Musuh Tersembunyi Ancam Swasembada Pangan: Benih Padi Terinfeksi Nematoda
Nematoda, musuh tersembunyi dalam benih padi, mengancam produktivitas dan swasembada pangan Indonesia; deteksi dan perlakuan benih yang tepat sangat penting.

Indonesia dikabarkan mengalami peningkatan produksi pangan pada awal Mei 2025, dengan cadangan beras mencapai 3,5 juta ton. Namun, ancaman terhadap produktivitas padi masih mengintai, salah satunya adalah nematoda parasit tumbuhan, khususnya Aphelenchoides besseyi, penyebab penyakit pucuk putih.
Nematoda ini merupakan patogen tular benih (seed-borne pathogen) yang mampu bertahan hidup dalam kondisi kering hingga lebih dari setahun. Ketika benih ditanam, nematoda akan aktif kembali, menyerang tanaman muda, dan menyebabkan gangguan pertumbuhan yang signifikan, bahkan hingga kehilangan hasil panen lebih dari 30 persen, menurut data IRRI bahkan hingga 60 persen.
Ancaman ini seringkali luput dari perhatian karena nematoda tidak terlihat secara kasat mata pada benih. Oleh karena itu, diperlukan upaya pencegahan dan pengendalian yang komprehensif untuk melindungi produktivitas padi nasional.
Ancaman Nematoda Aphelenchoides besseyi terhadap Produktivitas Padi
Aphelenchoides besseyi menyebabkan penyakit pucuk putih pada padi, ditandai dengan daun muda yang memucat, menggulung, dan kering. Pada fase lanjut, malai padi menjadi abnormal dan hampa, sehingga tidak menghasilkan gabah. Kerugian hasil panen akibat infeksi berat dapat mencapai lebih dari 30 persen, bahkan hingga 60 persen berdasarkan data IRRI.
Banyak petani dan produsen benih belum menyadari keberadaan nematoda dalam benih yang tampak sehat secara fisik. Hal ini menyebabkan benih terinfeksi sering lolos dari proses seleksi mutu, sehingga perlu adanya pemeriksaan kesehatan benih secara menyeluruh.
Perlu adanya tindakan pencegahan dan pengendalian yang efektif untuk mengatasi masalah ini. Salah satu langkah penting adalah menerapkan perlakuan benih (seed treatment) sebelum tanam untuk mencegah penyebaran nematoda.
Metode Pengendalian Nematoda pada Benih Padi
Beberapa metode perlakuan benih telah terbukti efektif dalam mengendalikan A. besseyi. Salah satunya adalah metode air panas (hot water treatment), yaitu merendam benih dalam air bersuhu 51–53 derajat Celcius selama 10–15 menit. Metode ini telah terbukti efektif di Jepang dan Filipina, namun memerlukan ketelitian tinggi untuk menghindari kerusakan benih.
Metode lain yang sedang dikembangkan adalah teknologi fisik berbasis gelombang ultrasonik. Teknologi ini menjanjikan sebagai metode pengendalian yang ramah lingkungan dan tanpa residu kimia. Selain itu, perlakuan kimiawi dengan fungisida atau nematisida juga dapat dilakukan, namun harus digunakan secara hati-hati dan sesuai rekomendasi.
Penggunaan teknologi ultrasonik dalam penelitian awal di Indonesia menunjukkan hasil yang menjanjikan. Teknologi ini mampu merusak jaringan luar nematoda tanpa merusak benih itu sendiri, menjadi alternatif ramah lingkungan.
Peran Pemerintah dan Stakeholder dalam Penanggulangan Nematoda
Perlakuan benih yang efektif harus menjadi bagian dari strategi nasional dalam menjaga ketahanan pangan. Sayangnya, hingga kini belum ada regulasi wajib yang mengharuskan uji nematoda sebagai syarat sertifikasi mutu benih padi. Hal ini perlu mendapat perhatian serius dari pemangku kebijakan.
Kolaborasi antarlembaga sangat penting. Lembaga riset berperan dalam pengembangan metode deteksi dan pengendalian yang efektif. Pemerintah, melalui BRMP, Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih, dan Direktorat Perbenihan, perlu merumuskan kebijakan uji kesehatan benih yang lebih komprehensif.
Produsen benih juga harus bertanggung jawab memastikan benih yang diedarkan aman dari patogen tersembunyi. Edukasi kepada petani tentang pentingnya perlakuan benih juga sangat penting, karena petani seringkali hanya menilai benih dari daya tumbuh dan harga, bukan dari aspek kesehatannya.
Seperti yang disampaikan FAO, "Seed is the basic input in agriculture. If the seed is good, everything else is secondary." Benih sehat merupakan investasi awal yang menentukan keberhasilan panen. Mencegah infeksi nematoda sejak dini adalah langkah penting untuk menjaga ketahanan pangan nasional.