Partisipasi Pemilih Pilkada Kepri 2024 Rendah: Kejenuhan Politik dan Faktor Cuaca
Bawaslu Kepri menilai rendahnya partisipasi pemilih Pilkada 2024 disebabkan oleh kejenuhan politik, faktor cuaca, dan kurangnya daya tarik calon kepala daerah, dengan angka partisipasi hanya 54 persen.
![Partisipasi Pemilih Pilkada Kepri 2024 Rendah: Kejenuhan Politik dan Faktor Cuaca](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/08/140029.642-partisipasi-pemilih-pilkada-kepri-2024-rendah-kejenuhan-politik-dan-faktor-cuaca-1.jpg)
Tanjungpinang, 8 Februari 2024 - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengungkapkan rendahnya partisipasi pemilih dalam Pilkada Serentak 2024. Angka partisipasi pemilih hanya mencapai 54 persen, jauh di bawah angka 77 persen pada Pilkada 2019. Ketua Bawaslu Kepri, Zulhadril Putra, menunjuk beberapa faktor yang menyebabkan hal ini.
Kejenuhan Politik dan Faktor Lain Mempengaruhi Partisipasi Pemilih
Zulhadril menjelaskan, salah satu faktor utama adalah kejenuhan politik. Pemilu serentak yang meliputi pemilihan Presiden, Wakil Presiden, dan anggota legislatif, disusul Pilkada, membuat masyarakat merasa lelah dan kurang antusias untuk kembali ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).
"Pemilih mungkin jenuh setelah selesai memilih presiden-wakil presiden dan legislatif, lalu dilanjutkan memilih kepala daerah," ungkap Zulhadril dalam keterangan pers di Tanjungpinang.
Selain kejenuhan politik, faktor alam juga turut berperan. Curah hujan yang tinggi pada hari pencoblosan, 27 November 2024, menyebabkan banyak pemilih enggan datang ke TPS. Kondisi cuaca buruk ini jelas memengaruhi tingkat partisipasi.
Faktor lain yang tak kalah penting adalah daya tarik calon kepala daerah. Zulhadril menilai, kurangnya magnet dari para calon, terutama karena didominasi oleh figur yang sama, turut berkontribusi pada rendahnya angka partisipasi. "Itu yang kami kira beberapa faktor kenapa partisipasi pemilih di Kepri rendah," tambahnya.
Disparitas Partisipasi Pemilih Antar Kabupaten/Kota
Data dari tujuh kabupaten/kota di Kepri menunjukkan disparitas yang cukup signifikan. Natuna mencatatkan partisipasi tertinggi dengan angka 83,9 persen, sementara Kota Batam berada di posisi terendah dengan hanya 49 persen. Kondisi di Batam sangat berpengaruh pada angka keseluruhan Kepri, mengingat 50 persen Daftar Pemilih Tetap (DPT) terkonsentrasi di kota tersebut.
Total DPT Pilkada Kepri 2024 mencapai 1.559.727 orang. Rendahnya partisipasi di Batam, yang memiliki jumlah pemilih terbesar, secara signifikan menekan angka partisipasi keseluruhan Kepri.
Upaya Bawaslu dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih
Bawaslu Kepri mengklaim telah melakukan sosialisasi secara maksimal. Mereka menggandeng pengawas partisipatif dan media massa untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk perguruan tinggi, sekolah, organisasi kemasyarakatan, tokoh agama, dan masyarakat umum.
"Usai pilkada ini, kami akan terus meningkatkan pendidikan politik yang menyasar seluruh elemen masyarakat hingga ke lapisan paling bawah agar masyarakat makin cerdas menggunakan hak pilihnya sehingga partisipasi pemilih semakin meningkat," ujar Zulhadril.
Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesadaran politik masyarakat dan mendorong partisipasi yang lebih tinggi pada pemilihan mendatang. Bawaslu berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemilu dan pilkada di Kepri.
Kesimpulan
Rendahnya partisipasi pemilih dalam Pilkada Serentak 2024 di Kepri merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kejenuhan politik pasca Pemilu, cuaca buruk, dan kurangnya daya tarik calon kepala daerah menjadi beberapa penyebab utama. Bawaslu Kepri telah berupaya melakukan sosialisasi secara maksimal, dan akan terus meningkatkan pendidikan politik untuk meningkatkan partisipasi pemilih di masa depan.