama yang lebih baik antara Indonesia dan Malaysia dalam menangani kasus-kasus seperti ini. Semoga investigasi yang menyeluruh dapat mengungkap kebenaran dan memberikan keadilan bagi para korban.