Minuman Keras: Biang Kerok Gangguan Kamtibmas di Jayawijaya
Polres Jayawijaya menyatakan minuman beralkohol sebagai penyebab utama gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat di Wamena, sehingga razia dan kolaborasi dengan berbagai pihak terus dilakukan.

Minuman beralkohol menjadi pemicu utama gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepolisian Resor (Polres) Jayawijaya. Polisi menegaskan komitmennya dalam memberantas peredaran minuman keras di wilayah hukumnya, terutama di Wamena, ibukota Kabupaten Jayawijaya.
Kapolres Jayawijaya, AKBP Heri Wibowo, dalam keterangannya di Wamena pada Sabtu, 1 Januari 2024, menyatakan bahwa pihaknya konsisten dalam upaya pemberantasan minuman beralkohol. Razia dilakukan secara tegas tanpa pandang bulu, baik terhadap minuman beralkohol ilegal maupun minuman keras lokal yang dikemas dalam botol plastik.
Upaya menciptakan Wamena sebagai daerah yang aman dan kondusif menjadi prioritas utama. Langkah tegas ini diambil untuk menekan angka kriminalitas yang kerap dipicu oleh konsumsi minuman beralkohol.
Peran Masyarakat dalam Pemberantasan Minuman Keras
AKBP Heri Wibowo menjelaskan bahwa masyarakat asli Papua kini juga mampu memproduksi minuman keras lokal, atau yang dikenal sebagai cap tikus, dengan bahan baku fermipan. Oleh karena itu, pemberantasan minuman beralkohol membutuhkan kolaborasi yang kuat dari berbagai pihak.
Tokoh masyarakat dan gereja memiliki peran penting dalam upaya ini. Partisipasi aktif mereka diharapkan dapat memberikan dampak signifikan dalam menekan produksi dan peredaran minuman keras di wilayah tersebut.
Kapolres juga mengungkapkan bahwa razia-razia yang telah dilakukan, baik skala kecil maupun besar, telah menunjukkan hasil positif. Kerja sama dengan Kodim 1702 Jayawijaya, Satpol PP, dan petugas Damkar turut berkontribusi dalam mengurangi peredaran minuman beralkohol.
Efektivitas Razia dan Sanksi Hukum
Meskipun Kapolres tidak dapat memberikan angka pasti terkait penurunan peredaran minuman keras, ia menyatakan bahwa produksi minuman keras lokal oleh masyarakat sudah jauh berkurang. Hal ini menunjukkan efektivitas razia yang dilakukan secara berkelanjutan.
Kapolres mengimbau masyarakat untuk tidak memproduksi minuman keras lokal karena kandungan alkoholnya tidak terkontrol dan membahayakan. Selain itu, bagi siapapun yang menyelundupkan minuman beralkohol ke Wamena secara ilegal akan dikenakan sanksi hukum.
"Kami tidak bisa menyebutkan angka pasti berkurangnya berapa namun sudah jarang ditemukan produksi minuman keras lokal yang dibuat oleh masyarakat," kata Kapolres.
Dampak Konsumsi Minuman Keras terhadap Kriminalitas
AKBP Heri Wibowo menegaskan kembali bahwa sebagian besar kasus kriminal yang ditangani oleh Polres Jayawijaya disebabkan oleh pelaku yang mengonsumsi minuman beralkohol. Ini menunjukkan korelasi yang kuat antara konsumsi minuman keras dan peningkatan angka kriminalitas.
Oleh karena itu, pemberantasan minuman beralkohol bukan hanya tentang keamanan dan ketertiban, tetapi juga tentang upaya pencegahan tindak kriminalitas. Upaya ini memerlukan komitmen bersama dari semua pihak untuk menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi masyarakat Jayawijaya.
Dengan adanya kerjasama yang solid antara aparat penegak hukum, tokoh masyarakat, dan gereja, diharapkan peredaran minuman beralkohol di Wamena dapat ditekan secara signifikan dan angka kriminalitas dapat menurun.