Padat Karya Infrastruktur di Bantul: 195 Lokasi Dikerjakan Serentak
Pemerintah Kabupaten Bantul, DIY, memulai program padat karya infrastruktur di 195 lokasi secara serentak, bertujuan meningkatkan sarana prasarana dan memberdayakan masyarakat setempat.

Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memulai program padat karya infrastruktur secara besar-besaran. Sebanyak 195 lokasi di seluruh wilayah Bantul memulai pengerjaan proyek ini secara serentak pada Selasa, 18 Februari 2025. Program ini menjanjikan peningkatan infrastruktur desa dan pemberdayaan masyarakat melalui kesempatan kerja.
Pelaksanaan Padat Karya Infrastruktur di Bantul
Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja, Perluasan Kerja dan Transmigrasi Disnakertrans Bantul, Rumiyati, melaporkan bahwa pelaksanaan padat karya di hari pertama berjalan lancar. Pantauan di beberapa lokasi, termasuk di Pendowoharjo Sewon, menunjukkan tidak ada kendala berarti. Diharapkan pembangunan sarana prasarana perdesaan ini dapat selesai sesuai jadwal, yaitu hingga 13 Maret 2025.
Proyek padat karya ini mencakup pembangunan cor blok jalan, drainase, dan talud. Setiap lokasi mendapat anggaran Rp100 juta dan melibatkan 26 pekerja. Rumiyati menekankan pentingnya para pekerja untuk mengikuti spesifikasi teknis dan target yang telah ditentukan dalam desain gambar.
Program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas infrastruktur desa tetapi juga memberdayakan masyarakat. Para pekerja menerima upah sesuai pekerjaan mereka, menciptakan lapangan kerja sekaligus membangun infrastruktur yang mendukung mobilitas barang dan jasa di daerah pedesaan. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah daerah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dampak Positif Bagi Masyarakat
Wahyu Agus Waluyo, Ketua Kelompok Padat Karya Dusun Kaligatuk RT 08, Desa Srimulyo, Bantul, memberikan contoh konkret dampak program ini. Di lokasi kerjanya, proyek padat karya membangun cor blok jalan sepanjang 214 meter, lebar 2,5 meter, dan tebal 10 sentimeter.
Wahyu menjelaskan bahwa jalan tersebut sebelumnya dalam kondisi kurang layak, sebagian masih berupa tanah. Dengan adanya program ini, akses jalan akan meningkat signifikan, memberikan manfaat bagi warga, terutama anak sekolah dan pekerja yang melintasi jalan tersebut setiap hari. Peningkatan infrastruktur ini diharapkan akan berdampak positif pada perekonomian dan aktivitas warga sekitar.
Kesimpulan
Program padat karya infrastruktur di Bantul merupakan langkah positif untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan melibatkan masyarakat setempat dalam pembangunan infrastruktur, program ini tidak hanya membangun sarana dan prasarana fisik, tetapi juga memberdayakan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja. Suksesnya program ini bergantung pada kerjasama semua pihak, termasuk pemerintah, pekerja, dan masyarakat.
Keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program padat karya yang terintegrasi dengan pembangunan infrastruktur. Program ini juga menunjukkan komitmen pemerintah daerah Bantul dalam meningkatkan kualitas hidup warganya.