NTT Darurat Bom Ikan: Enam Kabupaten Masuk Zona Merah
Polda NTT sebut enam kabupaten masuk zona merah penangkapan ikan dengan bom, merusak terumbu karang dan mengancam ekosistem laut.

Kepolisian Perairan dan Udara (Polairud) Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) mengungkapkan fakta mengejutkan terkait praktik penangkapan ikan ilegal di wilayah perairan NTT. Dalam konferensi pers di Kupang, Jumat, 25 April, Dirpolairud Polda NTT, Kombes Pol Irwan Daffi Nasution, menyatakan enam kabupaten telah masuk zona merah kasus pengeboman ikan. Praktik ilegal ini telah berlangsung selama tiga tahun terakhir (2023-2025), menimbulkan kerusakan lingkungan yang signifikan dan mengancam keberlangsungan ekosistem laut NTT.
Keenam kabupaten tersebut adalah Kupang, Flores Timur, Sikka, Ende, Manggarai Barat, dan Rote Ndao. Polisi telah melakukan analisa dan evaluasi menyeluruh untuk menentukan status zona merah ini. Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh pengeboman ikan menjadi perhatian serius, mengingat dampaknya yang jangka panjang dan sulit dipulihkan.
Penangkapan ikan dengan bom bukan hanya ilegal, tetapi juga sangat merusak lingkungan. Metode ini tidak hanya membunuh ikan secara massal, tetapi juga menghancurkan terumbu karang yang menjadi habitat berbagai biota laut. Kombes Pol Irwan Daffi Nasution menekankan, "Padahal terumbu karang itu butuh waktu bertahun-tahun untuk berkembang." Hal ini menunjukkan betapa besarnya kerusakan yang ditimbulkan dan betapa pentingnya upaya pencegahan.
Wilayah Rawan dan Upaya Pencegahan
Meskipun menghadapi keterbatasan, Polairud Polda NTT terus berupaya mencegah meluasnya praktik pengeboman ikan. Patroli rutin dilakukan di berbagai wilayah perairan NTT, baik berdasarkan laporan masyarakat maupun inisiatif kepolisian. Patroli ini bertujuan untuk mendeteksi dan menghentikan aktivitas penangkapan ikan ilegal tersebut.
Ketersediaan alat dan bahan peledak untuk menangkap ikan menjadi tantangan tersendiri. Bahan peledak yang digunakan sebagian besar diperoleh secara bebas di pasaran, seperti pupuk, sementara sebagian kecil berasal dari pabrik. Aparat kepolisian tengah berupaya untuk menelusuri dan memberantas peredaran bahan peledak dari pabrik tersebut.
Polisi juga menyadari bahwa penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak akan berdampak buruk pada lingkungan laut. Kerusakan terumbu karang yang diakibatkannya membutuhkan waktu lama untuk pulih, bahkan mungkin tidak akan pernah pulih sepenuhnya. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan penegakan hukum menjadi sangat penting untuk melindungi kelestarian ekosistem laut NTT.
Upaya penegakan hukum terus dilakukan dengan patroli rutin dan penyelidikan terhadap peredaran bahan peledak. Kerjasama dengan masyarakat juga sangat penting untuk memberikan informasi terkait aktivitas pengeboman ikan. Laporan masyarakat menjadi salah satu sumber informasi penting dalam upaya memberantas praktik ilegal ini.
Dampak Pengeboman Ikan terhadap Ekosistem Laut
Penangkapan ikan menggunakan bom memiliki dampak yang sangat merusak terhadap ekosistem laut. Ledakan bom tidak hanya membunuh ikan target, tetapi juga ikan-ikan lain, termasuk ikan-ikan kecil dan biota laut lainnya. Hal ini mengganggu keseimbangan ekosistem laut dan dapat menyebabkan kepunahan beberapa spesies.
- Kerusakan Terumbu Karang: Ledakan bom menghancurkan terumbu karang, yang merupakan habitat penting bagi berbagai spesies laut. Terumbu karang yang rusak akan sulit untuk pulih, bahkan mungkin tidak akan pernah pulih sepenuhnya.
- Pencemaran Laut: Bahan peledak yang digunakan mencemari laut dan membahayakan kehidupan biota laut. Sisa-sisa bahan peledak dapat terakumulasi di dalam tubuh biota laut dan berdampak pada kesehatan manusia yang mengkonsumsinya.
- Penurunan Populasi Ikan: Penangkapan ikan secara massal dengan bom menyebabkan penurunan populasi ikan secara drastis. Hal ini dapat mengancam keberlangsungan hidup beberapa spesies ikan dan mengganggu mata pencaharian nelayan yang menggantungkan hidupnya pada sumber daya laut.
Oleh karena itu, upaya untuk memberantas praktik pengeboman ikan sangat penting untuk melindungi kelestarian ekosistem laut dan keberlangsungan hidup nelayan di NTT. Kerjasama antara pemerintah, aparat penegak hukum, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Pencegahan dan penindakan tegas terhadap pelaku pengeboman ikan harus terus dilakukan untuk melindungi kekayaan laut NTT. Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan laut juga perlu ditingkatkan agar praktik penangkapan ikan yang merusak lingkungan dapat dihentikan.