Pariwisata Labuan Bajo Tumbuh Positif di Awal 2025, Didukung Penerbangan Internasional
Sektor pariwisata Labuan Bajo menunjukkan tren positif di awal tahun 2025, ditandai dengan peningkatan kunjungan wisatawan meskipun terdapat sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, didukung oleh penerbangan internasional langsung.

Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali menorehkan prestasi gemilang di sektor pariwisatanya. Pada awal tahun 2025, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) melaporkan pertumbuhan positif dalam jumlah kunjungan wisatawan. Hal ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk dibukanya penerbangan internasional langsung ke Labuan Bajo. Plt. Direktur Utama BPOLBF, Frans Teguh, memaparkan perkembangan terkini ini dalam konferensi pers di Labuan Bajo, Selasa.
Meskipun terdapat sedikit penurunan sekitar satu persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year), tren kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo tetap menunjukkan angka yang menggembirakan. Data mencatat sekitar 49.634 wisatawan mengunjungi Labuan Bajo hingga April 2025, sedikit di bawah angka 50.000 wisatawan pada periode yang sama di tahun 2024. Namun, Frans Teguh menekankan bahwa tren positif ini tetap terjaga dan optimistis akan terus meningkat.
Kehadiran penerbangan internasional langsung dari Malaysia dan Singapura menjadi salah satu faktor pendorong utama pertumbuhan ini. Penerbangan tersebut membawa wisatawan mancanegara untuk menikmati keindahan alam dan destinasi wisata yang ditawarkan Labuan Bajo. Hal ini semakin memperkuat posisi Labuan Bajo sebagai destinasi wisata kelas dunia.
Pertumbuhan Positif di Tengah Pergeseran Tren Wisata
Frans Teguh menjelaskan lebih lanjut mengenai komposisi pasar wisatawan Labuan Bajo. Lima pasar utama masih didominasi oleh wisatawan dari China, Indonesia, Amerika Serikat, Perancis, dan Swiss. Meskipun pasar konvensional seperti Eropa dan Amerika menunjukkan tren yang melandai, namun tetap stabil dalam hal kunjungan ke Labuan Bajo Flores. "Memang jika dibandingkan dengan periode yang sama, year on year ada penurunan sekitar satu persen," kata Frans Teguh, "tapi poin yang kami ingin sampaikan tren masih relatif baik."
Yang menarik, pertumbuhan kunjungan wisatawan di awal tahun 2025 ini tidak secara langsung berbanding lurus dengan peningkatan okupansi kamar hotel. Lebih dari 80 persen wisatawan memilih untuk menggunakan layanan live on board, yaitu tinggal di atas kapal selama perjalanan wisata. Kapal-kapal pinisi tradisional maupun kapal safari modern menjadi pilihan utama para wisatawan.
"Jadi ada paket yang ditawarkan operator-operator di Labuan Bajo lebih banyak mereka menghabiskan waktu di live on board," tambah Frans Teguh. Fenomena ini menunjukkan pergeseran tren wisata yang perlu diperhatikan oleh para pelaku bisnis pariwisata di Labuan Bajo.
Strategi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
BPOLBF mendorong para agen perjalanan wisata untuk menawarkan paket wisata yang lebih beragam, tidak hanya terfokus pada wisata bahari, tetapi juga mengeksplorasi destinasi wisata di darat Pulau Flores. "Ada baiknya kita lakukan perluasan kegiatan berwisata tidak hanya di laut tapi ke darat," ujar Frans Teguh. BPOLBF telah menyiapkan peta perjalanan wisata yang komprehensif untuk memudahkan wisatawan dalam merencanakan perjalanan mereka.
Upaya pengembangan destinasi wisata baru di Flores, khususnya di wilayah Manggarai hingga Alor, juga terus dilakukan. BPOLBF berkomitmen untuk meningkatkan pengelolaan destinasi-destinasi tersebut agar lebih nyaman dan menarik bagi wisatawan. Hal ini menunjukkan komitmen BPOLBF dalam mengembangkan pariwisata Labuan Bajo secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Dengan strategi pengembangan yang terarah dan dukungan dari berbagai pihak, sektor pariwisata Labuan Bajo diprediksi akan terus tumbuh positif di masa mendatang. Peningkatan kualitas layanan, diversifikasi produk wisata, dan pengelolaan destinasi yang berkelanjutan akan menjadi kunci keberhasilan dalam mempertahankan tren positif ini.