Pakar UI Wakili Indonesia di Konferensi WIPO Jenewa, Dorong Inovasi K3 dengan AI dan IoT
Guru Besar FKM UI, Prof. Fatma Lestari, berbicara tentang inovasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Konferensi WIPO Jenewa, menekankan peran AI, VR, dan IoT dalam mengurangi kecelakaan kerja di Indonesia.

Depok, 12 Mei 2024 - Indonesia diwakili oleh Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Prof. Fatma Lestari, dalam Konferensi Internasional tentang Kekayaan Intelektual dan Pembangunan yang diselenggarakan oleh World Intellectual Property Organization (WIPO) di Jenewa, Swiss. Prof. Fatma memaparkan pengalaman dan program inovatifnya dalam meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia, khususnya melalui pemanfaatan teknologi terkini.
Prof. Fatma, yang juga menjabat sebagai Kepala Pusat Pengurangan Risiko Bencana (Disaster Risk Reduction Center) UI, berpartisipasi dalam sesi panel ketiga yang bertema "Inovasi untuk Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja". Presentasinya berfokus pada peran penting inovasi dalam memperkuat sistem K3 di Indonesia, terutama melalui penerapan teknologi kecerdasan buatan (AI), realitas virtual (VR), dan Internet of Things (IoT) di berbagai sektor industri berisiko tinggi seperti pertambangan, manufaktur, dan konstruksi.
Kehadiran Prof. Fatma di forum internasional WIPO ini mencerminkan komitmen Indonesia dalam menjadikan aspek K3 sebagai bagian integral dari pembangunan berkelanjutan dan memperkuat kerja sama global untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan produktif. Ia juga menekankan perlunya perlindungan kekayaan intelektual untuk mendukung keberlanjutan inovasi-inovasi tersebut.
Inovasi Teknologi untuk K3 di Indonesia
Dalam presentasinya, Prof. Fatma memaparkan rekam jejaknya dan organisasinya dalam mengatasi tantangan K3 melalui berbagai inovasi, termasuk aplikasi mobile untuk pelatihan, inspeksi, dan respons darurat (edurisk), program berbasis komunitas, dan kampanye media. Salah satu contoh aplikasi yang telah dikembangkan adalah HIS (Hospital Safety Index), sebuah aplikasi checklist kesiapsiagaan rumah sakit dalam menghadapi keadaan darurat dan bencana.
Prof. Fatma juga menyoroti data demografis Indonesia, dengan total penduduk 284,4 juta jiwa dan 69 persen atau 208,54 juta jiwa bekerja, sebagian besar di sektor industri jasa (45 persen). Sektor lain meliputi pertanian (27 persen), manufaktur (13 persen), pendidikan (6 persen), kesehatan (6 persen), dan pertambangan (2 persen).
Data dari BPJS Ketenagakerjaan menunjukkan angka kecelakaan kerja yang masih tinggi di Indonesia. Oleh karena itu, Prof. Fatma dan timnya berupaya menghadirkan berbagai aplikasi, edukasi, dan program yang dapat diimplementasikan di berbagai sektor industri, termasuk minyak dan gas, untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja.
"Inovasi AI dan transformasi IoT di Indonesia dapat meningkatkan deteksi potensi bahaya, pengawasan secara real-time, dan memprediksi analisis di tempat kerja. Kedua piranti canggih ini memungkinkan lebih banyak lagi dilakukannya tindakan proaktif dan manajemen keselamatan (predictive safety management). Misalnya membantu secara aktif identifikasi risiko, SOP keselamatan secara otomatis, dan membantu para pengambil keputusan," ujar Prof. Fatma.
Konferensi WIPO dan Kolaborasi Global
Konferensi WIPO yang diadakan setiap dua tahun sekali ini, pada tahun 2025 mengangkat tema "Peran Hak Kekayaan Intelektual dan Inovasi dalam Mengatasi Tantangan Kesehatan Global: Mendorong Transfer Teknologi dan Kolaborasi." Konferensi ini dihadiri oleh lebih dari 200 negara.
Kegiatan tersebut dibuka dan ditutup oleh WIPO Deputy Director General, Hasan Kleib, yang merupakan warga negara Indonesia. Partisipasi Indonesia dalam konferensi ini menunjukkan komitmen negara dalam pengembangan dan penerapan inovasi di bidang K3, serta kolaborasi internasional untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan produktif.
Kesimpulannya, partisipasi Prof. Fatma Lestari dalam konferensi WIPO di Jenewa merupakan langkah penting dalam upaya Indonesia untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja melalui inovasi teknologi dan kolaborasi global. Penerapan AI, VR, dan IoT diharapkan dapat berkontribusi signifikan dalam mengurangi angka kecelakaan kerja dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman di Indonesia.